Credit republika.co.id
Jumat, 22 Februari 2019
Selasa, 19 Februari 2019
Jumat, 15 Februari 2019
KTT Timur Tengah di Polandia Buat Netanyahu Semringah
Netanyahu mengatakan makan malam pembukaan pada Rabu malam dalam konferensi dua hari yang diselenggarakan Amerika Serikat (AS) menandai titik balik historis.
"Di sebuah ruangan yang terdiri dari 60 menteri luar negeri yang mewakili puluhan pemerintah, seorang perdana menteri Israel dan menteri luar negeri dari negara-negara Arab terkemuka berdiri bersama dan berbicara dengan kekuatan, penjelasan, dan persatuan yang tidak biasa terhadap ancaman bersama rezim Iran," tuturnya.
Pada makan malam pembukaan di Royal Castle Warsawa, para pejabat mengatakan bahwa Netanyahu berbicara di meja yang sama dengan pejabat senior Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain. Negara-negara itu tidak ada yang memiliki hubungan dengan Israel tetapi semuanya memiliki sikap hawkish Netanyahu tentang Iran .
Israel hanya memiliki hubungan diplomatik dengan dua negara Arab, yaitu negara tetangga Mesir dan Yordania.
Netanyahu juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Yusuf bin Alawi bin Abdullah dari Oman, di mana ia melakukan perjalanan akhir tahun lalu. Oman telah berusaha membangun hubungan persahabatan dengan semua pemain regional termasuk Iran.
Tetapi sebagian besar kekuatan Eropa mengirimkan perwakilan tingkat rendah, waspada terhadap garis hawkish Presiden Donald Trump terhadap Iran. Trump sebelumnya telah menarik AS dari perjanjian internasional tentang pembatasan program nuklir Teheran.
Credit sindonews.com
Bertemu Pence, Presiden Polandia Berharap AS Tambah Pasukan
"Saya berharap upaya bersama kita yang bertujuan meningkatkan kehadiran angkatan bersenjata AS di Polandia akan segera membawa dampak," kata Duda dalam pernyataan bersama setelah pertemuan dengan Pence.
"Dalam waktu dekat, komitmen akan datang. Inilah yang harus kita harapkan," sambung Duda seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (14/2/2019).
Selama pertemuan, Pence dan Duda juga membahas energi dan kerja sama ekonomi kedua negara.
Sebelumnya, Pence dan Duda mengunjungi pasukan Amerika dan Polandia yang ditempatkan di pangkalan militer di Warsawa. Keduanya juga mengawasi penandatanganan perjanjian untuk Polandia membeli 20 peluncur roket HIMARS dari produsen AS Lockheed Martin.
Credit sindonews.com
Kamis, 14 Februari 2019
Rabu, 13 Februari 2019
Palestina Minta Negara Arab Boikot KTT Timur Tengah di Polandia
Dikatakan oleh Malki, negara-negara Arab paling tidak harus diwakili oleh delegasi pejabat setingkat di bawah menteri dalam konferensi tersebut. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bahkan mengirimkan menteri luar negerinya. Sedangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu rencana akan menghadiri acara tersebut.
"Palestina memandang konferensi Warsawa sebagai komplotan menentang perjuangan Palestina," cetus Malki seperti dikutip dari VOA, Selasa (12/2/2019).
Sebagian besar negara-negara Arab telah menahan diri untuk tidak menjalin hubungan dengan Israel tanpa kemajuan berarti dibuat menuju perdamaian dengan Palestina. Namun banyak negara Teluk berbagi dengan kekhawatiran Israel atas pengaruh Iran yang berkembang.
Credit sindonews.com
Senin, 11 Februari 2019
Polandia Beli 20 Sistem Roket Artileri AS untuk Keamanan Negara
Perdana Menteri (PM) Polandia Mateusz Morawiecki dan Menteri Pertahanan Mariusz Blaszczak telah membuat pengumuman resmi tentang keputusan Warsawa untuk membeli HIMARS AS pada Minggu sore. Kementerian Pertahanan Polandia mengumumkan hal itu di situs resminya.
