"Kami ingin memodernisasi peralatan Badan SAR Nasional (Basarnas). Kalau hanya mengandalkan kekuatan petugas di lapangan, kinerja kami tidak maksimal. Kami membutuhkan peralatan teknologi modern," kata Kepala Basarnas Marsdya TNI FHB Soelistyo di Gunung Kidul, Rabu (17/2).
Ia mengatakan modernisasi peralatan bertujuan agar tenaga Basarnas yang terbatas tidak terkuras. Saat ini, peralatan yang sudah dalam pengadaan yakni Initial Provisioning Pesawat Helikopter Agusta AW 139, pesawat terbang tanpa awak atau "Unmanned Aerial Vehicle" (UAV), alat ROV atau pendeteksi benda bawah laut.
"Pengadaan peralatan modern ini supaya tenaga kami tidak terkuras. Yang terpenting hasilnya efektif," katanya.
Soelistyo mengatakan sumber daya manusia (SDM) Basarnas juga siap mengoperasikan peralatan modern yang ada. Setiap pembelian peralatan, Basarnas terlebih dulu menyiapkan SDM-nya supaya peralatan yang ada langsung dapat difungsikan. "Kami menyiapkan secara komprehensif dari pengadaan peralatan dan SDM satu paket," katanya.
Selain itu, kata dia, Basarnas memiliki peralatan sistem tampilan informasi penerbangan atau Flight Information Display System (FIDS) yang diambil dari radar-radar yang ada di Indonesia. Alat ini berbeda dengan Flightradar24 yang tidak mampu mendeteksi dini keberadaan pesawat.
Dengan FIDS, Basarnas dapat melihat gerakan pesawat setiap detik wilayah udara Indonesia sehingga dapat mendeteksi keberadaan pesawat dan kesiapannya. "Kami mengedepankan teknologi modern untuk mempermudah tugas anggota di lapangan," katanya.
Terkait penanganan bencana di Indonesia saat ini, Soelistyo mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan lintas institusi. Untuk aspek operasional SAR adalah BMKG yang memberikan informasi deteksi dini tentang ramalan cuaca. "Informasi BMGK masih ramalam 100 persen bisa tidak dan bisa terjadi, kami tidak mempermasalahkannya," katanya.
Credit REPUBLIKA.CO.ID