Kamis, 03 September 2015

Audit Alutsista, Ditemukan Banyak Kekurangan dan Kerusakan


Audit Alutsista, Ditemukan Banyak Kekurangan dan Kerusakan  
Para anggota korps marinir TNI AL melakukan defile material tempur saat pengangkatan Menhan Ryamizard Ryacudu sebagai warga kehormatan ke-34 korps marinir TNI AL di lapangan Apel Hartono Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta, Selasa, 9 November 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
 
 
Jakarta, CB -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mulai mengaudit alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia. Rabu (2/9), Ryamizard mengecek kondisi dan jumlah alutsista yang dimiliki Komando Pasukan Khusus, Batalyon Kavaleri 1 Cijantung dan Batalyon Infanteri 201 Jaya Yudha.

Dalam inspeksi tersebut terkuak sejumlah alutsista tidak dapat berfungsi maksimal karena mengalami kerusakan dan tidak dilengkapi dengan persenjataan yang memadai. Selain itu, beberapa proyek pengadaan alutsista juga belum terlaksana seluruhnya.

Komandan Yonkav 1 Cijantung, Mayor Andre Henry Mensangi mengatakan institusinya saat ini baru memiliki 12 tank leopard. Padahal, TNI dan Kemhan awalnya menargetkan Yonkav yang bermarkas di Jakarta Timur itu akan mengoperasionalkan 48 tank buatan Jerman tersebut.

Yonkav 1 Cijantung hanya memiliki tiga tank transporter untuk mengangkut tank leopard.  Sementara itu, sebanyak sembilan tank scorpion yang ditempatkan di batalyon ini sedang menjalani rehabilitasi.

"Kami juga kekurangan 11 garasi. Nanti akan dibangun di kompi markas. Anggarannya kami ajukan di RKA (Rencana Kerja Anggaran) tahun 2016," ucap Andre.

Andre pun bertutur, batalyonnya ditargetkan akan mendapatkan dua tank leopard tipe 2A4 dan 2ARI tahun depan.

Kerusakan dan kekurangan jumlah sejumlah jenis peralatan tempur juga terjadi pada Kopassus dan Yonif 201 Jaya Yudha.

Menyikapi hal ini, Ryamizard meminta para prajurit tidak hanya berdiam menanti datangnya alutsista baru dan dana perawatan tapi berinovasi untuk menghindari pengeluaran anggaran.

"Di bawah memang banyak kesulitan yang dihadapi. Kita beli yang triliunan, kenapa tidak membeli yang Rp 200 juta atau Rp 400 juta saja. Kalau seperti itu, semua akan saya bantu," ungkapnya.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan, Marsda Muhammad Syaugi, mengatakan pemerintah belum menentukan jumlah anggaran pertahanan untuk tahun 2016. "Saat ini belum diputuskan oleh pemerintah, anggarannya berapa. Kami ingin membeli secepatnya. Penetapan dari Bappenas belum keluar," ucapnya.

Syaugi berkata, melemahnya rupiah atas dollar amerika serikat sangat mempengaruhi anggaran pertahanan tahun depan. "Sedang dihitung, dollar berapa dan berapa kemampuan negara," tuturnya.


Credit  CNN Indonesia