Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso menuturkan, PT Dirgantara Indonesia memiliki pelanggan dari Korea Selatan dan Malaysia. Kedua negara itu dinilai sangat rutin memeriksa pesawat jenis 1235 kepada PT DI. Tak hanya itu, Uni Emirat Arab juga melakukan pemeriksaaan pesawat ke PT DI.
"Pelanggan kami dari luar negeri yang dimaintenance oleh PT DI seperti Malaysia dan Korea Selatan. Mereka sangat efektif melakukan pemeriksaan maintanance pesawat 1235 mereka. Ini sesuatu perjalanan PT DI terutama pada saat PT DI mengalami masa susah, PT DI tidak bisa mensupport pelanggannya," ujar Budi, di Bandung, Rabu (25/11/2015).
"Ketidakpercayaan TNI AU memang menjadikan permasalahan bagi kami, namun tidak apa-apa. Saat perjalanan antara PT DI dalam masa yang susah tidak dapat membantu pemerintah. Kemampuan PT DI sudah jauh berbeda dari 5-10 tahun lalu," kata Budi.
Selain itu, Budi juga menjelaskan, pesawat super puma yang diproduksi tahun 96 itu dibeli oleh TNI AU dan pemerintah Indonesia ke PT DI. Akan tetapi di dalam kontrak tersebut tertulis, kalau kontrak tersebut berlaku jika pemerintah Indonesia mempunyai anggaran.
"Kontrak tersebut berlaku jika pemerintah Indonesia mempunyai anggaran dan kalau uang itu diberikan semua kepada anggaran semua pesawat akan cepat selesai,"tambah dia.
PT DI menyelesaikan super puma, walau pun jarak waktu antara kontrak dengan realisasi pembuatan cukup jauh.Dengan bantuan pemerintah dan BUMN menjadi kekuatan bagi PT Dirgantara Indonesia. "Akhir-akhir ini dengan bantuan pemerintah dan BUMN, PT DI semakin kuat, dan jauh dari kemampuan pada saat 5 dan 10 tahun lalu," kata dia.
Credit Liputan6.com