Credit republika.co.id
Selasa, 23 April 2019
Selasa, 16 April 2019
Utusan Liga Arab: Negara asing kobarkan konflik Libya
Di dalam satu wawancara dengan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam, Al-Jamali menyalahkan politisi Libya karena mengundang campur-tangan asing dalam urusan Libya.
"Telah banyak campur-tangan internasional setiap hari di Libya," katanya. "Negara ini mendorong perang, bukan menghentikan konflik dan meletakkan senjata."
Libya telah dirongrong kemelut sejak 2011, ketika aksi perlawanan dukungan NATO mengakibatkan terguling dan tewasnya orang kuat Muammar Gaddafi setelah empat dasawarsa berkuasa.
Sejak itu, perpecahan politik tajam di negeri tersebut telah menghasilkan dua pemerintah: satu di Libya Timur --yang dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar-- dan satu lagi di Tripoli, yang mendapat dukungan PBB.
Kondisi itu meningkat pada Maret, ketika Khalifa Haftar melancarkan operasi militer untuk merebut Ibu Kota Libya, Tripoli, tempat pemerintah dukungan PBB bermarkas.
"Liga Arab menolak kekerasan dan pengangkatan senjata, bukan dialog," kata Al-Jamali. Ia kembali menyampaikan penolakan campur-tangan asing dalam urusan Libya.
"Liga Arab berusaha memelihara persatuan dan keutuhan wilayah dan berusaha menjembatani jurang pemisah pendapat," katanya.
Urusan Liga Arab tersebut juga menyeru semua pihak yang bertikai di LIbya untuk "meletakkan senjata dan kembali ke meja perundingan".
"Kekerasan tidak menyelesaikan masalah," katanya.
Credit antaranews.com
Senin, 01 April 2019
Pemimpin Arab Desak PBB soal Pengakuan Trump Atas Golan
Para pemimpin negara Arab juga memperingatkan negara-negara lain untuk tidak mengikuti langkah tersebut. Negara-negara Arab akan mengajukan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB dan meminta pendapat dari Mahkamah Internasional.
"Tentang ilegalitas dan ketidakabsahan pengakuan Amerika," kata mereka dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan puncak KTT Liga Arab di Tunisia, Minggu (31/3), dikutip Reuters.
Sebelumnya diketahui, didampingi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Presiden Donald Trump mendeklarasikan bahwa Amerika Serikat mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah kedaulatan Israel.
"Hari ini, saya merasa terhormat dapat menyambut Perdana Menteri Netanyahu dari Israel di Gedung Putih, di mana saya menandatangani Proklamasi Presiden mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan," kata Trump melalui Twitter pada 26 Maret 2019.
"Keputusan Anda untuk mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan sangat bersejarah," ujar Netanyahu kepada Trump.
Israel memang mencaplok Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari pada 1967 silam. Mereka menganeksasi Dataran Tinggi Golan secara efektif pada 1981, tapi tak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Kerajaan Arab Saudi sebelumnya telah menentang keras klaim atas Dataran Tinggi Golan baik oleh Israel maupun AS.
"Arab Saudi menyatakan menolak keras dan mengecam pemerintah AS yang mengakui kedaulatan Israel wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan," demikian pernyataan Kerajaan Arab Saudi yang disampaikan Kantor Berita SPA, seperti dilansir AFP, Selasa (26/3).
Senada, Pemerintah Iran juga menyatakan akan melawan keputusan Amerika Serikat tersebut. Iran menuduh AS mempermainkan hukum internasional dengan mengambil langkah itu.
"Dia (Presiden AS Donald Trump) mempermainkan hukum internasional terkait Golan," kata Presiden Iran, Hassan Rouhani, seperti dilansir Associated Press, Jumat (29/3).
Rouhani juga menyarankan rakyat Iran untuk menentang keputusan Trump itu untuk menumbangkan kekuatan AS dan Israel.
Credit cnnindonesia.com
Pengakuan Trump Atas Golan Ancam Kedaulatan Lebanon
Para pejabat Lebanon menyebut keputusan itu dapat berdampak pada status Perkebunan Shebaa. Perkebunan Shebaa adalah sebidang tanah kecil yang terletak di persimpangan perbatasan Lebanon-Suriah dan Dataran Tinggi Golan.
Melansir Sputnik pada Minggu (31/3), Israel menganggap Perkebunan Shebaa bagian dari wilayah Golan yang diduduki, sementara Damaskus dan Beirut bersikeras bahwa daerah itu adalah milik Lebanon.
