CB — Sebuah
penyelidikan dilakukan untuk mengungkap bagaimana ISIS bisa mendapatkan
banyak kendaraan operasional merek Toyota, seperti pikap Hilux dan Land
Cruiser.
Mobil-mobil tersebut muncul dalam video propaganda konvoi kelompok
teror ISIS di Irak, Suriah, dan Libya, dengan bersenjata lengkap.
"Sayangnya, justru sebagai besar merek Toyota Land Cruiser dan Hilux menjadi bagian dari brand ISIS," ujar mantan Duta Besar AS untuk PBB, Mark Wallace, sekaligus CEO Penentang Kelompok Ekstrem (CEP), dikutip ABC News.
Sementara pihak Toyota mengklaim tidak tahu bagaimana produknya bisa berada di tangan kelompok ISIS.
Juru bicara Toyota, Ed Lewis, mengatakan kepada CNN, pihaknya tidak mungkin mengontrol semua kendaraan baik yang dicuri maupun dijual kembali oleh pihak ketiga.
Menurut dia, Toyota memiliki kebijakan yang ketat agar tidak
menjual kendaraan kepada pembeli yang berpotensi dapat menggunakan atau
memodifikasi produknya untuk kegiatan paramiliter atau teroris.
"Kami memiliki prosedur dan komitmen kontrak di tempat untuk
mencegah produk kami disalahgunakan untuk keperluan militer yang tidak
sah," tegasnya.
Lewis menambahkan bahwa penyelidikan terhadap Toyota merupakan
pengembangan dari penyelidikan Departemen Keuangan AS terhadap sumber
dana penyokong ISIS.
"Kami yakin Departemen Keuangan AS telah melakukan tinjauan meluas
terkait pasokan barang ke Timur Tengah, termasuk lembaga keuangan,
produsen, dan perusahaan energi," paparnya.
Duta Besar Irak untuk AS, Lukman Faily, mengatakan kepada ABC News bahwa pemerintahnya percaya ISIS telah mengakuisisi ratusan produk baru Toyota dalam beberapa tahun terakhir.
"Ini adalah pertanyaan yang telah kita tanyakan kepada (negara)
tetangga. Dari mana asalnya ratusan mobil 4WD keluaran terbaru yang
mereka gunakan saat ini?" tanyanya.
Selain itu, dalam video tersebut, pihak ISIS juga memperlihatkan
beberapa kendaraan merek lain dalam jumlah kecil, seperti Mitsubishi,
Hyundai, dan Isuzu.
Meski demikian, Departemen Keuangan AS tidak bersedia berkomentar
terkait perusahaan lain yang terlibat dalam penyelidikan mereka.
Namun, mereka tetap akan menelusuri sumber dana ISIS untuk menggerakkan organisasinya.
"Sejalan dengan pendekatan seperti sebelumnya, kami bekerja sama
dengan mitra asing dan para pemangku kepentingan di seluruh dunia untuk
memahami setiap aktivitas keuangan dan ekonomi ISIS," pungkasnya.
Credit KOMPAS.com