TOKYO
- Kaisar baru Jepang Naruhito, yang dikenal sebagai sosok yang
sungguh-sungguh dalam konservasi air, tengah dipersiapkan secara resmi
untuk mengambil alih takhta pada Rabu (1/5/2019). Prosesi ini
berlangsung sehari setelah ayahnya, Akihito, menyerahkan takhtanya,
penyerahan takhta pertama di negara itu dalam dua abad.
Mantan
Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko mengundurkan diri pada Selasa
(30/4/2019) kemarin setelah tiga dekade menjadi bangsawan utama negara
itu dalam upacara singkat dan sederhana, dengan Akihito berterima kasih
kepada rakyat Jepang dan mengatakan ia berdoa untuk perdamaian.
Naruhito
(59) secara teknis menggantikan ayahnya tepat pada tengah malam, tetapi
kenaikannya ke Tahta Krisan akan diformalkan dalam upacara pada pagi
hari ini. Bagian pertama proses ini tidak dihadiri oleh istri dan
bangsawan perempuan seperti dikutip dari Reuters.
Pada
tahap pertama upacara aksesi Naruhito, bangsawan kekaisaran akan
menempatkan segel dan rahasia negara, bersama dengan peti yang berisi
dua "Tiga Harta Karun" Jepang - pedang dan permata - di meja di depannya
sebagai bukti saknya suksesi.
Upacara ini akan dihadiri oleh
kelompok kecil termasuk bangsawan pria dewasa dan perwakilan dari tiga
cabang pemerintah, termasuk Perdana Menteri Shinzo Abe dan kabinetnya.
Akihito
dan Michiko tidak akan hadir, tetapi Satsuki Katayama, satu-satunya
wanita di kabinet Abe, akan menjadi wanita pertama dalam sejarah modern
yang hadir dalam upacara itu.
Setelah itu, bangsawan perempuan
akan memasuki ruangan dan Naruhito akan membuat pernyataan publik
pertamanya sebagai kaisar. Penobatan resmi akan berlangsung pada upacara
yang lebih rumit pada bulan Oktober yang dihadiri oleh pejabat tinggi
dari Jepang dan seluruh dunia.
Naruhito, kaisar pertama yang
lahir setelah Perang Dunia Kedua dan yang pertama dibesarkan sendiri
oleh orang tuanya, mengatakan pada hari ulang tahunnya pada bulan
Februari lalu bahwa menggantikan ayahnya membuatnya khidmat.
Mengingat
latar belakang Naruhito dan istrinya, Masako, seorang mantan diplomat
berusia 55 tahun - yang mencakup pengalaman panjang belajar dan tinggal
di luar negeri - harapan begitu tinggi bahwa mereka mungkin mempunyai
pandangan internasional yang lebih luas dan lebih dekat dengan kehidupan
banyak orang Jepang.
Suksesi kekaisaran Jepang terakhir pada tahun 1989 terjadi selama berkabung untuk ayah Akihito, Hirohito.
Namun
kali ini suasananya lebih meriah. Jepang telah diramaikan spanduk
menyambut Reiwa - nama era baru untuk pemerintahan Naruhito - selama
liburan 10 hari yang belum pernah terjadi sebelumnya. Acara hitung
mundur diadakan pada Selasa malam di klub-klub di seluruh negara, dengan
orang-orang bersorak saat jam berdetak hingga tengah malam dan kembang
api diluncurkan ke langit di beberapa daerah.
Pada hari Rabu
pagi, rambu-rambu listrik di sistem kereta bawah tanah Tokyo memuat
pesan "selamat kepada kaisar atas aksesinya" dan para pekerja di sebuah
toko elektronik di pusat kota Tokyo mengenakan kemeja merah bertuliskan
"Selamat Era Baru Reiwa."
“Tirai telah naik pada era baru yang
akan dipenuhi dengan harapan,” kata ucap seorang warga Jepang Hiroshi
Takahashi (78) di luar toko permen tradisional 'Wagashi'.
"Kaisar
baru memiliki kepribadian yang mengagumkan dan saya harap dia
menciptakan keluarga kerajaan yang baik yang mengekspresikan
kepribadiannya sendiri," harapnya.
WASHINGTON
- Sebuah kapal pencarian laut milik swasta bersama tim penyelamat
Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah berangkat ke Okinawa, Jepang.
Mereka akan membantu operasi pencarian pesawat tempur F-35A Jepang yang
jatuh. Demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak Angkatan Laut AS.
"Kapal
DSCV Van Gogh adalah platform penyelaman serbaguna dan platform
konstruksi yang dilengkapi dengan kendaraan yang dioperasikan oleh
Angkatan Laut AS dan sistem locator pinger yang ditarik," kata
pernyataan itu seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (26/4/2019).
Seorang pejabat senior Angkatan Laut AS mengatakan kepada CNN pada hari Rabu bahwa upaya pencarian mendekati pesawat.
"Kami punya ide yang cukup bagus terkait hal itu," ujarnya.
Pesawat
tempur F-35A milik Angkatan Udara Jepang (JASDF) hilang saat latihan
sekitar 137 kilometer di sebelah timur Pangkalan Udara Misawa pada 9
April lalu.
Kementerian
Pertahanan Jepang mengkonfirmasi bahwa jet tempur canggih itu mengalami
kecelakaan di perairan timur laut negara tersebut. Ini menjadi
kecelakaan pertama dari pesawat tempur kursi tunggal F-35A di mana pun
di dunia.Kecelakaan
itu tidak hanya menimbulkan pertanyaan tentang keandalan pesawat tempur
canggih yang dirancang AS tersebut, tetapi juga memicu kekhawatiran
atas rencana pemerintah Jepang untuk membeli lebih dari 105 pesawat
tempur itu senilai USD100 juta. Pembelian itu adalah upaya untuk
merombak armada jet andalannya yang sudah tua sebagai bagian dari
pedoman pertahanan nasionalnya yang kontroversial.
TOKYO
- Jatuhnya sebuah jet tempur siluman F-35A Jepang baru-baru ini tidak
akan menghentikan rencana Tokyo untuk membeli lebih banyak pesawat
canggih tersebut dari Lockheed Martin. Menteri Pertahanan Jepang Takeshi
Iwaya meyakinkan hal itu ketika bertemu rekannya dari Amerika Serikat
(AS).
"Pada titik ini, kami tidak memiliki informasi spesifik
yang akan mengarah pada perubahan dalam rencana pengadaan," kata Iwaya,
seperti dikutip Nikkei Asian Review, Senin (22/4/2019). Dia bertemu Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan di Pentagon pada Jumat pekan lalu.
Iwaya
mengatakan dia dan Shanahan membahas rencana Jepang untuk penyebaran
peralatan pertahanan Amerika, termasuk pembelian F-35.
Pemerintah
Jepang memosisikan F-35 yang sebagian besar dikembangkan di AS sebagai
tulang punggung angkatan udaranya untuk menggantikan F-4 dan F-15 yang
sudah tua.
Setelah mengajukan pesanan awal 42 unit F-35A, kabinet
Jepang tahun lalu menyetujui rencana untuk membeli 105 unit lagi.
Penambahan itu termasuk 42 unit F-35B, varian F-35 yang mampu lepas
landas dan mendarat secara vertikal dan dapat digunakan dari kapal
perusak Jepang tang telah dikonversi menjadi kapal induk.
