Muslim di Selandia Baru menunaikan shalat Jumat perdana sejak penembakan.
CB,
ANKARA -- Pemerintah Selandia Baru akan menjamin keamanan dan
kesalamatan setiap warga Muslim di negaranya pascainsiden penembakan dua
masjid di Christchurch pada Jumat pekan lalu. Sebanyak 50 orang
meninggal dalam insiden tersebut.
"Memastikan komunitas Muslim di Selandia Baru merasa aman adalah
fokus khusus," kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters
dalam pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul,
Turki, Jumat (22/3), dikutip laman
Sputnik.
OKI
telah menggagas pertemuan darurat untuk membahas merebaknya fenomena
Islamofobia, termasuk insiden penembakan di Christchurch. Pertemuan
digagas oleh Turki.
Umat
Muslim di Christchurch telah menunaikan shalat Jumat perdana sejak
peristiwa penembakan brutal pekan lalu. Warga Selandia Baru turut
menghadiri prosesi shalat yang digelar di Hagley Park sebagai bentuk
solidaritas terhadap Muslim.
Perdana Menteri Selandia Baru
Jacinda Ardern juga turut hadir di sana dengan mengenakan pakaian serba
hitam. Dia sempat memberi pidato dan mengawalinya dengan mengucapkan
salam.
Dalam pidatonya, Ardern mengutip perkataan Nabi
Muhammad SAW, yakni orang-orang yang beriman dalam kebaikan, belas
kasih, dan simpati seperti satu kesatuan tubuh. "Ketika ada bagian tubuh
yang sakit, maka seluruh tubuh merasakan sakit. Selandia Baru berduka
dengan para korban, kita adalah satu," ujarnya.
Sebanyak
50 orang meninggal dalam insiden penembakan di dua masjid di
Christchurch pada Jumat pekan lalu. Peristiwa itu juga menyebabkan
puluhan lainnya mengalami luka-luka. Ardern menyebut insiden tersebut
sebagai kejadian terkelam di negaranya.