Rabu, 12 Agustus 2015

Dominasi Bahasa Inggris Bakal Runtuh di Internet


Dominasi Bahasa Inggris Bakal Runtuh di Internet  
Dominasi bahasa Inggris diprediksi akan dikalahkan oleh bahasa lokal di internet (reuters/Toru Hanai)
 
 
Jakarta, CB -- Bahasa Inggris, bahasa yang memiliki jumlah penutur paling banyak di dunia, kemungkinan besar akan dikalahkan oleh bahasa lokal dalam dunia internet.

Sebuah riset menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet yang menggunakan bahasa lokal ketika menjelajahi internet kian meningkat. Berdasarkan hasil penelitian dari Internet and Media Association of India, penggunaan bahasa lokal India seperti Hindi, Tamil, dan Marathi, semakin bertambah.

Faktor-faktor penyebab fenomena ini diantaranya adalah beredarnya berbagai jenis ponsel pintar dengan harga terjangkau, sehingga orang-orang dari semua kalangan, bahkan yang berada di kawasan pedesaan pun, dapat mengakses internet dengan mudah.


Faktor lain adalah banyaknya konten atau isi dari wacana-wacana di internet yang kini banyak tersedia di bahasa-bahasa lokal tersebut. Namun demikian, konten atau isi dari wacana tersebut kebanyakan berasal dari wacana berbahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa lokal.

Meskipun pengguna bahasa Inggris juga ada di India, jumlah pengguna bahasa lokal jauh melebihi pengguna bahasa Inggris di negara tersebut. Sekitar 88 persen dari populasi India merupakan penutur bahasa lokal, dengan hanya 22 persen dari populasi yang berbicara bahasa Inggris.

Sejauh ini, media seperti koran, majalah, dan acara televisi tetap menggunakan bahasa lokal. Jika media kebanyakan menggunakan bahasa lokal, tidak ada alasan internet di India akan berganti menggunakan bahasa Inggris.

Dikutip dari situs Wall Street Journal, sekitar 47 persen dari populasi India yang sebesar 269 juta orang mengkonsumsi wacana di Internet yang menggunakan bahasa lokal India.

Apabila hal ini terus berlanjut, bukannya tidak mungkin bahasa lokal tersebut dapat menggantikan bahasa Inggris sebagai bahasa yang paling banyak digunakan di dunia internet.
Credit  CNN Indonesia