Ilustrasi pesawat maskapai United Airlines. (Getty Images)
Kameelah Rasheed dicegat saat hendak naik pesawat dan ditanyai selama lebih dari dua jam oleh agen FBI di Bandara Internasional Liberty Newark, membuat rencana liburannya ke Istanbul batal.
|
Telepon dan paspornya wanita kulit hitam ini disita dan dicecar pertanyaan seperti: "Kenapa terbang? Di mana tinggal di Istanbul? Dari mana uang untuk berlibur? Berapa harga tiket pesawat?"
Rasheed mengatakan, dia adalah satu-satunya penumpang yang memiliki identitas seorang Muslim, yaitu berjilbab. "Ini adalah upaya untuk mempermalukan dan mendiskriminasikan saya," kata Rasheed, dikutip The Independent, Kamis (26/11).
Sentimen anti-Islam kian meningkat di beberapa negara Barat usai serangan di Paris yang menewaskan 130 orang beberapa waktu lalu. Di Inggris bahkan, serangan terhadap umat Islam naik hingga 300 persen dalam sepekan.
Menurut Rasheed, kejadian Paris tidak meningkatkan Islamofobia di AS. Islamofobia di negara ini, kata dia, memang sudah sedari dulu tinggi. "Saya tidak mengira ada peningkatan Islamofobia usai serangan Paris. Saya kira Islamofobia tidak pernah hilang, bahkan menjadi lebih legal," kata Rasheed.
"Setelah 9/11, kalian bisa melakukannya (kejahatan terhadap Muslim) dan tidak ada yang akan menyalahkanmu. Dan sekarang setelah Paris, seakan seperti 'lihat apa yang mereka (Muslim) lakukan, berarti saya bisa memperlakukan mereka semau saya'. Tidak ada kemajuan," kata dia lagi.
Rasheed tidak jadi naik pesawat dan uang tiketnya dikembalikan. Dia mengaku tidak menyalahkan maskapai United Airlines yang telah mengupayakan pengembalian uang tiket, namun Rasheed takut naik pesawat dalam beberapa waktu ke depan.
Rasheed bukan Muslim satu-satunya yang diusir dari pesawat di AS. Sebelumnya pekan lalu empat orang berlogat Timur Tengah dikeluarkan dari pesawat Spirit Airlines. Alasannya, ada aduan dari penumpang lain soal aktivitas mencurigakan keempat orang tersebut, yang ternyata hanya membaca berita soal serangan Paris di ponsel mereka.
Ibrahim Hooper, juru bicara untuk Dewan Hubungan Islam-Amerika, mengatakan, "Sayangnya, saya kira hal seperti ini masih akan terjadi lagi dan lagi."
Credit CNN Indonesia