Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Jakarta, CB -- Pemimpin global
memperdebatkan ancaman-ancaman pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Argentina. Mereka membahas ancaman di KTT G20, antara lain perselisihan mengenai perang dagang dan perubahan iklim global.
Namun ternyata, fakta yang terjadi dalam KTT G20 tersebut tidak seburuk yang diperkirakan. Dikutip AFP, berikut adalah lima momen pada hari pertama KTT G20 pada Jumat, (30/11) waktu setempat yang menyita perhatian dunia:
Jabat Tangan MBS, Putin, dan Macron
Semua mata tengah tertuju pada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di tengah kasus pembunuhan kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi, di Istanbul, Turki. Namun demikian, MBS berhasil berbaur dengan pemimpin negara lain.
Bahkan
sang pangeran sempat berjabat tangan dan tertawa dengan Presiden Rusia
Vladimir Putin. Sementara MBS tengah menghadapi isu miring terkait
pembunuhan Khashoggi, Putin juga tengah menjadi sorotan atas penembakan
tiga kapal perang Ukraina oleh Rusia.
Pemandangan lain yang cukup
menarik adalah percakapan MBS dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron,
seperti yang didokumentasikan oleh asisten pangeran.
Sang
pangeran terdengar berkata dalam bahasa Inggris kepada pemimpin Prancis,
"Jangan khawatir," ujarnya. Macron menjawab, "Saya khawatir. Saya sudah
khawatir." Macron pun tampak memberi tahu sang pangeran, "Anda tidak
pernah mendengarkan saya," yang dijawab oleh Pangeran MBS, "Saya akan
mendengarkan, tentu saja."
Diplomasi Lewat Sketsa ala Putin
Dalam
pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Rusia
Vladimir Putin tampak menggambar sebuah sketsa peta Selat Kerch. Hal
tersebut diungkapkan oleh seorang staf delegasi Prancis.
Lewat
sketsa itu, Putin menjelaskan bahwa kapal Ukraina yang dikuasai angkatan
lautnya pada hari Minggu telah memasuki perairan Rusia.
Putin menjelaskan itu sekaligus untuk memperkuat posisi Rusia yang
sedang tersudut karena menyerang kapal tersebut.
"Putin mengeluarkan selembar kertas dan membuat sketsa laut dan selat,
ia mencoba menjelaskan rute yang diambil kapal Ukraina melalui wilayah
laut netral kemudian memasuki wilayah teritorial (Rusia)," kata staff
delegasi itu.
NAFTA Baru TerbentukDi
bawah ancaman perang dagang yang memburuk dalam KTT G20, AS, Kanada dan
Meksiko malah dapat menunjukkan keberhasilan yang gemilang pada hari
pertama. Mereka menandatangani perjanjian Perdagangan Bebas Amerika
Utara (NAFTA) yang baru dan lebih baik.
Kendati demikian, anggota blok perdagangan itu tidak dapat menyepakati nama perjanjian dagang bebas yang baru itu.
AS bersikeras memakai nama USMCA (Perjanjian AS-Meksiko-Kanada),
sementara Meksiko menyebutnya TMEC, dan Kanada memutar inisialnya
menjadi CUSMA. Upaya masing-masing negara memberi nama usai kesepakatan
baru itu nampaknya tidak memberi pertanda baik bagi perjanjian baru.
Air Mata Presiden ArgentinaPresiden
Argentina Mauricio Macri yang kelelahan selaku tuan rumah KTT G20
tampak emosional saat pertunjukan musikal di Teatro Colon di Buenos
Aires. Orang nomor satu di Argentina itu menitikkan air mata saat para
penari di atas panggung menyudahi pertunjukan mereka dengan nyanyian
berirama "Argentina, Argentina" disertai tampilan kekayaan budaya
Argentina.
Istrinya, Juliana Awada dan Kanselir Jerman Angela
Merkel memberinya tepukan menghibur. Sebelumnya, puluhan ribu pengunjuk
rasa Argentina turun ke jalanan menentang pemerintah Macri. Mereka
mengatakan Macri telah menghabiskan jutaan dolar untuk menjadi tuan
rumah G20, sedangkaan negaranya tersandung krisis ekonomi.
Trump pernah menjadi pemenangSetelah
kemenangan Donald Trump pada pemilihan Presiden AS tahu 2016, Perdana
Menteri Jepang Shinzo Abe dengan cepat membangun hubungan hangat dengan
taipan real estate itu. Akan tetapi pujian Abe pada pertemuan terbaru
mereka membuat bingung.
"Saya ingin mengucapkan selamat atas kemenangan bersejarah Anda dalam
pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat," kata Abe kepada Trump.
Seperti
diketahui, Partai Republik yang mengusung Trump kehilangan 40 kursi di
House of Representatives AS pada 6 November 2018 silam. Kontrol kursi
beralih ke pesaingnya Partai Demokrat. Hal ini dikhawatirkan menodai
agenda legislatif Donald Trump.
Credit
cnnindonesia.com