Rabu, 05 Agustus 2015

Koloni Lebah Punya Sistem Vaksinasi Sendiri Hadapi Penyakit

Koloni Lebah Punya Sistem Vaksinasi Sendiri Hadapi Penyakit
sxc.hu
 
  CB, Jakarta: Rahasia sistem vaksinasi yang dimiliki para lebah akhirnya terungkap. Tim peneliti gabungan dari Arizona State University, University of Helsinki, University of Jyvaskyla, dan Norwegian University of Life Sciences mengetahuinya setelah mempelajari protein dalam darah lebah yang dikenal sebagai vitellogenin. Protein ini berperan penting dalam sistem perlindungan para bayi lebah menghadapi penyakit.

Selama ini tak diketahui bagaimana cara lebah mentransfer imunitas kepada para keturunan mereka. Temuan para peneliti itu didapat berdasarkan riset dasar selama 15 tahun terhadap vitellogenin. “Ternyata cara vaksinasi yang mereka lakukan sangat sederhana dengan melalui proses makan,” ujar Gro Amdam, peneliti dari School of Life Sciences di Arizona State University seperti ditulis laman Sciencedaily, 31 Juli 2015.

Koloni lebah biasanya memiliki satu ratu lebah. Dia jarang sekali meninggalkan sarangnya sehingga para lebah pekerjalah yang membawakan makanan untuknya. Lebah-lebah pekerja itu bisa saja tak sengaja mengambil mikroba dari lingkungan tempat mereka mengumpulkan tepung sari dan nektar.

Di sarang, para lebah menggunakan tepung sari untuk membuat royal jelly, makanan khusus untuk sang ratu. Makanan itu juga berisi bakteri yang tak sengaja terbawa tadi. Setelah sang ratu memakannya, bakteri ikut dicerna dan ditransfer ke organ tubuh yang fungsinya mirip hati. Potongan-potongan bakteri tersebut lalu menyatu dengan vitellogenin. Protein itu kemudian ikut terangkut bersama darah ke telur-telur yang sedang berkembang.

Proses inilah yang membuat para bayi lebah mendapatkan vaksinasi. Efeknya adalah sistem imunitas mereka lebih baik untuk menghadapi penyakit di lingkungan sekitar saat mereka lahir. Dalial Freitak, peneliti dari University of Helsinski, mengaku sangat puas berhasil mengungkap proses vaksinasi yang dikembangkan lebah. “Setelah 10 tahun berlalu rasanya aku seperti menemukan kepingan penting dari puzzle. Rasanya luar biasa.”

Meski lebah sudah memvaksin para keturunannya, masih banyak patogen yang mematikan dan serangga tak sanggup melawannya. Temuan yang didapat Amdam dan koleganya membuka peluang untuk membuat vaksin alami yang bisa dimakan untuk serangga. “Kami berusaha membuat vaksin yang aman dan memberikannya ke koloni lebah melalui cairan yang bisa mereka makan,” kata Freitak.

Serangga, termasuk lebah, membantu tanaman berkembang biak melalui proses penyerbukan. Namun mereka menghadapi masalah serius akibat berbagai penyakit di lingkungan. Salah satu penyakit mematikan adalah American Foul Brood yang menyebar cepat dan menghancurkan koloni lebah. Bakteri menyebar dan menginfeksi larva lebah setelah serangga itu memakan nektar yang terkontaminasi spora. Dalam kondisi inilah vaksin baru bagi lebah menjadi sangat penting.

Dalam enam dekade terakhir, populasi koloni ternak lebah di Amerika Serikat menyusut dari enam juta pada 1947 menjadi tinggal 2,5 juta saat ini. Selain penyakit, koloni lebah juga terancam oleh pestisida, hama, patogen, dan masalah nutrisi. Jika populasi lebah terus menyusut, masalah kelangsungan hidup tanaman kian parah yang bisa berdampak pada ketahanan pangan.

Credit  TEMPO.CO