Senin, 30 November 2015

Putin: Rusia Akan Tetap Kerja Sama dengan AS di Suriah


Putin: Rusia Akan Tetap Kerja Sama dengan AS di Suriah  
Dalam pertemuan dengan Presiden Perancis, Francois Hollande, Putin sebenarnya masih geram dengan tindakan Turki yang dianggap sebagai pengkhianatan dari negara sahabat. (Reuters/Alexander Zemlianichenko/Pool)
 
Jakarta, CB -- Presiden Vladimir Putin memastikan bahwa Rusia akan tetap berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk memerangi ISIS di Suriah. Namun, kerja sama tersebut akan terancam jika insiden semacam penembakan jet Rusia oleh Turki terus terulang.

Dalam pertemuan dengan Presiden Perancis Francois Hollande, Putin sebenarnya masih geram dengan tindakan Turki yang dianggap sebagai pengkhianatan dari negara sahabat.

Jet Su-24 Rusia ditembak jatuh oleh militer Turki karena dianggap melanggar batas wilayah saat sedang melakukan misi penggempuran ISIS di dekat perbatasan Suriah. Namun, Rusia tetap mengatakan bahwa pesawat tersebut tak pernah memasuki wilayah Turki.

Kendati perseteruan terus bergulir, Putin memastikan akan terus mengintensifkan serangannya terhadap ISIS dan bekerja sama dengan Perancis. Ia pun melihat ini sebagai bagian untuk menciptakan koalisi lebih luas yang melibatkan Rusia dan negara-negara Barat.


"Kami siap untuk bekerja sama dengan koalisi pimpinan AS. Namun tentu saja, insiden seperti penghancuran pesawat dan kematian pasukan kami, sama sekali tidak dapat diterima," katanya setelah bertemu dengan Hollande di Moskow, Jumat (27/11).

Putin pun menegaskan bahwa jika insiden serupa terjadi, Rusia tidak akan lagi membutuhkan kerja sama dengan koalisi manapun.

"Kami tegaskan bahwa tidak akan ada pengulangan (insiden tersebut). Jika tidak, kami tidak membutuhkan kerja sama dengan siapapun, koalisi manapun, negara manapun," ucap Putin.

Dalam pertemuan tersebut, Putin menggarisbawahi kesiapan Rusia untuk bekerja sama dengan Perancis, baik itu secara bilateral maupun dalam kerangka koalisi pimpinan AS.

"Kami membicarakan mengenai wilayah mana yang dapat diserang dan mana yang sebaiknya dihindari agar tak diserang, berbicara tentang pertukaran informasi dan berbagai hal, dan koordinasi aksi kami di apa yang disebut medan perang," tutur Putin.

Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius, juga mengatakan bahwa Rusia meminta negaranya untuk menggambarkan peta pasukan yang membedakan tentara bukan teroris dan ISIS.

"Mereka berkomitmen tidak akan mengebom tempat itu jika kami sudah memberikan petanya," kata Fabius.

Menunjukkan keseriusannya untuk bekerja sama dengan negara-negara Barat, Putin pun mengatakan bahwa ia sudah memberikan detail rencana terbang jet yang ditembak jatuh oleh Turki pekan ini.

"Mengapa kami memberikan informasi ini kepada Amerika? Agar dapat terlihat, apakah mereka tidak mengontrol apa yang diperbuat oleh sekutunya, atau mereka akan menyebarkan informasi ini ke segala pihak," katanya.

Credit  CNN Indonesia