"Kerajaan menolak tindakan apa pun yang memengaruhi status historis Yerusalem. Kami (Saudi) mendukung integritas wilayah Suriah dan solusi politik berdasarkan dialog antara oposisi dan rezim," kata Assaf.
Penolakan Saudi atas status baru Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel itu sebelumnya telah disampaikan pemerintah Kerajaan.
Credit sindonews.com
Raja Arab Saudi Bela Kedaulatan Suriah atas Golan
Dalam pidatonya di KTT Liga Arab di Tunis pada hari Minggu, Raja Salman mengatakan setiap langkah untuk merusak kedaulatan Suriah atas Dataran Tinggi Golan harus ditolak. Meski Saudi membela Suriah dalam sengketa wilayah Golan, negara itu selama ini membela oposisi atau pemberontak dalam konflik Suriah.
Presiden Trump menandatangani dekrit pengakuan Dataran Tinggi Golan milik Israel pada 25 Maret lalu atau kurang dari empat bulan setelah dia secara sepihak mengakui Yerusalem adalah Ibu Kota Israel.
"Kami menegaskan kembali penolakan absolut kami atas segala tindakan yang melanggar kedaulatan Suriah atas Golan, dan kami menekankan pentingnya mencapai solusi politik untuk krisis Suriah yang akan menjamin keamanan, persatuan dan kedaulatan Suriah dan mencegah intervensi asing," katanya, seperti dikutip Arab News, Senin (1/4/2019).
Dia juga menegaskan kembali posisi Arab Saudi yang mendukung pendirian negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Dia mengatakan masalah Palestina adalah prioritas utama bagi Arab Saudi.
Sementara itu, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan bahwa Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel adalah tanah Arab. Dia menolak keputusan AS atas status wilayah itu.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa keputusan AS bertentangan dengan seluruh konvensi internasional.
Dataran Tinggi Golan sejatinya memang wilayah Suriah. Namun, wilayah itu diduduki Israel selama Perang Enam Hari 1967. Wilayah itu resmi dianeksasi oleh pemerintah Israel pada tahun 1981, secara resmi menjadikannya bagian dari Israel dan berfungsi sebagai pos militer dan pertanian yang strategis.
Credit sindonews.com
Pemimpin Arab kutuk keputusan AS mengenai Golan
Para pemimpin Arab, yang bertemu di Tunis, mendapat tekanan agar menolak tindakan Washington, sementara mereka juga masih harus mengatasi perbedaan-perbedaan di kawasannya, termasuk perselisihan Teluk Arab, perbedaan sikap mengenai pengaruh regional Iran, perang di Yaman dan pergolakan di Sudan dan Aljazair.
Kepulangan tiba-tiba Amir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, yang berselisih dengan Arab Saudi dan para sekutu lainnya dari Arab, menegaskan bahwa perbedaan sikap di kawasan tak mudah dikubur. Belum ada keterangan mengapa Amir Qatar itu kembali ke negaranya secara tiba-tiba.
Raja Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi mengatakan kepada kalangan kerajaan, presiden, dan perdana menteri Arab pada pertemuan tersebut bahwa negaranya "sama sekali menolak" langkah yang memengaruhi kedaulatan Suriah atas Dataran Tinggi Golan.
Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang ditandatangani pekan lalu mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian Israel, yang mencaplok kawasan itu tahun 1981 setelah merebutnya dari Suriah tahun 1967.
Kutukan raja Saudi itu bergema di kalangan pejabat-pejabat Arab sebelum pertemuan puncak Liga Arab Ahad, yang biasanya berakhir dengan deklarasi final yang disepakati 22 negara anggotanya.
Keputusan Trump mengenai Golan muncul setelah AS kurang dari empat bulan sebelumnya menyatakan Jerusalem sebagai ibu kota Israel, sebuah keputusan yang juga mengundang kutukan dari dunia Arab. Pihak Palestina menginginkan Jerusalem Timur sebagai ibu kota negaranya pada masa depan.
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan para pemimpin Arab juga perlu menjamin komunitas internasional memahami pentingnya masalah Palestina bagi negara-negara Arab.
Stabilitas kawasan dan internasional harus datang melalui "penyelesaian komprehensif dan adil yang mencakup hak-hak rakyat Palestina dan mengarah kepada pembentukan negara Palestina dengan Jerusalem sebagai ibu kotanya," kata Essebsi.