Pembelian
tambahan oleh Jepang tersebut diputuskan setelah seruan berulang
Presiden AS Donald Trump agar Tokyo membeli lebih banyak peralatan
pertahanan Amerika untuk mengecilkan surplus perdagangannya. Trump
secara pribadi berterima kasih kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe
karena telah membeli begitu banyak F-35 ketika kedua pemimpin bertemu di
Argentina November lalu.
Jepang telah menerima 13 unit F-35A
sejauh ini, empat di antaranya dibuat di AS dan sisanya dirakit di
Jepang dari komponen Amerika. Pemerintah berencana untuk membeli enam
lagi tahun fiskal ini. Ke depan, Tokyo akan tetap mengimpor jet tempur
tersebut dengan alasan lebih hemat biaya.
Meskipun Pasukan Bela
Diri Jepang belum menempatkan F-35 ke dalam layanan aktif, Tokyo
berharap bahwa menambahkan pesawat buatan AS ke armadanya akan membantu
fungsi pencegah yang lebih besar. Pertimbangannya adalah kemampuan jet
tempur F-35 akan dilengkapi rudal pencegat canggih yang berpotensi
menghancurkan rudal balistik musuh di udara.
Namun, kecelakaan
selama misi pelatihan pada 9 April lalu dapat menggagalkan
rencana-rencana tersebut. Masih sedikit informasi yang diketahui tentang
jatuhnya jet tempur siluman itu karena AS dan Jepang masih menjelajahi
Laut Pasifik di lepas pantai timur laut Jepang untuk mencari puing-puing
jet tersebut.
Pilot, yang masih hilang, telah menyerukan misi
untuk berakhir sebelum pesawatnya jatuh. Jika insiden itu ternyata
disebabkan oleh cacat pada pesawat, Tokyo bisa menghadapi seruan publik
untuk berhenti membelinya.
Menurut
Departemen Pertahanan, lima dari 13 unit F-35A Jepang telah terlibat
dalam tujuh pendaratan darurat. Dua insiden melibatkan kesalahan pada
pesawat yang kemudian jatuh. Jet-jet canggih itu rutin diperiksa untuk
memastikan aman untuk terbang. Pemeriksaan tambahan juga telah dilakukan
untuk melihat apakah ada kaitan dengan kecelakaan 9 April lalu.
AS
belum mengungkapkan rincian teknologi canggih F-35 ke negara lain, dan
ada kekhawatiran bahwa China atau Rusia bisa mendapatkan puing-puingnya
dan mengungkap beberapa rahasia, termasuk kemampuan jet untuk menembak
jatuh rudal balistik. Ini adalah salah satu alasan mengapa Washington
mengirim sejumlah kapal ke lokasi kejadian untuk membantu menemukan
puing-puing F-35A.
Jika penyebab kecelakaan itu ternyata
melibatkan informasi sensitif tentang pesawat itu, AS mungkin enggan
membagikannya dengan sekutu terdekatnya, Jepang.
TOKYO
- Militer Amerika Serikat (AS) dan Jepang mengerahkan sejumlah sumber
daya yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk mencari puing-puing
jet tempur siluman F-35A yang hilang dari pantauan radar. Pencarian
secara panik itu dilakukan karena Washington khawatir Rusia dan China
menemukannya terlebih dahulu dan rahasia teknologi silumannya bisa
direbut.Pesawat tempur siluman F-35A lenyap dari pantauan radar di lepas
pantai Jepang hari Selasa lalu. Pasukan Bela Diri Jepang dan militer AS
telah mengerahkan pesawat dan kapal dalam pencarian tak biasa di
Samudra Pasifik.Militer kedua pihak berupaya untuk menemukan puing-puing
jet tempur tersebut beserta pilotnya, Mayor Akinori Hosomi.Mengutip Nikkei Asian Review, Minggu (14/4/2019), AS mengirim pesawat patroli P-8A—yang digunakan untuk mencari kapal selam—untuk
misi pencarian. Kapal USS Stethem yang dilengkapi dengan radar Aegis
juga ikut dilibatkan dala misi yang sama. Tak cukup itu, pesawat pembom
B-52 ikut diterbangkan dari sebuah pangkalan udara di Guam.AS telah
menempatkan tingkat prioritas yang belum pernah terlihat sebelumnya pada
kecelakaan tersebut. Itu mungkin karena F-35A diharapkan memainkan
peran penting dalam masa depan perang modern. Respons ini berbeda ketika
sebuah jet tempur F/A-18 bertabrakan dengan sebuah pesawat pengisi
bahan bakar KC-130 Hercules di lepas pantai Jepang pada bulan Desember
yang menewaskan enam orang di dalamnya. Skala pencarian insiden F/A-18
tak sebesar misi untuk menemukan F-35A.F-35, yang dikembangkan oleh
Lockheed Martin, adalah pesawat tempur generasi kelima yang dikembangkan
setelah Washington menginvestasikan banyak tahun dan miliaran dolar
untuk penelitian. Jet ini diharapkan mampu menangani misi AS, Jepang,
Inggris, Australia dan sekutu lainnya selama beberapa dekade mendatang.
Pesawat ini menarik perhatian karena teknologinya memungkinkan untuk
menghadapi sistem pertahanan rudal musuh.F-35 memiliki kemampuan untuk
memuat rudal pencegat canggih yang akan dikembangkan nanti. Pesawat,
diterbangkan oleh pilot Jepang dan Amerika, akan mempertaruhkan posisi
siap siaga untuk mendeteksi dan menembak jatuh rudal balistik selama
fase boost awal-nya, ketika rudal berada pada kecepatan paling
lambat.Kemampuan untuk menghancurkan rudal balistik di udara tidak hanya
akan berfungsi sebagai pertahanan terhadap peluncuran rudal China dan
Korea Utara, tetapi akan menambah lapisan perlindungan tambahan terhadap
Rusia. Analis militer percaya bahwa jika terjadi perang, Rusia akan
menargetkan sistem perisai rudal Aegis darat dengan senjata nuklir kecil
untuk memungkinkannya menembakkan rudal lainnya. F-35 akan menambah
lapisan pertahanan ekstra dengan kemampuan mereka untuk mencegat
serangan balistik.Dengan latar belakang inilah AS telah menangguhkan
pengiriman peralatan F-35 ke sekutu NATO-nya, Turki, karena Ankara nekat
membeli sistem rudal S-400 buatan Rusia.Setiap informasi tentang
teknologi dalam F-35 sangat diminati. China dilaporkan telah memperoleh
bagian dari cetak biru F-35 melalui cybertheft. Beijing telah memajukan
program tempur silumannya sendiri dengan menggunakan jet J-20 miliknya
untuk menyaingi F-35.Tidak sulit untuk membayangkan bahwa militer dan
intelijen intelijen di Beijing dan Moskow mengeluarkan "air liur" untuk
melacak F-35A di laut. Fakta bahwa militer AS telah mengambil langkah
yang tidak biasa dengan mengirimkan bomber B-52 ke daerah jatuhnya
pesawat F-35 adalah pesan keras bahwa Washington tidak akan membiarkan
siapa pun menyentuh pesawat siluman tersebut.AS memiliki pengalaman
langsung dengan menyelamatkan teknologi sensitif dari puing-puing. Lima
dekade lalu, Washington memanfaatkan peluang emas untuk mendapatkan
senjata musuh yang didambakan dari laut.Pada tahun 1968, sebuah kapal
selam Soviet yang dilengkapi dengan rudal nuklir meledak dan tenggelam
di perairan dekat Hawaii. Dalam sebuah operasi yang secara resmi bernama
"Project Azorian"—tetapi mungkin lebih dikenal dengan julukan "Project
Jennifer"—militer AS mendeteksi suara ledakan melalui SOSUS—sistem surveillance
berbasis suara pada rantai pos-pos pendengaran bawah air—dan berhasil
menemukan kapal K-129 Soviet yang tenggelam.CIA membangun kapal
penyelamat besar khusus untuk operasi dan pada tahun 1974, enam tahun
setelah K-129 Soviet tenggelam, dengan kedok penambangan nodul mangan
dari dasar laut. Saat itu, AS berhasil mengambil K-129, yang penuh
dengan rahasia militer.Soviet, secara alami, juga bertujuan untuk
menyelamatkan kapal selamnya sendiri, tetapi karena kurangnya teknologi
sonar, dan fakta bahwa lokasi itu berada di luar Hawaii, mereka gagal
mencapai kapal selam sebelum Amerika menemukannya.F-35A yang menabrak
laut Pasifik kali ini diperkirakan tenggelam di dasar laut sekitar 1.500
meter. Meskipun sulit, bukan tidak mungkin untuk diselamatkan.
