"Bagaimana saya bisa tahu, jika tak ada
listrik dan tak ada Internet?" demikian pertanyaan seorang asisten
dokter gigi Yolanda Gonzalez (50). Ia sedang menunggu bus di dekat plaza
Caracas. "Pasokan listrik akan bertambah parah, lihat saja!"
Venezuela telah dirundung krisis politik dan ekonomi yang makin dalam. Pemerintah Sosialis di bawah Presiden Nicolas Maduro, yang menyalahkan Amerika Serikat dan oposisi sebagai penyebab listrik padam sebelumnya, sekarang menuduh "serangan" terhadap sistem kelistrikan sebagai penyebab pemadaman yang pertama terjadi pada Senin (25/3).
Pemadaman listrik tersebut mengguncang kegiatan usaha, menjerumuskan bandar udara utama di Caracas ke dalam kegelapan dan membuat pelaju terdampar di Caracas.
Listrik padam itu terjadi di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat sehubungan dengan kedatangan pesawat militer Rusia pada akhir pekan, yang membuat Washington menuduh Moskow "meningkatkan ketegangan" di Venezuela.
Rusia, yang memiliki penanaman modal besar di sektor energi di Venezuela, negara anggota OPEC, tetap menjadi sekutu kuat Presiden Maduro, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam. Sementara itu Amerika Serikat dan kebanyakan negara lain Barat telah mengesahkan pemimpin oposisi Juan Guaido.
Dengan mengutip undang-undang dasar, Guaido pada Januari mengumumkan diri sebagai presiden sementara. Ia mengatakan terpilihnya kembali Maduro tahun lalu adalah kecurangan. Sementara itu Maduro mengatakan Guaido adalah boneka AS yang berusaha memimpin kudeta terhadap dia dan telah menuding sanksi yang diberlakukan oleh Washington sebagai penyebab memburuknya kesulitan ekonomi.
Pasokan listrik pulih untuk sebagian besar wilayah negeri itu pada Senin malam, tapi padam lagi selama malam hari.
Banyak orang di jalanan Caracas pergi ke tempat kerja karena mereka tidak mengetahui pemerintah meliburkan kerja, yang diumumkan oleh kantor pers presiden di dalam cuitan pada pukul 04.00 waktu setempat (15.00 WIB).
"Bagaimana saya bisa tahu, jika tak ada listrik dan tak ada Internet?" demikian pertanyaan seorang asisten dokter gigi Yolanda Gonzalez (50). Ia sedang menunggu bus di dekat plaza Caracas. "Pasokan listrik akan bertambah parah, lihat saja!"
Menteri Penerangan Jorge Rodriguez pada Senin mengatakan pemadaman yang mulai terjadi pada siang hari adalah akibat dari serangan terhadap pembangkit listrik tenaga air utama Venezuela di Bendungan Guri, sehingga mempengaruhi tiga saluran utama.
Rodriguez tak secara terbuka menuduh pemadaman listrik pada Senin pada kelompok atau individu tertentu. Tapi ia mengatakan, "Keinginan kelompok sayap-kanan Venezuela ialah menyerang, menyebarkan kecemasan dan penderitaan, untuk merebut kekuasaan dan mencuri semua sumber daya kita."
Negara tersebut mengalami pemadaman listrik paling buruk mulai 7 Maret. Selama hampir satu pekan, kondisi itu membuat jutaan orang berjuang untuk memperoleh makanan dan air dan rumah sakit tak memiliki listrik untuk merawat orang sakit. Penjarahan di Negara Bagian Zulia di Venezuela Barat menghancurkan ratusan tempat usaha.
Banyak ahli listrik mengatakan pemadaman tersebut adalah akibat dari pemeliharaan yang tidak memadai dan ketiakmampuan penanganan pembangkit listrik sejak mendiang presiden Hugo Chavez menasionalkan sektor listrik pada 2007.
Rusia, yang telah memperingatkan Washington agar tidak melakukan campur tangan militer di Venezuela, pada Selasa tak bersedia mengomentari kedatangan pesawatnya atau menanggapi tuduhan dari Departemen Luar Negeri AS.
Wakil Presiden Partai Sosialis Venezuela Diaodado Cabello menegaskan dua pesawat telah terbang ke negeri itu dari Rusia selama akhir pekan, tapi ia tidak menjelaskan alasan atau mengatakan apakah pesawat tersebut membawa tentara.
Pada 2017, Presiden AS Donald Trump mengatakan "pilihan militer" tersedia berkaitan dengan Venezuela, sehingga memicu reaksi keras dari para pemimpin regional --yang khawatir tentara AS akan dikerahkan ke negara Amerika Latin tersebut.
Credit antaranews.com