Pengumuman itu muncul setelah akhir tahun lalu Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan 20 HIMARS dan peralatan pendukung terkait ke Polandia.
"Menteri @mblaszczak: Pada hari Rabu kami akan menandatangani kontrak untuk pengiriman batalion HIMARS. Peralatan modern yang menjamin keamanan kami," tulis Kementerian Pertahanan setempat di Twitter melalui akun resminya, @MON_GOV_PL, Minggu (10/2/2019).
"Ini adalah komponen yang sangat penting dalam implementasi program modernisasi Angkatan Bersenjata Polandia. Bersama dengan peluncur roket, Polandia akan menerima amunisi, serta paket logistik dan pelatihan," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan, dikutip Sputnik, Senin (11/2/2019).
Diproduksi oleh Lockheed Martin dan BAE Systems, M142 HIMARs mampu meluncurkan roket artileri dan rudal balistik taktis, serta memiliki jangkauan operasional sekitar 480km. Polandia adalah salah satu dari segelintir negara yang menyetujui sistem ini. Bersama dengan Angkatan Darat AS dan Korps Marinir, HIMARS saat ini dioperasikan oleh Uni Emirat Arab, Yordania dan Singapura.
Aliansi Barat telah memperluas kehadirannya di Polandia dan negara-negara Baltik di sepanjang perbatasan Rusia sambil menuduh Moskow melakukan manuver pasukannya secara agresif di dalam wilayah Rusia. Tahun lalu, Warsawa mengumumkan bahwa mereka akan melobi untuk menciptakan pangkalan militer AS di wilayah Polandia, dan menamai pangkalan yang diusulkan dengan nama "Fort Trump".
Credit sindonews.com
Selasa, 29 Januari 2019
Orang Asing dalam Plot Kudeta Papua: Pedagang Senjata atau Turis?
Namun tiga bulan lalu, pihak berwenang Indonesia menahan warga negara Polandia berusia 39 tahun itu di ibu kota Papua, Jayapura. Pada 15 Januari tahun ini, ia didakwa melakukan pengkhianatan.
Dia adalah orang asing pertama di Indonesia yang didakwa melakukan pelanggaran, yang bisa membuatnya menghabiskan 20 tahun penjara, jika terbukti bersalah.
Skrzypski, yang berjanggut lebat dan rambutnya diikat ke belakang, telah ditahan di sel penjara kecil yang kurang terang ketika ia menunggu persidangan di Wamena, sebuah kota terpencil di dataran tinggi Papua.
Jurnalis Febriana Firdaus dalam laporannya di South China Morning Post (SCMP) menjabarkan tulisan pria Polandia itu selama mendekan di penjara. Ada juga foto yang ditunjukkan mengambarkan sel penjara dengan garis-garis kotor di dinding dan sketsa tangan Yesus Kristus yang tergantung di kayu salib.
“Tidak ada air panas yang tersedia secara bebas. Air cucian kotor," tulis Skrzpski dalam suratnya kepada SCMP, yang menambahkan bahwa ia berbagi sel dengan hingga empat tahanan lainnya, dan ia mendapat jatah makan nasi dengan sayuran satu kali sehari.
Kasusnya di pengadilan merupakan putaran tak terduga dalam upaya kelompok Papua pro-kemerdekaan melawan pemerintah Indonesia.
Pemberontakan tingkat rendah telah membara di Papua, provinsi Indonesia berbatasan dengan Papua Nugini, sejak bekas koloni Belanda itu berada di bawah kekuasaan Indonesia pada 1960-an.
Papua mendeklarasikan dirinya sebagai wilayah merdeka pada tahun 1961, tetapi Indonesia mengambil kendali pada tahun 1963. Papua secara resmi menjadi bagian dari Indonesia pada tahun 1969 melalui referendum yang didukung PBB. Provinsi itu terpecah menjadi dua pada tahun 2003 menjadi Papua dan Papua Barat.
