Mereka yang menerbangkan drone melebihi berat 250 gram harus mengikuti kursus.
Badan
Penerbangan Sipil Australia (CASA) mengharuskan siapa saja yang ingin
menerbangkan drone untuk memiliki lisensi. Pemilik drone juga harus
mendaftarkan kepemilikannya yang akan mulai diberlakukan 1 Juli 2019.
Pengumuman
tersebut dikeluarkan bersamaan dengan diluncurkannya bisnis pengiriman
makanan lewat drone pertama di dunia yang dimulai di ibukota Australia
Canberra. Pendaftaran dan kewajiban memiliki lisensi dimaksudkan untuk
memudahkan polisi memantau penyalahgunaan drone.
"Ini tentu akan mempermudah kami untuk menangani keluhan yang
ada berkenaan dengan penggunaan drone yang tidak benar atau melanggar
aturan keamanan," kata juru bicara CASA Peter Gibson.
"Dengan itu, kami akan mengetahui siapa saja yang menerbangkan drone di satu kawasan, dan bentuk drone apa saja yang digunakan.'
Juga
mereka yang menerbangkan drone melebihi berat 250 gram harus terlebih
dahulu mengikuti kursus pendidikan online dan mendaftarkan drone mereka.
Data
itu akan disimpan di database, sehingga nantinya pihak berwenang
Australia bisa mengetahui ada berapa drone yang diterbangkan di
Australia, siapa yang memilikinya dan dimana lokasinya.
"Untuk
pertama kalinya kita akan memiliki gambaran lengkap mengenai sektor
drone ini apakah mungkin sekitar 10 ribu atau bahkan mungkin 100 ribu,
saat ini kita tidak tahu sama sekali." kata Gibson.
CASA
mengatakan biaya pendaftaran tergantung pada jenis drone yang akan
digunakan dan apakah drone itu untuk hobi atau bisnis. Diperkirakan
biaya pendaftaran untuk drone yang digunakan sebagai hobi adalah 20
dolar AS (sekitar Rp 200 ribu) per tahun.
Sementara
untuk drone yang digunakan untuk bisnis, biaya pendaftaran per tahun
berkisar antara 100 dolar Australia sampai 160 dolar AS (sekitar Rp 1
juta sampai Rp 1,6 juta).
Drone pengiriman barang mulai beroperasi di Canberra
Photo: James Ryan Burgess adalah CEO Project Wing
(ABC News: Jake Evans)
CASA
juga sedang mengembangkan jaringan penuh real time yang bisa melacak
pergerakan drone, seperti mereka melacak pergerakan pesawat udara.
Namun
dengan operator seperti Google yang sedang bersiap meluncurkan bisnis
menggunakan drone di Australia, maka CASA perlu segera siap karena akan
adanya pergerakan drone yang ramai di udara Australia.
Perusahaan
induk Google Alphabet tahun lalu sudah mulai melakukan uji coba
menggunakan drone untuk mengirimkan makanan seperti burritos, minuman
kopi dan obat-obatan ke berbagai kawasan pemukiman di pinggiran kota
Canberra.
Sekarang mereka sudah memiliki markas
gudang permanend di kawasan Mitchell, dengan nama Project Wing, dimaan
mereka berencana memulai operasi komersial pertama di dunia, bila CASA
memberi persetujuan.
Sama seperti operator komersial lainnya, Google sudah memiliki lisensi untuk mengoperasikan drone.
Namun
dengan industri drone tumbuh pesat, CASA mengatakan perlu untuk
membangun sebuah sistem guna mengatur semua drone termasuk mereka yang
sekedar melampiaskan hobi.
"Jelas
sekali sistem lalu lintas tanpa awak akan menjadi kunci bagi operasi
drone yang aman dan efisien dan semua pemain yang terlibat di bidang ini
membangun sistem mereka sendiri-sendiri." kata Gibson.
"Kami sedang bekerja ke arah itu. Ini bukan hal yang sederhana."