Teknologi untuk mendeteksi objek yang tenggelam telah meningkat secara
signifikan sejak 45 tahun yang lalu, dan jet tempurnya jauh lebih kecil
dan lebih mudah diangkat dibandingkan dengan K-129.Lokasi kecelakaan
sekitar 150 km dari Prefektur Aomori Jepang dan di dalam zona ekonomi
eksklusif Jepang. China dan Rusia tidak dapat melakukan operasi
pencarian atau penyelamatan tanpa izin Tokyo. Tetapi tidak sepenuhnya
mustahil bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China atau pun militer
Rusia akan mengerahkan kapal selam atau drone bawah air untuk mencoba
mencapai F-35A.Nasib F-35A yang tenggelam memiliki potensi untuk
mengubah keseimbangan kekuatan udara di antara kekuatan-kekuatan utama
dunia. Tidak diragukan lagi, peserta lain dari program F-35A, seperti
Inggris, Australia dan Israel, akan menonton dengan cermat.
TOKYO
- Para penyelidik masih belum menemukan penyebab jatuhnya salah satu
dari pesawat tempur siluman F-35 Jepang di Samudera Pasifik. Mereka pun
masih harus menghadapi tugas yang menakutkan untuk mengambil
bagian-bagian jet yang sangat rahasia dari kedalaman laut.
Para
penyelidik dari Angkatan Udara Jepang telah menemukan bagian-bagian
kecil sayap F-35 mengambang di laut. Temuan puing-puing ini menunjukkan
pesawat canggih itu menghantam air, tetapi tidak diketahui mengapa
pesawat itu bisa hilang dari radar tanpa peringatan.
"Kami belum
menemukan apa pun yang mengarah pada penyebabnya," kata seorang pejabat
angkatan udara Jepang ketika pencarian berlanjut untuk pilot yang hilang
seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/4/2019).
Angkatan
Udara Jepang mengatakan 28 menit setelah lepas landas dengan tiga F-35
lainnya dari pangkalan udara Misawa di prefektur Aomori pada latihan
terbang malam, jet itu lenyap dari radar militer sekitar pukul 7:27
malam, kata angkatan udara Jepang.
Menurut pejabat itu F-35
dilengkapi dengan transponder untuk mengetahui posisinya dan dapat
dikonfigurasi untuk menerangi lingkup radar selama penerbangan latihan.
Saat
kejadian, operator radar yang melacak jet menerima pesan pembatalan
pelatihan dari pesawat yang hilang sebelum menghilang sekitar 135 km
timur dari pangkalan. Tidak ada komunikasi dari pilot yang
mengindikasikan adanya masalah dengan pesawat.
"Pesawat itu tidak
melakukan latihan tingkat rendah, menyarankan pilot veteran dengan
3.200 jam terbang tetapi hanya 60 jam di F-35, seharusnya memiliki waktu
untuk bereaksi terhadap keadaan darurat," kata pejabat angkatan udara
itu.
Puing-puing pesawat tempur senilai 126 juta dolar itu berada
pada kedalaman sekitar 1.500 meter, termasuk perekam data penerbangan
yang akan menjelaskan apa yang terjadi di lepas pantai Jepang utara pada
Rabu malam.
Militer Jepang mungkin harus menyewa perusahaan
penyelamat laut dengan kapal selam yang mampu mengambilkan rongsokan
pesawat dari air yang dalam. Sejumlah perusahaan menjadi kandidat
termasuk dua perusahaan penyelamatan laut terbesar di Jepang.
Fukuda
Salvage dan Marine Works berhasil mengangkat kapal perang yang rusak
selama perang Rusia-Jepang, sementara Nippon Salvage berbagi akar
korporatnya dengan Mitsubishi Heavy Industries, perusahaan yang
mengumpulkan F-35 yang hilang.
"Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan operasi penyelamatan tergantung pada banyak faktor dan
tidak mungkin untuk mengatakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengangkat F-35," kata seorang pejabat Salvage Fukuda, seraya
menambahkan bahwa akan dibutuhkan lebih dari beberapa hari .
Sementara
seorang insinyur di Nippon Salvage mengatakan kondisi pesawat tempur
bermesin tunggal, bagian dari skuadron 12 pesawat yang baru saja
beroperasi, mungkin akan menjadi faktor terbesar dalam merencanakan
operasi penyelamatan.
"(Kondisi) utuh bisa ditarik oleh crane, tetapi jika rusak maka kapal selam harus mengumpulkan fragmen," katanya.
"Pertanyaannya adalah apakah kamu ingin mengumpulkan semua bagian," imbuhnya.
Sebelum
pengangkatan itu bisa dimulai, bagaimanapun, militer Jepang harus
menemukan puing-puing peralatan militer AS yang sangat rahasia.
Ilustrasi Kota Namie, Prefektur Fukushima,
Jepang yang dievakuasi akibat radias kebocoran PLTN Fukushima Dai-ichi.
(REUTERS/Toru Hanai)
Jakarta, CB -- Pemerintah Jepang pada Rabu (10/4) untuk pertama kalinya mengizinkan penduduk di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima
kembali ke tempat tinggalnya. Mereka selama delapan tahun harus
mengungsi karena kebocoran radiasi nuklir akibat tsunami pada 2011.
Meski
begitu, penduduk Kota Okuma yang berada dekat PLTN tidak seluruhnya mau
kembali. Berdasarkan survei, lebih dari setengah dari 10 ribu penduduk
yang terdaftar memutuskan tidak kembali ke sana.
Hanya sekitar 3,5 persen dari mereka yang mau setelah diperbolehkan tinggal di kawasan yang dianggap aman dari bahaya radiasi.
"Ini merupakan batu lompatan besar bagi kota ini," kata Wali Kota Okuma, Toshitsuna Watanabe dalam keterangan tertulis.
"Ini bukan tujuan. Namun, sebuah awal menuju pencabutan perintah evakuasi untuk seluruh kota," tuturnya lebih lanjut.
Pada
Maret 2011, gempa bumi dan tsunami menghancurkan pembangkit listrik
Tokyo Electric Power, Fukushima Dai-ichi, yang mencakup kota Okuma dan
Futaba di pantai Pasifik.