Gerakan pro-kemerdekaan di wilayah itu memiliki sedikit dukungan internasional, kecuali untuk sejumlah kecil negara Pasifik.
Dalam korespondensinya dengan SCMP, Skrzypski menggambarkan bagaimana Papua telah "memelihara" rasa penasarannya selama beberapa waktu, dan dia tertantang untuk mengunjunginya.
Dia mengunjungi pusat kota Papua di Sorong, Jayapura, Timika, dan Wamena. Dia mendapatkan teman di setiap tempat tersebut melalui media sosial.
“Papua ... hampir tidak dikenal, jarang disebutkan di Eropa. Karena sangat berbeda dari bagian lain di Indonesia, itu telah memelihara rasa ingin tahu saya selama beberapa waktu," tulis pria Polandia ini.
Skrzypski lulus dari Universitas Warsawa di Polandia, bekerja di Inggris, kemudian belajar di Universitas Lausanne, Swiss, sebelum mendapatkan pekerjaan di sana.
Dia telah melakukan perjalanan ke Indonesia beberapa kali, dan juga ke Armenia, Myanmar dan Irak.
Pada Agustus 2018, ketika ia berada di Wamena, kota terbesar di dataran tinggi provinsi Papua, polisi setempat memintanya untuk melapor kepada mereka.
Skrzypski mengatakan dia melakukannya, ditemani oleh seorang pria yang menjadi pemandu wisata.
Dia mengatakan polisi menawarinya tiket untuk meninggalkan Indonesia, tetapi dia menolak. Mereka kemudian meminta pemandu untuk tinggal di kantor polisi, sementara mereka mengizinkan Skrzypski untuk kembali ke hotel.
Keesokan harinya, polisi menjemput Skrzypski di hotel dan membawanya ke Jayapura, satu jam dari Wamena dengan penerbangan, di mana ia ditangkap. Sedangkan si pemandu wisata dibebaskan.
Menurut Skrzypski, polisi menuduhnya bergabung dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sebuah kelompok militan dan salah satu dari empat organisasi separatis yang aktif.
Polisi mengutip persahabatan online-nya dengan Simon Magal, seorang siswa yang memiliki hubungan dengan aktivis hak asasi manusia Papua Barat; Mama Yosepha Alomang, sebagai bukti.
Mama Yosepha menerima pengakuan internasional setelah dia melobi perusahaan pertambangan Amerika Freeport McMoRan, yang dituduh menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah dalam operasi tambang tambang raksasa Grasberg selama beberapa dekade.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat juga melakukan serangan terhadap Freeport, dengan mengatakan bahwa integrasi provinsi dengan Indonesia adalah konspirasi antara pemerintah dan raksasa pertambangan.
Skrzypski mengatakan bahwa ia mendiskusikan Freeport dengan Simon.
Tetapi komisaris polisi Jayapura Ahmad M. Kamal mengatakan mereka memiliki bukti dari obrolan Facebook Messenger dan kesaksian video dari tiga milisi pro-kemerdekaan bahwa Skrzypski telah menyatakan dukungannya terhadap kelompok militan kemerdekaan Papua.
Magal kemudian ditangkap dan juga didakwa dengan tuduhan pengkhianatan.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pengacara Skrzypski; Latifa Anum Siregar, dan beberapa kelompok hak asasi manusia mengatakan polisi menuduh warga negara Polandia sebagai seorang pedagang senjata. Fotonya yang memegang senjata dianggap sebagai bukti.
Tetapi, menurut salah satu teman Skrzypski, foto-foto itu diambil di arena olahraga tembak di Vaud, Swiss, tempat ia tinggal.
Veronica Koman, seorang pengacara untuk Komite Nasional Papua Barat (KNPB), yang berkampanye untuk referendum nasional, mengatakan polisi menjadi paranoid ketika orang asing melakukan kontak dengan orang Papua.
