Senin, 30 November 2015

Jerman berencana kerahkan 1.200 tentara lawan ISIS


Jerman berencana kerahkan 1.200 tentara lawan ISIS
Tentara bersenjata pasukan Jerman dengan batalion infanteri ke 371 mengambil posisi dengan peluncur roket anti tank MILAN saat hari media di barak Marienberg, Selasa (10/3). Balation Infanteri ke 371 merupakan bagian dari Pasukan Tanggap NATO (NRF) dan Satuan Tugas Gabungan Kesiapan Sangat Tinggi (VJTF). (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Dari sudut pandang militer, sekitar 1.200 tentara diperlukan untuk menjalankan pesawat dan kapal. Pengerahan pasukan akan dilakukan segera setelah amanat diperoleh."
Berlin (CB) - Jerman berencana mengerahkan 1.200 tentara untuk membantu Prancis memerangi kelompok bersenjata Negara Islam (ISIS), yang akan menjadi penempatan militer terbesarnya di luar negeri.

"Dari sudut pandang militer, sekitar 1.200 tentara diperlukan untuk menjalankan pesawat dan kapal. Pengerahan pasukan akan dilakukan segera setelah amanat diperoleh," kata kepala militer Jerman Jenderal Volker Wieker kepada harian "Bild am Sonntag", lapor AFP.

"Pemerintah akan memberikan amanat pada tahun ini," kata dia.

Pada Kamis, Berlin menawarkan bantuan kepada Prancis berupa jet pengintai Tornado, pengisian bahan bakar, dan citra satelit dalam pertempuran melawan IS.

Sekitar empat hingga lima jet Tornado akan dikerahkan untuk mengirim foto daratan, bahkan dalam cuaca buruk dan saat malam hari, kata Wieker.

Saat ditanya mengapa Jerman tidak ikut dalam serangan udara langsung, Wieker menjawab bahwa koalisi telah memiliki kekuatan cukup berarti terkait pertempuran.

"Yang diperlukan adalah pengintaian di tanah, sehingga pasukan dapat ditempatkan secara efektif. Jet Tornado kami dapat sangat membantu dalam hal itu," kata dia.

Pembicaraan dengan Turki dan Yordania sedang berlangsung terkait penempatan pesawat di Incirlik, yang seperti Amman, menjadi markas jet Amerika Serikat.

Wieker membantah keras kritik yang menyatakan bahwa Jerman memilih tugas paling tidak berbahaya.

"Tuduhan itu tidak bisa dibenarkan. Apa bedanya ketika anda menerbangkan pesawat pengebom atau pesawat pengintai di wilayah yang sama? Tingkat ancaman dan bahayanya sama," katanya.

Jerman pascaperang enggan mengirim pasukan ke luar negeri meskipun bergabung dengan tugas pimpinan PBB di Balkan dan NATO di Afghanistan.

Jerman tidak ambil bagian dalam serangan udara terhadap IS di Suriah dan Irak, yang sebagian besar telah dilakukan penerbang-penerbang AS dan Prancis.

Setelah pekan lalu Prancis meminta sebuah klausul yang mengharuskan negara-negara anggota Uni Eropa memberikan bantuan militer usai serangan di Paris, Jerman segera mengumumkan keikutsertaannya dalam pertempuran di Suriah.

Credit  ANTARA News