Lebih dari 160 ribu orang mengungsi
akibat bencana nuklir terburuk dalam seperempat abad terakhir. Sejak
itu, luasan area terlarang berangsur-angsur menyusut. Sehingga kini
hanya tersisa 399 kilometer persegi yang masih berbahaya untuk dihuni.
Kejadian
itu dianggap sebagai bencana nuklir kedua yang terbesar, selain
kebocoran reaktor nuklir Chernobyl pada 1986 di Pripyat, Ukraina ketika
masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Pengadilan Distrik Yokohama belum lama ini memerintahkan pemerintah
Jepang dan perusahaan Tokyo Electronic Power Corporation (TEPCO)
membayar ganti rugi sebesar US$4 juta (sekitar Rp56,1 miliar) kepada
para warga Fukushima yang baru-baru ini mengungsi. Mereka pergi karena
wilayahnya ikut terdampak radiasi akibat kerusakan reaktor Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir akibat gempa bumi pada 2011 silam.
Dalam
amar putusannya, Hakim Ken Nakadaira menyatakan pemerintah dan TEPCO
sebenarnya bisa menghindari bencana kebocoran reaktor nuklir jika
memperhitungkan ancaman gempa dan tsunami yang memicu kejadian itu.
Pada
Maret lalu, Pengadilan Kyoto menyatakan pemerintah Jepang dan TEPCO
bertanggung jawab atas kebocoran nuklir, dan meminta mereka membayar
ganti rugi sebesar JPY110 juta (hampir Rp14 miliar) kepada 110 penduduk.
Meski demikian, pada pada September 2017 Pengadilan Chiba memutuskan
hanya TEPCO yang harus bertanggung jawab penuh dan membayar seluruh
ganti rugi.
Kaisar Jepang, Akihito, dan Permaisuri Michiko. (REUTERS/Kimimasa Mayama)
Jakarta, CB -- Kaisar Jepang Aikihito akan turun tahta
pada akhir April mendatang. Dia dan Permaisuri Michiko memperingati
hari jadi pernikahan mereka yang terakhir di istana hari ini, Rabu
(10/4).
Kaisar Akihito akan turun tahta pada 30 April dan digantikan anak sulungnya, Putra Mahkota Naruhito, pada 1 Mei.
"Enam puluh tahun bersinar saling mendukung," tulis harian bisnis Nikkei seperti dilansir Reuters, Rabu (10/4).
Kisah
romansa keduanya yang bertahan hingga 60 tahun dimulai dari
pertandingan di lapangan tenis. Hal itu kemudian membuat Michiko gugup
karena dirinya merupakan rakyat biasa pertama yang memiliki hubungan
spesial dan menikahi pewaris takhta Kekaisaran Jepang.
"Untuk memutuskan tradisi di Jepang sangat sulit," kata Kazuo Oda, rekan
sekaligus saksi ketika Akihito dan Michiko bertemu dalam pertandingan
tenis pada Agustus 1957 dan menikah dua tahun kemudian.
Pernikahan itu memperbesar harapan kepada Michiko, seorang anak dari pengusaha kaya, bisa mengubah tradisi.
Dalam
banyak hal, Michiko melakukan hal itu. Salah satunya adalah dengan
terlibat langsung dalam membesarkan kedua putra dan putrinya. Ia bahkan
mengemas makan siang mereka.
Dalam tradisi, biasanya anak-anak kerajaan dirawat dan dibesarkan perawat dan pembantu kerajaan.
Michiko
juga memimpin pendekatan kepada masyarakat terutama para lansia
berkebutuhan khusus, serta para korban bencana. Ia sering menunduk untuk
berbicara dengan masyarakat, sebuah gestur yang mengejutkan pihak
konservatif tetapi disayangi masyarakat umum.
(CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
Kendati demikian, Michiko sering diberitakan memiliki kesehatan buruk,
yang kemudian menurut orang dalam istana dikaitkan dengan perlakuan
kasar para abdi dalem kerajaan serta ibu mertuanya. Michiko kerap
mengaku sedih dan cemas.
"Hidup sebagai putri mahkota dan menjadi
permaisuri bukan proses mudah bagi saya dengan cara apa pun," ucap
Michiko saat ulang tahunnya ke-84 pada Oktober lalu.
Di sisi
lain, Akihito sering mengungkapkan rasa terima kasih kepada istrinya
itu. Pada peringatan hari jadi ke-50 pernikahan mereka, dia menyatakan
tidak selalu cukup perhatian karena latar belakang mereka berbeda.
"Sang
permaisuri menderita berbagai masa sulit. Hal itu wajar mengingat
posisinya. Banyak waktu telah berlalu, tetapi kurasa kaisar
bertanya-tanya apa yang seharusnya dia lakukan pada saat itu," kata
seorang kenalan.
Pasangan kekaisaran ini menandai ulang tahun pernikahan mereka dengan
serangkaian upacara sederhana termasuk ucapan selamat resmi oleh
keluarga dan pejabat, serta makan malam di Istana Kekaisaran.
TOKYO
- Tim pencarian dan penyelamatan Jepang dilaporkan telah menemukan
puing-puing milik jet tempur siluman Lockheed Martin F-35. Jet tempur
itu menghilang di Samudra Pasifik, kemarin.
Juru bicara Angkatan
Udara Bela Diri Jepang (ASDF) menuturkan pihaknya masih mencari pilot
pesawat tersebut. "Pilot pesawat tersebut masih hiang," kata juru bicara
tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Kami menemukan puing-puing
pesawat dan memutuskan bahwa itu dari F-35. F-35 berusia kurang dari
satu tahun dan dikirim ke ASDF pada Mei tahun lalu," sambungnya, seperti
dilansir Reuters pada Rabu (10/4).
Skuadron
F-35 pertama Jepang baru saja beroperasi di pangkalan udara Misawa dan
pemerintah berencana untuk membeli 87 pesawat tempur siluman untuk
memodernisasi pertahanan udaranya saat kekuatan militer China tumbuh.
Kecelakaan
F-35 ini sendiri akan menjadi yang kedua kalinya sejak pesawat itu
terbang hampir dua dekade lalu. Itu juga akan menjadi kecelakaan pertama
versi A dari pesawat tempur generasi kelima yang dirancang untuk
menembus pertahanan musuh dengan menghindari deteksi radar.
Sebuah
pesawat F-35B milik militer AS jatuh di dekat Pangkalan Udara Korps
Marinir Beaufort di South Carolina pada bulan September yang mendorong
dikandangkannya untuk sementara pesawat tersebut. Lockheed Martin juga
membuat versi C dari pesawat tempur yang dirancang untuk dioperasikan di
atas kapal induk.
TOKYO
- Menteri Pertahanan Jepang, Takeshi Iwaya mengatakan, Angkatan Udara
akan menangguhkan penerbangan F-35A untuk sementara waktu setelah
hilangnya sebuah pesawat siluman tersebut. Sebuah jet siluman F-35A
Lockheed Martin Angkatan Udara Jepang hilang di Samudra Pasifik dekat
Jepang utara.
"Penyebab (penghilangan) tidak diketahui," Menteri Pertahanan Takeshi Iwaya seperti dikutip dari Kyodo, Rabu (10/4/2019).
Angkatan
Udara Jepang mengatakan jet tempur kursi tunggal itu terbang sekitar
135 km timur pangkalan udara di Prefektur Aomori sekitar pukul 7:27
malam pada hari Selasa (9/4/2019).
"Militer
telah meluncurkan pencarian untuk pesawat yang hilang dan pilotnya,"
kata Angkatan Udara Jepang dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari
Reuters.