Akses ke wilayah untuk media internasional terbatas.
“Berdasarkan korespondensi saya dengan keluarga (Skrzypski) dan teman dekat, dia hanyalah turis pecandu wisata pemacu adrenalin,” katanya.
Tapol, sebuah LSM yang memantau masalah-masalah hak asasi manusia di Indonesia, menggambarkan Skrzypski sebagai pengembara yang ekstrem, yang bersemangat dengan hasrat terhadap budaya, bahasa, dan masalah kemanusiaan lainnya.
Dalam suratnya, Skrzypski mengklaim akses ke pengacaranya terhambat dan pihak berwenang mengadakan persidangan di Wamena, bukan di Jayapura di mana kasusnya akan mendapat perhatian lebih dari media dan komunitas diplomatik.
Dia merasa terisolasi dan tertekan, tidak tahu kapan dia harus pergi ke pengadilan berikutnya.
Untuk mengisi waktu, ia telah membaca majalah-majalah dan buku-buku National Geographic lawas tentang budaya Papua.
“Setiap langkah investigasi dilakukan secara diam-diam. Saya tidak pernah diinformasikan sebelumnya. Setidaknya tidak oleh polisi," tulis dia.
Polisi bersikeras ini bukan urusannya. Selama penyelidikan mereka terhadap Skrzypski, para pejabat kementerian luar negeri di Jakarta terus diberi informasi dan mereka berkomunikasi dengan kedutaan Polandia.
Credit sindonews.com
Rabu, 16 Januari 2019
Wali Kota Pro Imigran di Polandia Tewas Ditikam Eks Terpidana
Adamowicz yang sudah 20 tahun sebagai wali kota ditikam saat memberikan pidato di podium dalam acara bertajuk Great Orchestra of Christmas Charity. Dana dari acara ini disumbangkan ke berbagai rumah sakit.
Menurut laporan Reuters, terpidana bernama Stefan, 27 tahun, awalnya terdengar meneriakkan kata: "Adamowicz mati!". Lalu dia memaksa naik ke podim dan menikam wali kota berusia 53 tahun itu.
Adamwowicz terkapar di lantai dan dilarikan ke rumah sakit. Keesokan harinya setelah menjalani operasi selama 5 jam, Adamowicz dinyatakan meninggal.
Sebelum ditangkap, mantan terpidana itu menuding partai politik yang dulu mendukung wali kota telah menjeblokskannya ke penjara. Dan dia mengalami penyiksaan.
Polisi Polandia menjelaskan, pembunuh wali kota Gdansk itu baru dibebaskan Desember lalu setelah menjalani hukuman 5,2 tahun atas dakwaan merampok bank.
Dia kemudian menjalani hukuman di rumah sakit karena menderita gangguan jiwa.
Pemerintah Polandia mengumumkan pemakaman Adamowicz sebagai hari berkabung nasional. Wali kota yang memberi tempat bagi para imigran sebagai pengungsi mendapat dukungan dari rakyat Polandia.
"Setan-setan bangun, sesuatu yang mengerikan terjadi, dengan penguasa yang mengizinkan secara diam-diam," kata Gerard Projs, 79 tahun tentang kematian wali kota terlama di Polandia.
Credit tempo.co
Senin, 14 Januari 2019
Huawei pecat karyawan yang ditangkap di Polandia atas tuduhan mata-mata
Menteri Dalam Negeri Polandia Joachim Brudzinski menyerukan Uni Eropa dan NATO untuk mengambil sikap bersama atas apakah mengeluarkan Huawei dari pasar mereka setelah penangkapan karyawan China itu dan seorang mantan pejabat keamanan Polandia pada Jumat.
Kedua orang tersebut telah mendengarkan tuduhan-tuduhan tersebut dan dapat ditahan selama tiga bulan, demikian Reuters melaporkan.
