Selasa, 10 November 2015

AS: Rusia Yakin Bom Jadi Penyebab Pesawat Jatuh di Mesir



AS: Rusia Yakin Bom Jadi Penyebab Pesawat Jatuh di Mesir 
 Pesawat Airbus A321 Kogalymavia jatuh di Sinai tak lama setelah lepas landas dari kota resor Sharm al-Sheikh untuk menuju St. Petersburg, Rusia, menewaskan 224 penumpang dan kru. (Reuters/Peter Kovalev)
 
Jakarta, CB -- Komunikasi Rusia yang diintersepsi oleh badan intelijen Amerika Serikat menunjukkan bahwa Rusia yakin pesawat komersial Kagolymavia yang jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, pada 31 Oktober lalu jatuh karena bom.

Pernyataan oleh pejabat AS yang dekat dengan penyelidikan itu terungkap pada Senin (8/11), dan disebut merupakan salah satu petunjuk yang membuat AS menduga kuat bahwa alat peledak ditanam di Metrojet dengan nomor penerbangan 9286 itu. Pesawat Airbus A321 itu jatuh di Sinai tak lama setelah lepas landas dari kota resor Sharm al-Sheikh untuk menuju St. Petersburg, Rusia.

Keseluruhan 224 penumpang dan kru tewas ketika pesawat jatuh di wilayah gurun.

Mesir dan Rusia belum secara resmi mengumumkan penyebab kecelakaan, dan awalnya bahkan menyangkal dugaan intelijen Inggris dan AS soal bom yang diduga kuat menjatuhkan pesawat.


Setelah awalnya mengindikasi perjalanan ke Sham el-Sheikh akan berjalan normal, Rusia akhirnya pada pekan lalu menangguhkan penerbangan ke Mesir. Selama akhir pekan, Rusia mengevakuasi ribuan warganya yang terdampar di Sinai setelah penerbangan reguler banyak dibatalkan.

Beberapa hari kecelakaan itu, AS dan sumber pemerintah Inggris sudah mengindikasikan bahwa pesawat kemungkinan besar dibom.

Kelompok militan Mesir yang berafiliasi dengan ISIS, yang menyebut diri sebagai Provinsi Sinai mengaku bertanggung jawab atas kecelakaan itu. Serangan ini diklaim mereka sebagai pembalasan dendam atas serangan udara yang dilakukan Rusia di Suriah.

Kelompok ini telah memerangi tentara Mesir di Sinai, yang sebagian besar merupakan zona militer tertutup.

Sebuah sumber pemerintah AS mengatakan pada Senin bahwa baik Rusia maupun Mesir telah menerima tawaran dari FBI untuk membantu mereka dalam menyelidiki kecelakaan itu.

FBI telah menawarkan "bantuan forensik" dan layanan yang tidak ditentukan lain untuk kedua Rusia dan Mesir, kata juru bicara FBI Joshua Campbell.

Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond pada Senin mengatakan kepada CNN, “lebih mungkin daripada tidak, bahwa ada alat peledak di dalam pesawat,” dan bahwa ada kemungkinan besar ISIS terlibat.

Hanya analisis dari puing pesawat yang bisa menentukan apakah bom yang menjadi penyebab pesawat jatuh, kata Hammond. Ia juga mengatakan jika benar bom, maka kemungkinan itu adalah serangan yang diarahkan dari markas ISIS di Suriah atau dilakukan oleh seseorang yang teradikalisasi, dan semua kemungkinan harus diselidiki.

Kemungkinan bahwa operasi ISIS mampu menyusup ke Bandara Sharm al-Sheikh dan menanam bom di atas kapal pesawat komersial telah meningkatkan kekhawatiran di kalangan pejabat AS tentang bahaya yang ditimbulkan oleh cabang kelompok itu di Sinai.

Pejabat AS yang tak ingin  disebut namanya juga mengatakan bahwa diduga kuat seorang pekerja bandara mungkin telah menanam bom di pesawat Kogalymavia. Maskapai penerbangan AS selama bertahun-tahun telah menghindari terbang masuk atau keluar dari bandara Sharm al-Sheikh karena kekhawatiran lama tentang keamanan di fasilitas itu. Karenanya, Administrasi Keamanan Transportasi AS baru-baru ini tidak melakukan evaluasi keamanan di Bandara Sharm el-Sheikh.



Credit  CNN Indonesia