NATO menegaskan solidaritasnya kepada
Turki usai negara itu menembak jatuh jet Rusia yang dituding melanggar
batas wilayah mereka. (Reuters/Francois Lenoir)
Usai Turki menumbangkan jet Rusia, Selasa (24/11), NATO melakukan rapat darurat. NATO menyatakan berada di pihak Turki setelah mendapatkan hasil penilaian dari beberapa negara anggota. Salah satunya Amerika Serikat yang menegaskan Turki berhak melindungi batas wilayah mereka.
"Sebelumnya saya telah menyampaikan keprihatinan tentang kemungkinan dampak dari aksi militer Rusia dekat perbatasan NATO. Hal ini menekankan pentingnya memiliki dan mematuhi kesepakatan untuk menghindari insiden seperti ini di masa depan," kata Stoltenberg.
NATO, lanjut dia, menegaskan solidaritas pada Turki sebagai negara anggota. Sejak dibentuk tahun 1949, ke-28 negara NATO di Amerika Utara dan Eropa telah menyatakan akan membela secara militer jika ada anggotanya yang diserang.
"Seperti sebelumnya dengan jelas kami nyatakan, kami menegaskan solidaritas dengan Turki dan mendukung integritas wilayah sekutu NATO kami, Turki," ujar Stoltenberg.
Kendati tidak ada satupun yang membela aksi Rusia, namun banyak diplomat NATO menyayangkan tindakan Turki yang menurut mereka gegabah. Kepada Reuters, diplomat yang tidak disebut namanya mengatakan, Turki seharusnya tidak perlu menembak jet Rusia, namun mencegat dan mengawalnya keluar wilayah mereka.
"Ada cara lain untuk mengatasi insiden semacam ini," ujar diplomat NATO.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pesawat asing telah berkali-kali memasuki wilayah mereka. Sebelumnya, kata Erdogan, mereka telah mencoba menanganinya dengan kepala dingin demi mencegah insiden.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengomentari insiden itu berharap kedua negara dapat mengambil keputusan yang bisa meredakan ketegangan. "Dia (Ban) berharap peninjauan yang mendalam dan kredibel bisa mengklarifikasi insiden itu dan membantu mencegah peristiwa yang sama di masa depan," ujar juru bicara Ban, Stephane Dujarric.
Credit CNN Indonesia