Sekjen PBB Antonio Guterres, yang berpidato di pertemuan itu di Tunis, mengatakan resolusi atas konflik Suriah harus menjamin integritas teritorial Suriah "termasuk Dataran Tinggi Golan".
Perselisihan
Pertemuan puncak di Tunis mendatangkan para penguasa dari Arab Saudi dan Qatar untuk pertama kali pada acara yang sama sejak tahun 2007 ketika Riyadh dan para sekutunya memberlakukan boikot ekonomi dan politik atas Doha.
Namun sang amir Qatar meninggalkan pertemuan itu segera setelah Sekjen Liga Arab Ahmed Abuoul Gheit memuji cara Arab Saudi dalam menangani kepemimpinan bergilir Liga Arab tahun lalu, demikian siaran langsung televisi. Kantor berita Qatar tidak menyebut mengapa Tamim meninggalkan pertemuan itu, tetapi kantor berita Tunisia TAP melaporkan sebagian delegasi Qatar masih mengikuti pertemuan.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir menuding Qatar mendukung terorisme dan mengatakan negara itu menjalin hubungan nyaman dengan Iran. Doha membantah tuduhan tersebut.
Perselisihan itu dimediasi oleh Kuwait dan Amerika Serikat, yang mengimbau negara-negara Arab bersatu menentang pengaruh Iran di kawasan.
Raja Salman, yang negaranya telah lama berseteru dengan Iran untuk berebut pengaruh, menyerukan perlawanan dilakukan atas apa yang disebutnya sebagai "kebijakan agresif rezim Iran". Dia mengatakan Iran mencampuri urusan Arab, tudingan yang Teheran bantah.
Negara-negara Arab masih terbelah terkait berbagai isu, termasuk bagaimana mengatasi protes-protes prodemokrasi yang telah pecah di kawasan sejak tahun 2011.
Para pemimpin Sudan dan Aljazair tak menghadiri pertemuan Ahad itu karena kedua negara sedang dilanda protes-protes antipemerintah.
Kursi Suriah tampak kosong di pertemuan puncak itu. Damaskus telah ditangguhkan dari keanggotaan Liga Arab sejak tahun 2011 akibat tindakan keras yang dilakukannya pada permulaan perang saudara di negara itu. Liga Arab belum membuat keputusan untuk mengikutsertakan Suriah ke dalam organisasi tersebut.
Credit antaranews.com
KTT Liga Arab Dibuka, Amir Qatar Langsung 'Pamit'
Dilansir AFP, kepulangan Amir Qatar diberitakan kantor berita resmi negara Teluk QNA. Kepergian Amir Qatar Sheikh Tamim tanpa disertai penyebab yang jelas.
Seorang pejabat Tunisia, yang tidak bersedia namanya disebutkan, mengatakan pemimpin Qatar itu keluar saat pidato Sekretaris Jenderal Liga Ahmed Aboul Gheit.
"Dia telah meninggalkan Tunisia," ujar pejabat tersebut, dikutip AFP, Minggu (31/3).
Hal ini menjadi krisis diplomatik dan politik paling buruk antara negara-negara Teluk selama ini.
Saudi dan sejumlah negara-negara Teluk kompak memutus hubungan diplomatik dengan Qatar, lantaran menuding Doha telah mendukung Hamas dan Taliban yang masuk dalam daftar kelompok teroris versi Amerika Serikat. Mereka juga menuduh Qatar terlampau dekat dengan Iran, yang menjadi musuh bebuyutan Saudi di Timur Tengah.
Meski Qatar menyangkal seluruh tuduhan itu, krisis diplomatik masih terus berlangsung hingga bulan ini dan belum menemukan titik akhir. Negara-negara terkait juga tampak enggan menyelesaikan krisis.
Credit cnnindonesia.com
Rabu, 27 Maret 2019
Liga Arab: Pengesahan Pendudukan Israel Jadi Arah Kebijakan AS
"Pengumuman Amerika tidak mengubah status hukum Golan dengan cara apa pun. Dataran Tinggi Golan tetap menduduki wilayah Suriah. Semua ini akan dibahas pada KTT (Liga Arab) minggu depan di Tunisia," kata Liga Arab.
"Legitimasi pendudukan (Israel) adalah orientasi baru kebijakan AS, yang telah sepenuhnya kompatibel dengan posisi dan keinginan Israel," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (26/3).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berada di Gedung Putih dan menyaksikan Trump meneken dekrit tersebut. Sebelum penandatanganan, Netanyahu membuat pernyataan pujian kepada Trump, di mana pemimpin Amerika itu dibandingkan dengan sosok kaisar Persia, Cyrus, sebagai pembela heroik orang-orang Yahudi.
