Petisi Muslim Christchurch meminta dana lebih baik untuk etnis Uighur.
CB, CHRISTCHURCH
– Jaringan wanita Muslim Christchurch meminta Pemerintah Selandia Baru
mengembalikan dana sumbangan dari Cina untuk korban terorisme di
Christchurch.
Alasannya, jaringan wanita Muslim
beranggapan sumbangan sekitar 2 juta dolar Amerika Serikat (AS) itu
lebih baik diberikan pada etnis Uighur dan minoritas Muslim di negara
tersebut.
Seperti dilansir di
Newshub pada Selasa (26/3), saat
terjadi aksi terorisme pada 15 Maret lalu, Wali Kota Auckland, Phil Goff
menghadiri acara makan malam untuk delegasi dari Teochew International
Federation, termasuk Cina.
Dalam acara tersebut,
para delegasi berjanji menyumbangkan hampir 500 ribu dolar AS kepada
para koran. Jumlah sumbangan terus bertambah hingga mencapai 2,1 juta
dolar AS.
Salah satu donatur adalah pengusaha
kontroversial Zhang Yikun yang terkenal karena keterlibatannya dalam
perselisihan antara politikus Selandia Baru, Jami-Lee Ross dan Partai
Nasional.
Goff memberikan donasi itu pada Yayasan Christchurch,
Our People, Our City.
Goff menyebut sumbangan itu sebagai gerakan kepedulian kepada masyarakat Christchurch dan komunitas Muslim di Selandia Baru.
Namun,
Jaringan Kepemimpinan Khadija menyerukan agar sumbangan dikembalikan
dan diberikan pada etnis Uighur dan minoritas Muslim yang teraniaya di
Cina.
Dalam
sebuah petisi yang ditujukan kepada Perdana Menteri (PM), Anggota
Parlemen, Wali Kota Goff, dan Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru
(FIANZ), jaringan tersebut beranggapan sumbangan dapat digunakan lebih
efektif di tempat lain untuk memerangi Islamofobia.
“Meskipun
sikap itu sangat menyentuh hati, kami menyerukan permintaan yang sangat
spesifik tentang bagaimana sumbangan ini harus digunakan,” potongan
kalimat dalam petisi itu.
Organisasi itu beranggapan sumbangan yang terhimpun untuk para korban melalui situs
crowdfunding Launch Good and Givealittle,
bantuan keuangan dari Pemerintah, sumbangan Teochew, seharusnya
digunakan untuk membantu warga Uighur yang kebanyakan adalah Muslim.
"Banyak
orang di komunitas Muslim yang ingin mengatasi masalah umat Islam
Uighur dan mengambil sikap menentang Islamofobia," tulis petisi jaringan
itu.
Organisasi tersebut sadar, sumbangan itu
bukan uang dari pemerintah Cina. Namun, mereka menegaskan bantuan paling
berarti adalah menghentikan penganiayaan terhadap orang-orang yang
mempraktikkan agama Islam di seluruh dunia.
Petisi
itu juga menuding Pemerintah Selandia Baru menutup mata terhadap
ketidakadilan di Cina lantaran hubungan historis dan bisnis dengan
Negeri Tirai Bambu itu.
Perdana Menteri (PM)
Selandia Baru Jacinda Ardern akan melakukan perjalanan ke Cina pada
Ahad, bertemu dengan pemimpin Xi Jinping di tengah spekulasi hubungan
yang memburuk.
Namun, Ardern belum mengonfirmasi apakah akan mengangkat masalah orang-orang Uighur dalam pertemuan itu.
Secara
terpisah, sebelumnya Human Rights Watch mengatakan etnis Uighur menjadi
sasaran pengawasan ketat dari pemerintah Tiongkok. Sekitar satu juta
orang ditahan di kamp “pendidikan ulang” di negara tersebut.