Iwaya
mengatakan dia tidak mengetahui ada pesawat F-35A, yang dikembangkan
bersama oleh sembilan negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan
Italia, pernah jatuh di dunia.
Jepang
mulai mengerahkan F-35As, yang masing-masing seharga lebih dari USD90
juta, pada Januari tahun lalu untuk menggantikan jet tempur F-4 yang
sudah tua.
Anggota skuadron 80 jet tempur siluman baru saja dibentuk bulan lalu.
Jepang
berencana untuk akhirnya mengerahkan total 105 F-35A selain 42 pesawat
lepas landas pendek F-35B yang akan dibeli di kemudian hari.
TOKYO
- Militer Jepang mengatakan pihaknya kehilangan kontak dengan salah jet
siluman F-35 Lockheed Martin di Samudra Pasifik dekat Jepang utara.
Skuadron
F-35 pertama Jepang baru saja beroperasi di pangkalan udara Misawa dan
pemerintah berencana untuk membeli 87 pesawat tempur siluman untuk
memodernisasi pertahanan udaranya saat kekuatan militer China tumbuh.
Angkatan
Udara Jepang mengatakan jet tempur kursi tunggal itu terbang sekitar
135 km timur pangkalan udara di Prefektur Aomori sekitar pukul 7:27
malam pada hari Selasa (9/4/2019).
"Militer
telah meluncurkan pencarian untuk pesawat yang hilang dan pilotnya,"
kata Angkatan Udara Jepang dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters.
Kecelakaan
F-35 ini akan menjadi yang kedua kalinya sejak pesawat itu terbang
hampir dua dekade lalu. Itu juga akan menjadi kecelakaan pertama versi A
dari pesawat tempur generasi kelima yang dirancang untuk menembus
pertahanan musuh dengan menghindari deteksi radar.
Sebuah
pesawat F-35B milik militer AS jatuh di dekat Pangkalan Udara Korps
Marinir Beaufort di South Carolina pada bulan September yang mendorong
dikandangkannya untuk sementara pesawat tersebut. Lockheed Martin juga
membuat versi C dari pesawat tempur yang dirancang untuk dioperasikan di
atas kapal induk.
Pesawat F-35 baru Jepang akan mencakup 18
varian short take off dan vertical landing (STOVL) B yang ingin
digunakan di pulau-pulau di sepanjang tepi Laut China Timur.
CB, Jakarta - Jepang mendesain ulang 3 jenis uang kertas yakni, 10 ribu yen, 5 ribu yen, dan seribu yen dengan menampilkan wajah 3 tokoh paling berpengaruh dalam modernisasi Jepang.
Menteri
Keuangan Jepang, Taro Aso mengatakan pada hari Selasa, 9 April 2019,
desain baru 3 uang kertas itu akan diperkenalkan pada paruh pertama
tahun fiskal 2024.
Untuk
uang kertas tukaran 10 ribu yen, bagian depan uang berupa foto bankir
sekaligus pebisnis terkenal yang dijuluki Bapak Kapitalisme Jepang,
Eiichi Shibusawa (1840-1931). Shibusawa memainkan peran kunci dalam
modernisasi perekonomian Jepang. Di bagian belakang uang berupa
ilustrasi sat sisi dari stasion di Tokyo, Marunouchi.
Untuk 5 ribu yen, bagian depannya memuat gambar Umeko Tsuda
(1864-1929), pendiri Universitas Tsuda, Tokyo. Tsuda bersekolah di
Amerika Serikat dan menjadi pioner pendidikan perempuan Jepang di awal
abad 20. Dan di bagian belakang akan memuat ilustarasi bunga-bunga khas
Jepang.
Untuk
uang kertas 1.000 yen, akan dimuat foto Shibasaburo Kitasato
(1851-1931), ahli bakteri yang membantu pembentukan pondasi ilmu
kedokteran modern di Jepang. Sedangkan di bagian belakang uang itu
berupa The Great off Kanawaga, cetak balok kayu terkenal karya seniman
ukyo-e, Katsushika Hokusai.
Foto uang baru ini akan diberi
hologram 3D. Menurut Kementerian Keuangan Jepang, uang diberi hologram
3D merupakan yang pertama di dunia.
Menurut Aso, perubahan desain
ketiga jenis itu tidak ada kaitannya dengan dimulainya era baru
kekaisaran Jepang yang disebut Reiwa. Perubahan desain lebih pada
mencegah pemalsuan setiap 20 tahun.
"Kami tidak terlalu meperhatikan pengumuman nama ea," kata Aso seperti dikutip dari Japan Times, Selasa, 9 April 2019.
Jepang juga akan memperkenalkan koin 500 yang baru pada paruh pertama tahun fiskal 2021.
Jepang terakhir kali memperkenalkan desain baru uang kertas yen pada tahun 2004, yang pengumumannya dilakukan pada 2002.
CB, Jakarta - Turun takhta-nya Kaisar Jepang Akihito pada Mei mendatang memunculkan polemik baru, yakni tidak adanya pewaris laki-laki.
Silsilah
Kekaisaran Jepang berdasarkan keturunan laki-laki saat ini hanya
menyisakan Pangeran Hishashito, putra sang Putra Mahkota Naruhito, yang
masih berusia 12 tahun.
Sejak
tahun 1947, pewaris takhta Jepang kebanyakan adalah perempuan. Tapi, di
tahun yang sama, pewaris takhta perempuan tidak diatur dalam pedoman
kekaisaran.
Tidak dipungkiri dari masalah ini, nantinya ada sebuah undang-undang
baru yang memungkinkan seorang permaisuri diizinkan untuk memimpin.
Masyarakat Jepang tidak keberatan jika seorang permaisuri memimpin Jepang di masa mendatang, walaupun ini masih sangat lama.
Dalam
jajak pendapat yang digelar surat kabar lokal, pada Oktober-November
tahun lalu, sebanyak 67 persen suara menginginkan adanya perubahan
(amendemen) aturan mengenai pewaris takhta kekaisaran.
"Saya
sangat menyayangkan ini. Hanya karena Putri Aiko seorang perempuan,
mengapa kita tidak mengadopsi sistem seperti Kerajaan Inggris yang
dipimpin Ratu Elizabeth II?" ujar Mizuho, warga Tokyo berusia 30 tahun.
Dari
kiri: Putri Mahkota Jepang Masako, Putra Mahkota Naruhito, Kaisar
Akihito dan Permaisuri Michiko menghadiri penampilan publik untuk
perayaan Tahun Baru di Istana Kekaisaran di Tokyo, Jepang, 2 Januari
2017. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Aturan saat ini menyebut
bahwa putri-putri Kekaisaran Jepang akan kehilangan gelarnya jika
menikahi non bangsawan, seperti Putri Mako, cucu Akihito yang menikahi
warga biasa.
Usulan pewaris perempuan ini diyakini dari sebuah
legenda berusia 250 tahun, yang berkisah tentang permaisuri pertama
Jepang, Gosarumakachi yang diyakini sebagai utusan Dewi Matahari,
Amaterasu.
Dengan
pertimbangan tersebut, parlemen diminta untuk melakukan amandemen
setelah penobatan Kaisar Naruhito 1 Mei mendatang, dengan catatan
perumusan tersebut hanya dihadiri oleh legislator laki-laki.
Yuji
Otabe, dosen Sejarah Jepang dari Universitas Shizouka menanggapi isu
tersebut dengan mengatakan "mereka (kekaisaran) tidak ingin merasakan
tekanan yang sama".