Dataran Tinggi Golan sendiri sejatinya adalah wilayah Suriah. Namun diduduki Israel selama Perang Enam Hari 1967. Wilayah itu resmi dianeksasi oleh pemerintah Israel pada tahun 1981 dan difungsikan sebagai pos militer dan pertanian yang strategis.
Credit sindonews.com
Selasa, 26 Februari 2019
Liga Arab Sebut Iran dan Turki Ganggu Stabilitas Timur Tengah
Berbicara pasca pertemuan Liga Arab dan Uni Eropa (UE) di Kairo, Mesir, Gheit menuturkan Liga Arab dan UE menyayangkan konflik yang terus berlanjut di Libya, Suriah dan Yaman. Dia lalu menyebut, konflik di sana menjadi lebih rumit setelah adanya campur tangan asing, seperti Iran dan Turki.
"Kami (bersama-sama dengan UE) berbagi keprihatinan atas konflik militer yang sedang berlangsung di Yaman, Libya dan Suriah serta campur tangan asing di dalamnya, baik yang Iran maupun Turki," kata Gheit, seperti dilansir Sputnik pada Senin (25/2).
Terkait pertemuan Liga Arab-UE, pertemuan ini dilaporkan membahas mengenai itu multilateralisme, perdagangan dan investasi, migrasi, keamanan, dan situasi di kawasan.
Pertemuan persiapan yang sebelumnya berlangsung di Brussel pada 4 Februari, bagaimanapun, gagal menghasilkan deklarasi bersama, yang dilaporkan karena kurangnya konsensus tentang isu-isu tertentu dan konflik Timur Tengah yang sedang berlangsung.
Credit sindonews.com
Raja Saudi Serukan Upaya Internasional untuk Menindak Iran
Raja Salman menyampaikan hal itu dalam pertemuan puncak (KTT) Liga Arab-Uni Eropa pertama pada hari Minggu di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh, Mesir. Menurutnya, dukungan Teheran untuk milisi Houthi di Yaman, dan milisi lain, serta praktik agresif dan campur tangan terang-terangan dalam urusan negara-negara lain, membutuhkan sikap internasional terpadu untuk memaksa Iran mematuhi hukum internasional.
Dia menambahkan bahwa Kerajaan Saudi menekankan pentingnya solusi politik untuk krisis Yaman berdasarkan inisiatif Teluk, hasil dari dialog nasional Yaman, dan resolusi 2216 Dewan Keamanan PBB.
Lebih lanjut, Raja Saudi mengatakan bahwa masalah Palestina sebagai prioritas di antara negara-negara Arab, dengan merujuk pada KTT Liga Arab tahun lalu di Dhahran yang dinamai sebagai "KTT Yerusalem". Raja Salman menegaskan kembali posisi teguh Arab Saudi untuk memulihkan semua hak sah rakyat Palestina.
Menurutnya, Arab Saudi, seperti banyak negara lain, telah menderita terorisme dan telah memelopori banyak upaya internasional untuk memeranginya di semua tingkatan. Menurut pidato Raja Salman, upaya internasional yang dipelopori Saudi itu termasuk upaya mengeringkan sumber daya keuangan kelompok teror dan menekankan pentingnya untuk melanjutkan tindakan bersama terhadap pendanaan teror dan pencucian uang.
"Kami berharap KTT ini akan membantu menemukan solusi bagi mereka," kata Raja Salman.
Dia mengatakan Arab Saudi telah memberikan bantuan lebih dari USD35 miliar kepada lebih dari 80 negara di bidang kemanusiaan, amal dan pembangunan.
Credit sindonews.com
Selasa, 12 Februari 2019
Minggu, 27 Januari 2019
Rusia Serukan Suriah Kembali ke Liga Arab
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyerukan untuk mencabut pembekuan anggota Suriah di Liga Arab. Foto/Istimewa
TUNIS - Menteri Luar Negeri RusiaSergei Lavrov menyerukan untuk mencabut pembekuan anggota Suriahdi Liga Arab. Pernyataan Lavrov ini muncul dua bulan sebelum pertemuan puncak tahunan Arab di Tunisia pada bulan Maret mendatang.
