Presiden Maladewa Abdulla Yameen dianggap
tidak mematuhi perintah Mahkamahh Agung untuk membebaskan pemimpin
oposisi. (REUTERS/Waheed Mohamed)
Jakarta, CB -- Mahkamah Agung di Maladewa
tengah mencoba memakzulkan Presiden Abdulla Yameen karena tidak
mematuhi perintahnya untuk membebaskan pemimpin oposisi yang dipenjara.
Jaksa
Agung Mohamed Anil mengatakan, pemerintah telah menerima informasi
bahwa Mahkamah Agung sedang mempersiapkan diri untuk memecat Yameen.
Namun, langkah tersebut akan menjadi ilegal dan ditolak oleh aparat
penegak hukum pemerintah.
"Kami telah menerima informasi bahwa
hal-hal yang mungkin terjadi yang akan menyebabkan krisis keamanan
nasional," kata Anil, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/2).
Informasi tersebut, menurut Anil, mengatakan bahwa Mahkamah Agung
dapat mengeluarkan keputusan untuk menjatuhkan atau melepaskan presiden
dari kekuasaan. Namun, ia menambahkan bahwa badan pemerintah telah
diberi instruksi untuk tidak melakukan perintah semacam itu.
Polisi anti huru hara berjaga di luar kantor pemerintah di Male dan
Republic Square, sebuah lokasi demonstrasi oleh aktivis oposisi.
Pihak
oposisi gabungan mengaku khawatir adanya pengambilalihan kekuasaan oleh
militer di kepulauan tersebut untuk melestarikan cengkeraman Yameen.
"Maldivians
takut bahwa Presiden Yameen akan segera memerintahkan pengambilalihan
militer penuh negara tersebut, dalam upaya untuk memastikan bahwa dia
tidak dikeluarkan dari jabatannya," ujar pihak oposisi dalam keterangan
resmi.
Krisis tersebut merupakan ancaman terbesar bagi kendali
Yameen terhadap Maladewa sejak dia berkuasa pada 2013. Yameen telah
berhenti mengatakan bahwa dia tidak akan mematuhi perintah pengadilan.
Dia mengatakan pada sebuah pertemuan partai pada Sabtu, bahwa dia tak
lagi mengharapkan keputusan Mahkamah Agung.
Kritik terhadap pemerintah terus terjadi. Pada hari Minggu, polisi
menggerebek rumah Hassan Saeed, kepala departemen administrasi
peradilan, yang menurut pihak oposisi sedang mempertimbangkan
penyelidikan korupsi terhadap Yameen.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka ingin menangkap Saeed atas penyelidikan pembelian apartemen.
Mereka
juga menanyakan apakah anggota keluarga Ketua Mahkamah Agung Abdulla
Saeed dan Hakim Agung Ali Hameed, yang menjatuhkan keputusan pekan lalu,
terlibat dalam pembelian apartemen tersebut, kata polisi.
Selain
perselisihan politik, Maladewa menghadapi masalah berupa sejumlah besar
pemuda radikal yang terdaftar untuk memperjuangkan kelompok militan
Islam di Timur Tengah.
Credit
cnnindonesia.com