MOSKVA – Masih tersisa dendam di lubuk hati
Kapten Konstantin Murakhtin, terkait insiden-Sukhoi Su-24 milik Rusia
yang sebelumnya ditembak jatuh F-16 Turki dan pilotnya, Letkol Oleg
Peshkov ditembaki pemberontak Suriah saat tengah menyelamatkan diri
dengan parasut.
Murakhtin, kopilot Sukhoi yang selamat dari insiden itu, ingin segera kembali ke kokpit pesawat dan membuat perhitungan, demi membalas kematian Peshkov yang juga komandannya.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu Sukhoi Su-24 Rusia ditembak jatuh F-16 Turki, lantaran dianggap melanggar kedaulatan udara Turki.
Pilot dan kopilot sempat berusaha menyelamatkan diri dengan melontarkan diri dari kokpit dan melayang di udara dengan parasut.
Murakhtin, kopilot Sukhoi yang selamat dari insiden itu, ingin segera kembali ke kokpit pesawat dan membuat perhitungan, demi membalas kematian Peshkov yang juga komandannya.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu Sukhoi Su-24 Rusia ditembak jatuh F-16 Turki, lantaran dianggap melanggar kedaulatan udara Turki.
Pilot dan kopilot sempat berusaha menyelamatkan diri dengan melontarkan diri dari kokpit dan melayang di udara dengan parasut.
Akan tetapi ketika masih di udara dengan parasutnya, mereka
ditembaki dengan senapan mesin pemberontak Suriah. Peshkov tewas,
sementara Murakhtin selamat.
“Saya tak sabar untuk kembali – saya masih punya utang untuk dipenuhi (balas dendam) kepada komandan (Peshkov),” seru Murahktin, seperti dikutip Daily Star, Jumat (27/11/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Murakhtin juga membantah klaim Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di mana Angkatan Udaranya dikatakan sudah memberi 10 kali peringatan sebelum Sukhoi Rusia ditembak jatuh.
“Tidak ada peringatan, baik yang disampaikan (Turki) lewat radio maupun secara visual. Tak ada kontak sama sekali dari militer Turki. Kami juga tak melanggar wilayah Turki,” lanjutnya.
“Jika mereka ingin memperingatkan kami, semestinya jet mereka menampakkan diri dengan terbang di jalur paralel. Tapi tak ada kontak dan tiba-tiba sebuah misil mengenai ekor pesawat kami,” tandas Murakhtin.
“Saya tak sabar untuk kembali – saya masih punya utang untuk dipenuhi (balas dendam) kepada komandan (Peshkov),” seru Murahktin, seperti dikutip Daily Star, Jumat (27/11/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Murakhtin juga membantah klaim Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di mana Angkatan Udaranya dikatakan sudah memberi 10 kali peringatan sebelum Sukhoi Rusia ditembak jatuh.
“Tidak ada peringatan, baik yang disampaikan (Turki) lewat radio maupun secara visual. Tak ada kontak sama sekali dari militer Turki. Kami juga tak melanggar wilayah Turki,” lanjutnya.
“Jika mereka ingin memperingatkan kami, semestinya jet mereka menampakkan diri dengan terbang di jalur paralel. Tapi tak ada kontak dan tiba-tiba sebuah misil mengenai ekor pesawat kami,” tandas Murakhtin.
Credit okezone