MOSKOW – Pemerintah Rusia dilaporkan siap
membantu Kamboja untuk membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga
nuklir sesuai kesepakatan kedua negara yang ditandatangani pekan ini.
Laporan tersebut dibenarkan oleh Kepala Perusahaan Nuklir Rosatom, Sergei Kirienko, yang ikut terlibat dalam proyek kerjasama antara Rusia-Kamboja ini.
“Pemerintah Kamboja sedang mempertimbangkan konstruksi stasiun tenaga nuklir di masa depan. Karena itu, Rusia siap hadir dan membantu mewujudkan hal itu,” ujar Kirienko kepada wartawan di Moskow, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (27/11/2015).
“Kamboja hingga kini memang sangat bergantung pada bahan bakar dan listrik yang diimpor. Biaya listrik di negaranya bahkan termasuk yang paling mahal di Asia Tenggara. Oleh karena itu, penting bagi Kamboja untuk membangun fasilitasnya sendiri dan tidak impor lagi,” lanjutnya.
Kesepakatan antara Pemerintah Kamboja dan Rusia ini terjadi ketika Perdana Menteri (PM) Rusia Dmitry Medvedev mengunjungi Kamboja pada pekan ini.
Menurut ketentuan kesepakatan tersebut, Rusia akan menyediakan tenaga ahli, para peneliti, dan menggelar pelatihan bagi pekerja-pekerja di Kamboja untuk mewujudkan stasiun tenaga nuklir itu.
“Mungkin yang paling baik adalah memulai dengan membangun reaktor riset dan pusat penelitian di Kamboja,” imbuh Kirienko.
“Semua negara berkembang sekarang sedang menghadapi isu utama, yaitu bagaimana membuat perkembangan untuk menciptakan sumber yang terpercaya, murah, dan jaminan sumber energi yang bagus,” tambahnya.
Laporan tersebut dibenarkan oleh Kepala Perusahaan Nuklir Rosatom, Sergei Kirienko, yang ikut terlibat dalam proyek kerjasama antara Rusia-Kamboja ini.
“Pemerintah Kamboja sedang mempertimbangkan konstruksi stasiun tenaga nuklir di masa depan. Karena itu, Rusia siap hadir dan membantu mewujudkan hal itu,” ujar Kirienko kepada wartawan di Moskow, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (27/11/2015).
“Kamboja hingga kini memang sangat bergantung pada bahan bakar dan listrik yang diimpor. Biaya listrik di negaranya bahkan termasuk yang paling mahal di Asia Tenggara. Oleh karena itu, penting bagi Kamboja untuk membangun fasilitasnya sendiri dan tidak impor lagi,” lanjutnya.
Kesepakatan antara Pemerintah Kamboja dan Rusia ini terjadi ketika Perdana Menteri (PM) Rusia Dmitry Medvedev mengunjungi Kamboja pada pekan ini.
Menurut ketentuan kesepakatan tersebut, Rusia akan menyediakan tenaga ahli, para peneliti, dan menggelar pelatihan bagi pekerja-pekerja di Kamboja untuk mewujudkan stasiun tenaga nuklir itu.
“Mungkin yang paling baik adalah memulai dengan membangun reaktor riset dan pusat penelitian di Kamboja,” imbuh Kirienko.
“Semua negara berkembang sekarang sedang menghadapi isu utama, yaitu bagaimana membuat perkembangan untuk menciptakan sumber yang terpercaya, murah, dan jaminan sumber energi yang bagus,” tambahnya.
Credit okezone