Keraguan
Jepang terhadap kepemimpinan permaisuri bermula saat Putri Masako yang
saat itu masih bertugas sebagai diplomat sakit berkepanjangan akibat
tidak beradaptasi dengan baik dalam tradisi kekaisaran yang berpengaruh
terhadap rendahnya keturunan laki-laki.
Peneliti keluarga kaisar, Hideo Tsuboi, mengatakan Kekaisaran Jepang dan Kerajaan Inggris sangatlah berbeda, sehingga menyebabkan sang permaisuri depresi.
"Kerajaan
Inggris membolehkan keturunan perempuan memimpin takhta kerajaan,
mungkin inilah yang membuat sang permaisuri tertekan," ujar peneliti
Kekaisaran Jepang tersebut.
CB, Jakarta - Kekaisaran Jepang menuju
era baru setelah Kaisar Akihito yang berkuasa hampir 30 tahun
memutuskan mengundurkan diri sebagai Kaisar pada 30 April 2019. Akihito
naik takhta pada 8 Januari 1989 menggantikan ayahnya Hirohito yang
meninggal. Tradisi pemberian nama kekaisaran menjadi hal menarik
bersamaan dengan pergantian kekuasaan di Jepang.
Nama Reiwa diambi sebagai nama kekaisaran baru yang dipimpin oleh anak sulung Akihito, pangeran Naruhito mulai 1 Mei 2019.
Dalam
penamaan kekaisaran, Jepang ternyata keluar dari tradisi terdahulu
dengan meninggalkan penamaan dari puisi klasik Cina dan kembali ke puisi
klasik Jepang yang sudah diwariskan 1200 tahun lalu. Kata Reiwa diambil
dari kumpulan puisi klasik Jepang pada era Manyoshou (600-759 Masehi).
Rei-wa terdiri dari 2 karakter kanji yaitu” (Rei)” yang berarti
keindahan dan “ (Wa)” yang berarti keharmonisan.
Berdasarkan dua kata itu, Reiwa atau “ mengandung arti budaya akan
lahir dan dipelihara ketika orang-orang menyelaraskan hati mereka secara
harmoni.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan, dengan
menjadikan Manyoshou sebagai pedoman alam dan musim, dia berharap ke
depannya bisa mewariskan nilai budaya yang dikandung dari kata Reiwa
kepada generasi muda. Penamaan dinasti juga dimaksudkan sebagai bentuk
apresiasi generasi muda dan seluruh rakyat Jepang termasuk petani, dan
kalangan masyarakat lainnya untuk terus membangun Jepang.
Namun,
pilihan kata Reiwa untuk menamai kekaisaran Jepang setelah
Akihito telah menuai protes dari warga Cina. Mereka menyindir bahwa
pemilihan nama Reiwa adalah sebuah langkah mundur bagi Jepang karena
tidak terinspirasi dari puisi klasik Tiongkok pada umumnya.
Saat
Jepang mengumumkan pengunduran diri Kaisar Akihito, warga Cina dengan
antusias meneBAK nama dinasti berikutnya karena terinspirasi dari
Manyoshou. Bagi masyarakat Cina, Rei dilafalkan “ling” dalam bahasa Cina
yang berarti orde, dan Wa dilafalkan “he” berarti perdamaian.
Sebelum
diresmikan parlemen, kritik sudah dilayangkan oleh warga Cina. “Aku
tidak tahu apa makna dari Era Reiwa sendiri," ujar seorang wanita Cina
berusia 36 tahun. “Namanya mudah dituliskan, tapi terdengar aneh bagi
warga Cina.”
Opini mengenai Reiwa terus berdatangan. Salah satunya
dari pria Cina berusia 24 tahun yang tidak disebutkan namanya. Ia
bertanya: “Apakah itu bermakna ‘seseorang yang memesan perdamaian? Itu
sukar dimengerti."
Meskipun kritik terus berdatangan, Juru Bicara
Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang. mengapresiasi keputusan
Jepang soal penamaan kekaisaran di bawah kepemimpinan anak sulung
Akihito, pangeran Naruhito.
" Karena itu adalah keinginan dari Jepang sendiri” ujar Shuang.
Di
Jepang, antusiasme tinggi masyarakat atas penamaan kekaisaran tersebut.
“Era Heisei adalah era yang damai, meskipun kriminalitas ada,
setidaknya perang tidak terjadi” ujar Hisako Tanura, warga Kobe berusia
70 tahun.
Begitu pula Atsuhiro Ono, 21 tahun, mahasiswa prefektur
Hyogo: “Kita sebagai masyarakat harus bekerja sama untuk menyelesaikan
masalah dengan pikiran positif.”
Jepang masih menjaga tradisi
penamaan dinasti mereka dan tetap menggunakan kalender Masehi untuk
dokumen resmi. Seperti dalam surat kabar, SIM, koran, dan lain-lain,
yang menggunakan nama khusus.
Contohnya, Dinasti pertama, Dinasti
Taishou (1912-1926) menggambarkan kebesaran Jepang, kemudian dilanjutkan
Dinasti Showa (1926-1989), yang menggambarkan pembangunan dan
keterbukaan Jepang yang disertai Restorasi Meiji, membuka Jepang pada
dunia pada tahun 1816-1912, era kebangkitan Jepang. Era Heisei,
(1989-2019) menandakan modernisasi Jepang dan era perdamaian di masa
kekaisaran Akihito. Pada masa ini, perekonomian Jepang sedang tumbuh
dengan pesat.
Era kekaisaran Reiwa bergulir pada 1 Mei mendatang. Sekali pun perekonomian sedang baik, namun Jepang menghadapi
sejumlah tantangan seperti populasi rakyat berusia di atas 85 tahun
terus bertambah yang mengancam ketersediaan tenaga kerja, dan
pertumbuhan ekonomi.
PM Jepang, Shinzo Abe, menjelaksan makna
Reiwa, nama era baru kekaisaran setelah abdikasi Kaisar Akihito akhir
bulan ini. (Franck Robichon/Pool via Reuters)
Jakarta, CB -- Setelah penantian panjang, rakyat Jepang akhirnya mengetahui nama era baru kekaisaran di negara mereka setelah Kaisar Akihito menyerahkan takhta Krisantemum kepada putranya, Pangeran Naruhito, pada 1 Mei mendatang.
Reiwa,
demikian tulisan di papan putih yang diangkat oleh Sekretaris Kabinet
Jepang, Yoshihide Suga, ketika mengumumkan nama era baru kekaisaran
tersebut pada Senin (1/4).
Nama ini tidak asal dipilih. Perdana
Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengungkap bahwa sejumlah harapan tersimpan
dalam nama tersebut.
Menurut Shinzo, nama tersebut diambil
dari Manyoshu, sebuah antologi puisi berusia 1.200 tahun yang "menjadi
simbol kebudayaan dan tradisi lama bangsa."
"Layaknya bunga indah yang mekar, ini menjadi simbol kedatangan musim
semi setelah musim dingin yang pahit. Setiap warga Jepang dapat berharap
pada masa depan dan membuat bunga mereka sendiri bersemi," ucap Shinzo.
Pemerintah memiliki alasan tersendiri memilih Manyoshu menjadi inspirasi nama era baru kekaisaran tersebut.
"Manyoshu
adalah satu koleksi yang mengekspresikan kekayaan budaya bangsa, yang
harus kami banggakan, sama seperti alam indah negara ini," tutur Shinzo.
