Jakarta, CUPUMA -- Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengumumkan penghentian proyek pipa gas Rusia setelah Presiden Vladimir Putin mengakui kemerdekaan wilayah Ukraina yang dikuasai separatis, Donetsk dan Luhansk.
Scholz mengatakan bahwa ia sudah memerintahkan penghentian proses "review" pihak berwenang atas Nord Stream 2, proyek pipa yang dapat mengalirkan gas alam dari Rusia ke Jerman.
"Kedengarangannya teknis, tapi ini langkah administratif yang diperlukan agar tak ada sertifikasi pipa. Tanpa sertifikasi ini, Nord Stream 2 tak bisa mulai beroperasi," kata Scholz, seperti dikutip AFP, Selasa (22/2).
Scholz menegaskan, keputusan menghentikan proyek itu hanya salah satu langkah konkret untuk merespons tindakan Rusia. Menurut Scholz, sanksi lain akan dijatuhkan jika Moskow bertindak lebih jauh.
Ia juga yakin Uni Eropa akan menyetujui serangkaian sanksi yang menargetkan Rusia dalam waktu dekat.
"Saya yakin kami akan berhasil," kata Scholz, saat ditanya apakah Uni Eropa akan menyepakati embargo ke Rusia.
Pernyataan itu muncul usai Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuntut penghentian proyek pipa gas asal Rusia tersebut. Jika beroperasi, pengiriman gas akan dilakukan melalui Laut Baltik.
Zelensky mendesak penghentian ini usai Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengakui kemerdekaan wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis, Donetsk dan Luhansk.
Selama ini, proyek Nord Stream 2 menjadi penghalang utama bagi Barat saat berusaha menghentikan upaya Rusia untuk menginvasi Ukraina.
Proyek tersebut juga sudah lama menjadi sumber ketegangan antara Jerman dan AS. Washington menilai proyek Nord Stream 2 akan memberi peluang Moskow untuk memengaruhi ketergantungan energi Berlin.
Januari lalu, Presiden AS, Joe Biden, memperingatkan akan menemukan cara mengakhiri proyek tersebut jika Rusia menyerang Ukraina.