Kamis, 02 April 2015

Kereta Supercepat Jakarta-Bandung, Digarap Jepang Atau Tiongkok?



 
Shutterstock Kereta cepat Jepang, Shinkansen.


JAKARTA, CB - Rencana pembangunan Kereta Supercepat Jakarta-Bandung jadi rebutan Jepang dan Tiongkok. Hal itu terbukti setelah pemerintah meneken kesepakatan bersama dengan Tiongkok saat kunjungan Presiden Jokowi pekan lalu.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, meski sudah ada komitmen baik Jepang maupun Tiongkok, pemerintah masih menunggu hasil studi kajian proyek kereta super cepat tersebut.
"Masih kajian, belum ada perkembangan, prosesnya itu berjalan. Jadi pada sisi yang sama kita bisa mempertimbangkan kedua kajian Jepang dan Tiongkok. Jepang hampir selesai (kajiannya)," ujar Franky di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Sementara itu terkait komitmen kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok terkait kereta supercepat tersebut, Franky mengatakan bahwa itu kerjasama antara BUMN Tiongkok dan BUMN Indonesia.
"Yang penting negara merestui, kan BUMN harus di depan (dalam pembangunan). Kalau soal infrastruktur, listrik, pelabuhan, bandara dan lain-lain," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin ada Shinkansen, alias kereta supercepat seperti yang ada di Jepang, bisa beroperasi di Indonesia. Presiden pada hari terakhir kunjungannya ke Jepang bahkan sempat menaiki Shinkansen dari Stasiun Tokyo ke Nagoya, untuk berkunjung ke pabrik Toyota Machimoto yang berjarak 353 km.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan bahwa Proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung atau shinkansen bisa diputuskan tahun ini usai studi yang dilakukan Tiongkok rampung.
“Tapi apakah akan menggandeng China atau Jepang, tergantung studi ini,” kata dia.


Credit  KOMPAS.com