Vilnius (CB) - Satu pengadilan Lithuania memutuskan mantan
Menteri Pertahanan Soviet, Dmitry Yazov, bersalah karena kejahatan
perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan pada Rabu (27/3) atas perannya
dalam penindakan keras terhadap gerakan pro-kemerdekaan di negara
Baltik itu tahun 1991.
Pengadilan di Vilnius itu menjatuhkan hukuman "in absentia" atas Yazov, 94 tahun, selama 10 tahun. Ia merupakan orang dengan jabatan tertinggi dalam daftar 67 mantan perwira militer dan pejabat angkatan darat yang dihukum setelah peradilan berlangsung selama tiga tahun.
Sementara hanya dua terdakwa yang hadir di pengadilan pada Rabu, seluruh 67 lagi dinyatakan bersalah dan menerima hukuman antara empat dan 14 tahun penjara.
Kementerian Luar Negeri Rusia tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Rusia telah menolak untuk bekerja sama terkait dengan peradilan tersebut, dan menyebutnya ilegal serta merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip keadilan yang fundamental, dan mantan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev, 88 tahun, menolak untuk bersaksi.
Lithuania menjadi bagian dari republik Soviet pertama yang pada Maret 1990 menyatakan kemerdekaan dari Moskow. Uni Soviet secara resmi bubar pada Desember 1991.
Sebanyak 14 warga sipil tewas dalam serangan yang dilakukan tentara Soviet pada Januari 1991, kata jaksa penuntut, dalam penyerbuan kantor televisi negara dan menara TV. Labih dari 700 orang lain luka-luka.
Lithuania telah mengeluarkan surat perintah penahanan internasional untuk seluruh yang dihukum dan meyakini sebagian besar di antara mereka tinggal di Rusia, Ukraina atau Belarusia, kata jaksa Daiva Skorupskaite Lisauskiene kepada Reuters.
Seorang pengacara yang mewakili salah satu terdakwa, Mikhail Golovatov, mengatakan ia akan mengajukan banding terhadap hukuman yang dijatuhkan atas kliennya.
Presiden Lithuania Dalia Grybauskaite memuji hasil keputusan tersebut. "Keputusan bersalah telah dijatuhkan terhadap mereka yang terlibat pembunuhan pada orang-orang yang secara damai melindungi kebebasan mereka," katanya dalam satu pernyataan.
Pengadilan di Vilnius itu menjatuhkan hukuman "in absentia" atas Yazov, 94 tahun, selama 10 tahun. Ia merupakan orang dengan jabatan tertinggi dalam daftar 67 mantan perwira militer dan pejabat angkatan darat yang dihukum setelah peradilan berlangsung selama tiga tahun.
Sementara hanya dua terdakwa yang hadir di pengadilan pada Rabu, seluruh 67 lagi dinyatakan bersalah dan menerima hukuman antara empat dan 14 tahun penjara.
Kementerian Luar Negeri Rusia tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Rusia telah menolak untuk bekerja sama terkait dengan peradilan tersebut, dan menyebutnya ilegal serta merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip keadilan yang fundamental, dan mantan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev, 88 tahun, menolak untuk bersaksi.
Lithuania menjadi bagian dari republik Soviet pertama yang pada Maret 1990 menyatakan kemerdekaan dari Moskow. Uni Soviet secara resmi bubar pada Desember 1991.
Sebanyak 14 warga sipil tewas dalam serangan yang dilakukan tentara Soviet pada Januari 1991, kata jaksa penuntut, dalam penyerbuan kantor televisi negara dan menara TV. Labih dari 700 orang lain luka-luka.
Lithuania telah mengeluarkan surat perintah penahanan internasional untuk seluruh yang dihukum dan meyakini sebagian besar di antara mereka tinggal di Rusia, Ukraina atau Belarusia, kata jaksa Daiva Skorupskaite Lisauskiene kepada Reuters.
Seorang pengacara yang mewakili salah satu terdakwa, Mikhail Golovatov, mengatakan ia akan mengajukan banding terhadap hukuman yang dijatuhkan atas kliennya.
Presiden Lithuania Dalia Grybauskaite memuji hasil keputusan tersebut. "Keputusan bersalah telah dijatuhkan terhadap mereka yang terlibat pembunuhan pada orang-orang yang secara damai melindungi kebebasan mereka," katanya dalam satu pernyataan.
Credit antaranews.com