PT Panca Amara Utama merupakan anak usaha dari PT Surya Esa Perkasa Tbk, pengolah LPG pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pabrik amonia akan dibangun di lahan seluas 192 hektar dengan investasi US$ 830 juta atau sekitar Rp 11,2 triliun (asumsi kurs Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat) itu merupakan komitmen perseroan untuk mendukung kebijakan pemerintah terhadap peningkatan nilai tambah sumber daya alam Indonesia, terutama pemanfaatan gas bumi sebagai bahan baku utama pembuatan amonia.
Selain melakukan groundbreaking pabrik amonia milik PAU, Jokowi juga meresmikan Mega Proyek Pertamina Terintegrasi yang termasuk Central Processing Plant yang dikelola oleh JOB Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi, pengapalan perdana kargi PT Donggi-Senoro LNG, dan pengoperasian lapangan gas GG Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE-ONWJ).
Presiden Direktur PT Panca Amara Utama, Garibaldi Thohir menuturkan groundbreaking pabrik amonia yang dilakukan oleh Jokowi menjadi bukti kehadiran pabrik ini memiliki peran penting dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya industri manufaktur nasional.
"Kami bersyukur kegiatan groundbreaking berjalan lancar. Semoga pembangunan pabrik amonia ini akan selesai tepat waktu dan dapat memberikan kontribusi positif bagi ekonomi Indonesia, khususnya di Sulawesi dan Indonesia bagian timur," ujar Garibaldi dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (3/8/2015).
Garibaldi menjelaskan, pabrik yang dibangun PT Panca Amara Utama ini akan memproduksi amonia, senyawa kimia yang digunakan dalam pembuatan pupuk, bahan peledak, asam dan produk petrokimia lainnya.
Pabrik ini berkapasitas produksi amonia sebesar 700 ribu ton per tahun. Pasokan gas bumi berasal dari blok Senoro-Toili yang dioperasikan oleh JOBPMTS sebesar 55 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Dalam pembangunan proyek itu, PT Panca Amara Utama menggandeng PT Rekayasa Industri, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai kontraktor utama.
Pabrik PAU akan menggunakan teknologi amonia di dunia yaitu KBR Reforming Exchanger System (KRES) dan purifier dari Kellogg Brown and Root (Houston, Amerika Serikat) menggunakan energi dengan sangat efisien. Teknologi ini merupakan aplikasi yang pertama di Asia, dan akan menempatkan Indonesia di baris terdepan dalam produksi amonia di dunia.
"Produksi amonia dari pabrik di kabupaten Banggai ini merupakan inisiatif lokal dan dikerjakan oleh kontraktor nasional. Proyek ini akan menjadi hasil karya putra putri Indonesia dengan mengoptimalkan sumber daya alam nasional," kata Garibaldi.
Sebelumnya PT Panca Amara Utama telah mendapatkan pendanaan pinjaman sindikasi sebesar US$ 509 juta pada 2014. Pinjaman sindikasi itu dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC) beserta dengan 7 bank internasional.
Credit Liputan6.com