Selasa, 04 September 2018

Iran Datang, Trump Peringatkan Suriah Agar Tak Serang Idlib


Iran Datang, Trump Peringatkan Suriah Agar Tak Serang Idlib
Ilustrasi (AFP PHOTO / OMAR HAJ KADOUR)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Suriah agar tidak meminta bantuan Iran dan Rusia untuk menyerang Idlib. Sebab, menurutnya serangan tersebut malah akan menimbulkan tragedi kemanusiaan.

Peringatan ini dilakukan setelah Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javed Zarif bertemu dengan pemimpin Suriah, Bashar al-Assad. Zarif mengadakan kunjungan dadakan ke Damaskus ditengah ketidakjelasan rencana serangan.

Saat ini, tentara Suriah tengah bersiap untuk menyerang. Mereka dikumpulkan sekitar barat daya provinsi Idlib. Idlib sendiri adalah kota terakhir yang dikuasai oleh pemberontak negara itu. 



"Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak boleh sembarangan menyerang provinsi Idlib. Rusia dan Iran akan membuat kesalahan kemanusiaan yang besar jika ikut serta dalam potensi tragedi kemanusiaan ini," cuit Trump.

"Ratusan ribu orang bisa terbunuh. Jangan sampai hal ini terjadi!"

PBB dan berbagai kelompok pemberi bantuan telah memeringahtkan bahwa serangan besar-besaran di Idlib bisa memercikkan bencana kemanusiaan terbesar selama tujuh tahun konflik Suriah berlangsung.

Tapi, Rusia dan Iran bersikeras bahwa kelompok ekstrim di Idlib harus dikalahkan. Kedua negara ini diperkirakan akan mendukung pasukan pemerintah dalam bentuk serangan apapun.

Kunjungan Zarif ke Suriah ini juga dilakukan beberapa hari sebelum pertemuan tripartit yang dilakukan oleh para petinggi Iran. Pertemuan itu dilakukan untuk mendiskusikan konflik Iran. Konflik Suriah sendiri saat ini telah mencapai tahun ke delapan.



Ia menemui Assad untuk mendiskusikan isu mengenai agenda untuk pertemuan tripartit itu. Hal ini diketahui dari akun kepresidenan Suriah di layanan pesan instan Telegram.

Idlib sendiri awalnya adalah wilayah damai dimana semua tindak kekerasan antara pemerintah dan kaumn pemberontak dihentikan. Wilayah damai ini akan diikuti oleh gencatan senjata di seluruh negeri. Rusia belakangan terus mendorong agar pemerintah melancarkan serangan ke Idlib.

Teheran dan Moskow telah memasok dukungan militer, keuangan, dan politik yang stabil bagi pemerintahan Assad selama perang berlangsung. Sebanyak 350.000 orang tewas sejak perang pecah pada 2011.







Credit  cnnindonesia.com