Secara
etimologi, Reiwa sendiri terdiri dari dua huruf kanji. Pertama, "Rei"
yang mengandung makna ganda, yaitu "perintah" dan "peruntungan baik."
Sementara itu, "wa" biasanya diterjemahkan menjadi "damai" atau
"harmoni".
"Dengan pemilihan nama era baru ini, saya memperbarui
komitmen saya untuk memulai era baru yang akan dipenuhi harapan," ucap
Shinzo sebagaimana dikutip Reuters.
Pengumuman nama era baru kekaisaran ini sangat dinanti oleh rakyat
Jepang. Di hari pengumuman, para warga terlihat berkumpul untuk
bersama-sama mendengarkan nama era baru kekaisaran.
Rakyat kian
penasaran karena proses pemilihan nama tersebut sangat dirahasiakan.
Begitu spesial, pemerintah sampai-sampai membentuk satu tim berisi
sembilan orang, termasuk seorang pemenang Nobel, untuk membuat nama era
baru kekaisaran ini.
Tak asal terdengar bagus, nama era kekaisaran pimpinan Naruhito ini juga harus sesuai dengan karakteristik yang ketat.
Sejak dulu, nama era kekaisaran Jepang harus terdiri dari dua huruf kanji, mudah dibaca dan ditulis, juga tak terdengar umum.
Huruf depan nama era kekaisaran itu juga tidak boleh sama dengan era sebelumnya, yaitu Hesei, Showa, Taisho, dan Meiji.
Keempat
nama era kekaisaran tersebut diambil dari literatur China. Nama era
kali ini pun dianggap spesial karena berakar pada kumpulan puisi
literatur Jepang.
"Interpretasi Abe menggaungkan seruannya agar
Jepang bangga akan akar dan tradisinya. Dia ingin Jepang bangga akan
negaranya," ujar profesor ilmu politik di Sophia University, Koichi
Nakano.
Jepang mengumumkan nama era baru kekaisaran di
negara mereka yang akan dimulai bulan depan, setelah Kaisar Akihito
turun takhta pada akhir April mendatang. (Franck Robichon/Pool via
Reuters)
Jakarta, CB -- Jepang mengumumkan nama era baru kekaisaran di negara mereka yang akan dimulai bulan depan, setelah Kaisar Akihito turun takhta pada akhir April mendatang.
"Beberapa
saat lalu, pemerintah memutuskan dalam rapat kabinet mengenai nama era
baru dan cara mengucapkannya," ujar Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide
Suga.
Ia kemudian mengangkat papan putih dengan guratan kaligrafi tradisional bertuliskan "Reiwa" di atasnya.
Sebagaimana dilansir AFP,
kata tersebut terdiri dari dua karakter. Pertama, "Rei" yang memiliki
makna ganda, yaitu "perintah" dan "peruntungan baik." Sementara itu,
"wa" biasanya diterjemahkan menjadi "damai" atau "harmoni".
Pemerintahan Jepang nantinya akan menjelaskan makna resmi dari kata tersebut, juga cara pelafalannya dalam bahasa Inggris.
Reiwa
akan menggantikan era kekaisaran Akihito yang dikenal dengan sebutan
Heisei. Nama era kekaisaran Heisei itu berarti "perdamaian di mana pun."
Abdikasi Akihito menorehkan sejarah di Jepang karena ini merupakan kali pertama seorang kaisar turun takhta dalam dua abad.
Akihito
sendiri selama ini sebenarnya tidak pernah terlalu tampil di hadapan
publik. Selama berpuluh tahun, ia bekerja dari dalam rumah atau luar
negeri, sembari menyembuhkan luka akibat Perang Dunia II.
Saat
menginjak usia 83 tahun, Akihito akhirnya tampil di hadapan publik dan
mengatakan bahwa ia takut tak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik
karena kondisi kesehatannya setelah menjalani perawatan kanker prostat
dan operasi jantung.
Jepang akhirnya mengumumkan bahwa Akihito
akan turun takhta pada akhir April mendatang. Pusara kekaisaran akan
diserahkan kepada putranya, Pangeran Naruhito.
Naruhito diperkirakan bakal langsung dilantik pada 1 Mei. Ketika Naruhito menerima pusaka kekaisaran, era Reiwa akan dimulai.
Wakil Tetap Suriah untuk PBB Dr. Bashar Al-Jaafari bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
((SANA))
Tokyo (CB) - Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan
pendirian negaranya mengenai Dataran Tinggi Golan, tanah Suriah yang
diduduki Israel, tidak berubah setelah pernyataan Presiden AS Donald
Trump untuk mengakui kedaulatan Israel atas Datang Tinggi Golan.
Dalam konteks yang sama, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kembali
menyampaikan pendirian negerinya, yang menegaskan bahwa Dataran Tinggi
Golan adalah wilayah Suriah yang diduduki Israel, demikian laporan
Kantor Berita Suriah, SANA --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin
siang. Ia mengecam pernyataan Trump mengenai wilayah yang didudduki
tersebut.
Majalah Jerman Contra, dengan mengutip Maas, melaporkan pendirian Jerman
mengenai masalah tersebut tidak berubah dan Jerman tidak mengakui
resolusi mengenai pencaplokan Dataran Tinggi Golan oleh Israel, sejalan
dengan resolusi PBB. Maas menegaskan Dataran Tinggi Golan adalah bagian
dari Suriah.
Rakyat Suriah berunjuk-rasa di dekat Dataran Tinggi Golan, yang diduduki oleh Israel. (SANA)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi
(kanan) bertemu dengan State Minister for Foreign Affairs Jepang Toshiko
Abe (kiri) di sela-sela forum World Assembly for Women (WAW!) ke-5 di
Tokyo, Sabtu (23/3/2019). (Kemlu RI)
Menlu Retno menyampaikan keprihatinan akan
situasi yang semakin memburuk, khususnya kondisi para pengungsi dengan
terhentinya berbagai program bantuan dari negara donor
Jakarta
(CB) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan
perkembangan situasi di Rakhine State dan Palestina dalam forum World Assembly for Women (WAW!) ke-5 di Tokyo, Jepang, Sabtu (23/3).
Dalam forum yang dihadiri Wakil Presiden Panama serta para menteri luar
negeri perempuan dari delapan negara tersebut, Menlu Retno menegaskan
pentingnya penciptaan kondisi yang kondusif untuk proses repatriasi bagi
pengungsi Rohingya.
Ia juga menyampaikan keprihatinan atas masih adanya defisit kepercayaan
antara komunitas dan pemangku kepentingan, demikian keterangan tertulis
Kementerian Luar Negeri RI yang diterima, Minggu.
Dalam konteks ini, Menlu RI menyampaikan bahwa ASEAN terus berupaya
untuk menjembatani dan mendukung proses repatriasi, termasuk dengan
mengirimkan tim asesmen ke Myanmar.
Mengenai Palestina, Menlu Retno menyampaikan keprihatinan akan situasi
yang semakin memburuk, khususnya kondisi para pengungsi dengan
terhentinya berbagai program bantuan dari negara donor.
Menlu RI menegaskan kembali komitmen penuh Indonesia mendukung
kemerdekaan Palestina. Selanjutnya Retno juga menyampaikan hasil
kunjungannya ke Amman, Jordania awal Maret lalu, untuk memberikan
bantuan peningkatan kapasitas bagi perempuan Palestina dan bantuan
kemanusiaan kepada pengungsi Palestina.
