WASHINGTON
- Seorang pejabat Pentagon mengatakan Amerika Serikat (AS) tetap
memegang hak untuk melakukan serangan nuklir pertama dalam menanggapi
serangan senjata konvensional musuh. Pentagon berniat meninggalkan
kebijakan "no-first-use" (bukan pengguna pertama) senjata nuklir.
Wakil Menteri Pertahanan David Trachtenberg mengatakan menerapkan kebijakan "no-first-use" akan merusak kepercayaan sekutu AS terhadap tekad Washington untuk datang melindungi mereka. Kebijakan seperti itu diartikan Pentagon akan memaksa para sekutu Washington untuk membuat senjata nuklir sendiri.
Trachtenberg menyampaikan sikap Pentagon tersebut dalam audiensi di hadapan Komite Layanan Angkatan Bersenjata Parlemen hari Kamis (28/3/2019). Tanpa kebijakan "no-first-use", berarti AS dapat membom musuh-musuhnya dengan senjata nuklir dalam keadaan ekstrem.
Wakil Menteri Pertahanan David Trachtenberg mengatakan menerapkan kebijakan "no-first-use" akan merusak kepercayaan sekutu AS terhadap tekad Washington untuk datang melindungi mereka. Kebijakan seperti itu diartikan Pentagon akan memaksa para sekutu Washington untuk membuat senjata nuklir sendiri.
Trachtenberg menyampaikan sikap Pentagon tersebut dalam audiensi di hadapan Komite Layanan Angkatan Bersenjata Parlemen hari Kamis (28/3/2019). Tanpa kebijakan "no-first-use", berarti AS dapat membom musuh-musuhnya dengan senjata nuklir dalam keadaan ekstrem.
Credit sindonews.com