"Kami ingin Tunisia mendukung proses pengembalian Suriah ke keluarga Arab dan Liga Negara-negara Arab juga," kata Lavrov dalam konferensi pers bersama dengan koleganya dari Tunisia Khamis al-Jahnawi di Tunis.
Tunisia dijadwalkan menjadi tuan rumah KTT Arab ke-30 pada bulan Maret.
"Saya percaya bahwa Tunis tertarik dengan pengembalian cepat para pengungsi Suriah yang berteduh di Tunisia," sambung Lavrov.
"Kami akan melakukan segalanya untuk menciptakan kondisi yang tepat di Suriah guna pengembalian pengungsi," tukasnya seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (27/1/2019).
Menurut perkiraan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), ada sekitar 400 pengungsi Suriah di Tunisia.
Al-Jahnawi, pada bagiannya, mengatakan kembalinya Suriah ke Liga Arab adalah keputusan yang diambil oleh badan yang berbasis di Kairo.
"Para menteri luar negeri Arab akan bertemu dan memutuskan apa yang mereka inginkan untuk Suriah," katanya.
"Apa yang diperhatikan Tunisia adalah keamanan, stabilitas dan persatuan nasional Suriah," imbuhnya.
Liga Arab membekukan kursi Suriah pada 2011 dengan dilatarbelakangi penggunaan kekuatan oleh rezim Bashar al-Assad untuk menghancurkan aksi protes pro-demokrasi di negara itu.
Dalam beberapa pekan terakhir, ada seruan Arab yang meningkat untuk menormalisasi hubungan dengan rezim Assad, termasuk kunjungan Presiden Sudan Omar al-Bashir ke Damaskus, dan pembukaan kembali kedutaan besar Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain di Ibu Kota Suriah.
Credit Sindonews.com
https://international.sindonews.com/read/1373896/44/rusia-serukan-suriah-kembali-ke-liga-arab-1548563514
Selasa, 18 Desember 2018
Liga Arab Desak Australia Akui Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina
"Deklarasi Australia, yang termasuk pengakuan Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, sangat mengganggu, karena bertentangan dengan hukum internasional dan hak-hak Palestina yang tidak dapat dicabut," kata Aboul-Gheit, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (17/12).
"Saya meminta pemerintah Australia untuk memperbaiki posisinya dan mengakui negara Palestina dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya tanpa penundaan. Dengan cara ini kita akan mempertimbangkan posisi Australia telah seimbang," sambungnya.
Sebelumnya, Liga Arab menyebut keputusan Australia untuk mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel adalah bentuk dukungan tidak langsung terhadap kebijakan pendudukan Tel Aviv terhadap Palestina.
Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Palestina, Saeed Abu Ali menyatakan, keputusan Australia tersebut adalah pelanggaran keras terhadap hukum internasional. Abu Ali kemudian menyebut, keputusan ini juga sama dengan mendukung pendudukan Israel.
Credit sindonews.com
Minggu, 16 Desember 2018
Liga Arab Kutuk Pengakuan Australia Yerusalem Barat Ibu Kota Israel
Selasa, 11 Desember 2018
Senin, 26 November 2018
Liga Arab Kutuk Larangan Perjalanan Israel terhadap Pejabat Palestina
Israel menjatuhkan larangan perjalanan kepada anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Menteri Urusan Yerusalem, Adnan al-Husayni, dan Gubernur Yerusalem Adnan Gheith. Israel juga memberlakukan larangan bagi keduanya untuk berkomunikasi dengan beberapa tokoh Palestina.
"Keputusan itu tidak adil dan itu adalah pelanggaran hukum internasional dan kemanusiaan," kata Saeed Abu Ali, asisten sekretaris jenderal Liga Arab untuk wilayah Palestina dan wilayah Arab yang diduduki.
"Larangan perjalanan adalah kejahatan yang dilakukan oleh otoritas pendudukan," tambah Abu Ali seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (25/11/2018).
Dia kemudian menyerukan Israel untuk membatalkan keputusannya dan menghentikan kebijakan eskalasi terhadap Yerusalem dan warga Palestinanya.
Credit sindonews.com
Selasa, 25 September 2018
Kamis, 13 September 2018
Liga Arab Bertemu Bahas Krisis Pendanaan Badan Pengungsi Palestina
Dalam pernyataan bersama, para Menlu Liga Arab memperingatkan kebijakan Amerika Serikat (AS) dapat melemahkan mandat UNRWA dan mengurangi layanan yang mereka sediakan untuk pengungsi Palestina, yang hanya akan memperburuk situasi di Timur Tengah.
"Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan dukungan keuangan yang berkelanjutan untuk memungkinkan kelanjutan operasi badan tersebut," bunyi pernyataan Menlu Liga Arab, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (12/9).
Sementara itu, dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki keputusan AS untuk menghentikan pendanaan untuk UNRWA adalah serangan terhadap hukum internasional.
Maliki menyatakan, langkah AS ini ditujukan untuk melayani kepentingan Israel. Selain itu, hal ini juga dimaksudkan untuk menekan Palestina agar menerima "kesepakatan abad ini".
"Pemerintahan AS sekarang menargetkan representasi politik Palestina dengan menutup kantor PLO di Washington. Mereka juga bekerja untuk melemahkan para pengungsi (Palestina) dan hak mereka untuk kembali rumah mereka dengan menguras dana dari UNRWA," ucapnya.
Credit sindonews.com
Rabu, 12 September 2018
Liga Arab Kecam Keputusan AS Tutup Kantor Perwakilan Palestina
Dalam sebuah pernyataan, Liga Arab menyatakan langkah terbaru Washington ini sekali lagi menunjukan bahwa pemerintah AS saat ini tidak lagi netral, yang menjadikan setiap langkah yang diambil menjadi sangat bias.
"Sejak deklarasi Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada Desember 2017 dan relokasi kedutaannya ke Yerusalem pada Mei ini, pemerintahan AS saat ini telah menunjukkan bias penuh terhadap agenda Israel," bunyi pernyataan badan yang berbasis di Kairo itu, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (11/9).
Seperti diketahui, AS pada Senin mengumumkan penutupan kantor perwakilan PLO. Kementerian Luar Negeri AS menyatakan alasan penutupan kantor PLO adalah karena badan itu tidak berbuat banyak dalam upaya damai Israel-Palestina.
Sementara itu, sebelumnya, pejabat Organisasi Palestina (PA), Saeb Erekat menyatakan, pihaknya tetap akan membawa Israel ke ICC meskipun AS menutup kantor PLO di Washington.
"Kami menegaskan kembali bahwa hak-hak rakyat Palestina tidak untuk dijual, bahwa kami tidak akan menyerah pada ancaman dan intimidasi AS. Dengan demikian, kami terus menyerukan kepada ICC untuk membuka penyelidikan langsung terhadap kejahatan Israel," ungkap Erekat.
Credit sindonews.com
Senin, 03 September 2018
Pemimpin Liga Arab cela keputusan AS hentikan bantuan buat UNRWA
Kepala AL tersebut mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa keputsan AS itu kekurangan kesadaran mengenai tanggung-jawab dan nilai kemanusiaan.
Aboul-Gheit menganggap Washington bertanggung-jawab atas bahaya yang diperkirakan akan mempengaruhi sebanyak lima juta pengungsi Palestina, yang tergantung atas layanan yang diberikan oleh UNRWA, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam. Badan PBB itu terutama menyediakan perawatan kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan di dalam satu pernyataan resmi pada Jumat pagi bahwa "Amerika Serikat akan menghentikan semua pendanaan buat badan pengungsi Palestina di PBB".
Departemen tersebut menggambarkan UNRWA, yang menyediakan layanan kemanusiaan untuk lebih dari lima juta pengungsi Palestina di wilayah itu sebagai "cacat yang tak dapat ditebus".
Keputusan tersebut akan menambah parah masalah dan krisis yang telah dialami UNRWA dengan keprihatinan yang mendalam selama satu tahun belakangan, kata Aboul-Gheit.
Ia menyatakan pantulan negatif dari keputusan AS itu takkan terbatas pada pengungsi saja tapi juga akan mempengaruhi negara penampung, terutama Jordania dan Lebanon --yang sudah menampung sangat banyak pengungsi Suriah.
Aboul-Gheit mengatakan keputusan tersebut akan menambah rumit masalah di Timur Tengah dan takkan pernah memberi sumbangan bagi kestabilan wilayah itu.
UNRWA, yang dirintis oleh resolusi PBB 70 tahun lalu, menyediakan layanan buat pengungsi Palestina yang terdaftar di lima wilayahnya --yaitu Jordania, Suriah, Lebanon, Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza-- berupa layanan pendidikan, perawatan kesehatan, bantuan, layanan sosial, peningkatan kamp prasarana serta kredit mikro.
Credit antaranews.com