Di sela-sela pertemuan WAW!, Menlu RI juga melakukan pertemuan dengan State Minister for Foreign Affairs Jepang Toshiko Abe.
Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri membahas upaya untuk memperkuat
kerja sama bilateral, termasuk kerja sama terkait pengiriman tenaga
kerja terampil Indonesia ke Jepang. Kedua menteri juga membahas kerja
sama pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan
Indo-Pasifik.
Sebagai Menlu Indonesia perempuan pertama dan mewakili negara
berpenduduk muslim terbesar, Indonesia dipandang memiliki kredensial
yang lengkap dalam memajukan peran perempuan.
Keberhasilan Indonesia ini juga sangat sangat dilihat dari komitmen kuat
Presiden Joko Widodo dengan menempatkan sejumlah menteri perempuan
dengan portofolio yang strategis dalam Kabinet Kerja.
Pertemuan WAW! ke-5 diselenggarakan oleh pemerintah Jepang bekerja sama dengan Women 20, sebuah engagement group
G-20 yang menyuarakan isu pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender,
pertumbuhan yang inklusif dalam sektor ekonomi internasional.
Forum WAW! merupakan bentuk komitmen Jepang untuk pengarusutamaan isu gender dan pemberdayaan perempuan dalam berbagai bidang.
TOKYO
- Washington dan Tokyo sedang berupaya mengembangkan radar baru untuk
sistem pertahanan rudal Aegis yang dipasang pada kapal-kapal perang
Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Sumber diplomatik Jepang
mengungkapkan proyek radar itu kepada kepada kantor berita Kyodo, hari Minggu.
Diplomat
yang menolak disebutkan namanya itu mengatakan radar baru itu bertujuan
untuk melawan senjata baru, termasuk rudal jelajah hipersonik yang
sedang dikembangkan oleh China dan Rusia. Menurut sumber tersebut,
koordinasi pada proyek telah memasuki tahap akhir.
Jepang, menurut laporan Kyodo yang dikutip Sputnik,
Senin (18/3/2019), menggunakan usaha patungan sebagai sarana untuk
memperkuat pertahanannya terhadap kemungkinan serangan dari Korea Utara,
yang Tokyo anggap sebagai ancaman yang layak terhadap keamanan
nasional.
Sementara
itu, keputusan Jepang untuk bergabung dengan proyek ini telah
menimbulkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat dilihat sebagai pemicu
perlombaan senjata baru antara negara-negara adidaya dunia.
Saat
ini, kapal-kapal perang AS mengandalkan sistem radar AN/SPQ-9B, yang
diklaim mampu mendeteksi ancaman-ancaman rudal yang terbang rendah.
Namun, sistem ini menggunakan radar yang berputar tradisional, yang
secara inheren rentan terhadap bintik-bintik buta.
Masih menurut
Kyodo, satu unit sistem AN/SPQ-9B berharga sekitar USD4,1 juta.
Sedangkan sistem baru kemungkinan akan jauh lebih mahal.
Sistem
baru akan menjadi radar yang tidak berputar, yang menyediakan cakupan
360 derajat secara konstan. Sistem itu akan digunakan bersama dengan
sistem lain, AN/SPY-6, yang berspesialisasi dalam target ketinggian
tinggi dan dijadwalkan akan dikirimkan mulai tahun 2020.
Aegis adalah sistem pertahanan rudal utama maritim yang awalnya dikembangkan oleh Missile and Surface Radar Division of RCA Corporation dan saat ini diproduksi oleh Lockheed Martin.
Pada
tahun 2016, AS meluncurkan versi berbasis darat stasioner pertama, yang
disebut Aegis Ashore, di Rumania. Rusia telah berulang kali mengutuk
pengerahan sistem pertahanan rudal Aegis Ashore di negara-negara dekat
perbatasan Rusia, karena dapat dengan mudah digunakan untuk peluncuran
rudal ofensif.
TOKYO
- Perusahaan Norwegia, Kongsberg Defense & Aerospace, telah
menandatangani kontrak dengan Jepang untuk memasok Joint Strike Missiles
(JSM) untuk armada jet tempur siluman F-35 Lightning II negara
tersebut.
"Ini adalah tonggak utama untuk program JSM, memasuki
fase produksi," kata Eirik Lie, presiden Kongsberg Defense &
Aerospace. "Perusahaan sangat bangga telah dipilih oleh Jepang untuk
menyediakan JSM bagi Armada F-35 mereka," lanjut dia, dikutip Defense News, Kamis (14/3/2019).
Baik
Kongsberg maupun Jepang tidak mengungkapkan nilai dolar atau jumlah
rudal yang tercakup dalam kontrak. Namun, dokumen anggaran Jepang
menunjukkan negara itu mengalokasikan 7,3 miliar yen (USD 65,6 juta)
untuk akuisisi rudal untuk tahun fiskal mendatang, yang dimulai 31
Maret.
JSM
hanya direncanakan untuk berintegrasi pada F-35A. Hasil pengamatan
sebelumnya mengonfirmasi bahwa dua JSM dapat masuk ke dalam rongga
senjata internal F-35A. Namun, F-35B dirancang hanya dapat membawa rudal
di stasiun senjata eksternal.
Jepang berencana untuk
mengakuisisi 157 unit jet tempur F-35, termasuk 42 unit F-35B. Negara
Asia Timur akan memiliki skuadron F-35A pertamanya akhir tahun ini.
Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang saat ini melatih kader
penerbangan dan kru darat, serta mengambil pengiriman pesawat.
Menurut
Kongsberg, JSM adalah satu-satunya rudal jarak jauh yang dapat
digunakan melawan target kapal dan target di darat dan juga dilakukan
secara internal di F-35.
Perusahaan tersebut mengatakan JSM menambahkan fitur kemampuan serangan darat standoff seperti kemampuan observasi yang rendah, kelincahan dan fleksibilitas. Rudal ini memiliki jangkauan hingga 300 mil laut.
Selain
Jepang, Australia juga ingin memperoleh JSM untuk jet-jet tempur
F-35-nya sendiri. Niat Australia untuk mengakuisisi misil JSM sudah
muncul sejak 2015.
Presiden Rusia Vladimir Putin (ka)
bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Kremlin di Moskow,
Rusia, Selasa (22/1). ANTARA FOTO/Alexander Nemenov/Pool via
REUTERS/cfo/19
Jakarta (CB) - Kremlin, Selasa, mengatakan bahwa pembicaraan
dengan Jepang yang dimaksudkan untuk merampungkan perjanjian damai
Perang Dunia II antara kedua negara sekaligus mengakhiri sengketa
teritorial atas rantai pulau di Pasifik dapat memakan waktu
bertahun-tahun.
Tidak hanya itu, pembicaraan tersebut juga merupakan masalah yang kompleks bagi kedua negara.
Jepang dengan gencar berupaya menyelesaikan sengketa atas empat pulau -
yang dikenal sebagai Teritorial Utara di Jepang dan Kepulauan Kuril
Selatan di Rusia - yang menjadi penghalang bagi Moskow maupun Tokyo
untuk secara resmi mengakhiri permusuhan Perang Dunia II mereka.
Perdana Menteri Shinzo Abe kerap menggelar pembicaraan dengan Presiden
Rusia Vladimir Putin guna mengakhiri sengketa selama puluhan tahun
lamanya. Namun, sejauh ini belum ada terobosan yang dicapai antar kedua
pemimpin tersebut.