Huawei, produser alat telekomunikasi terbesar di dunia, menghadapi pengawasan ketat di Barat karena hubungannya dengan pemerintah China dan dugaan-dugaan Amerika Serikat bahwa peralatannya dapat digunakan Beijing untuk mata-mata.
Tak ada bukti telah diajukan di depan umum dan perusahaan tersebut berulang-ulang membantah tuduhan-tuduhan tersebut, tetapi beberapa negara Barat telah membatasi akses Huawei ke pasar-pasar mereka.
Pada Agustus, Presiden AS Donald Trump menandatangani satu rancangan undang-undang yang melarang pemerintah AS menggunakan peralatan Huawei dan mempertimbangkan mengeluarkan perintah eksekutif yang akan juga melarang perusahaan-perusahaan AS melakukan hal tersebut.
Brudzinski mengatakan Polandia ingin meneruskan kerja sama dengan China tetapi pembahasan diperlukan mengenai apakah mengeluarkan Huawei dari sejumlah pasar.
"Ada kekhawatiran tentang Huawei di dalam NATO juga. Hal itu akan mendorong pembuatan sikap bersama, di antara negara-negara anggota UE dan para anggota NATO," kata dia kepada stasiun radio swasta RMF.
"Kami inginkan hubungan dengan China yang baik, intensif dan atraktif bagi kedua pihak," tambahnya.
Tak ada hubungan
Huawei, yang berusaha menjauhkan diri dari insiden itu, mengatakan dalam satu pernyataan pihaknya telah memecat Wang Weijing, yang "tindakan-tindakan yang dituduhkan atasnya tak memiliki hubungan dengan perusahaan itu."
"Sesuai dengan persyaratan kontrak kerja dengan Huawei, kami telah membuat keputusan ini karena insiden tersebut membuat citra Huawei jadi buruk," demikian pernyataan itu.
"Huawei mengikuti hukum dan peraturan yang berlaku di negara-negara tempatnya beroperasi, dan kami mensyaratkan tiap karyawan untuk mematuhi hukum dan peraturan di negara-negara tempat mereka bertugas," tambah pernyataan itu.
Joe Kelly, seorang juru bicara Huawei, menolak memberikan rincian lebih jauh.
Seorang juru bicara dinas keamanan Polandia mengatakan kepada Reuters tuduhan-tuduhan itu terkait dengan tindakan-tindakan individu, dan tidak berhubungan langsung ke Huawei Technologies Cos Ltd.
Credit antaranews.com
Sabtu, 12 Januari 2019
Polandia Tangkap Direktur Sales Huawei dan Eks Intelijen
Huawei.[REUTERS]
CB, Jakarta - Direktur sales Huawei, perusahaan raksasa teknologi Cina dan seorang mantan pejabat tinggi Badan Keamanan di Warsawa, Polandia ditangkap atas tuduhan sebagai mata-mata. Keduanya terancam hukuman penjara 10 tahun.
Badan Keamanan Polandia menangkap keduanya dengan tuduhan melakukan aktivitas intelijen untuk kepentingan Cina.
Menurut televisi Polandia TVP, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat, 11 Januari 2018, karyawan Huawei itu berinisal Weijing W atau Stanislaw Wang.
Adapun yang satunya lagi diketahui bernama Piotr D, seperti dikutip dari dokumen pengadilan tentang penangkapan keduanya.
"Warga Cina itu merupakan pengusaha yang bekerja untuk perusahaan besar elektronik, warga Polandia itu merupakan sosok yang dikenal dalam jaringan bisnis cyber," kata Maciej Wasik, Deputi Kepala intelijen Polandia.
Keduanya ditangkap saat berlangsung penggrebekan di rumah mereka pada Selasa pagi, 8 Januari 2019.
Aparat keamanan Polandia juga menyita dokumen dan data elektronik dari kantor Huawei dan operator telepon seluler Orange Polska, di mana Piotr D pernah bekerja.
Huawei membenarkan penangkapan karyawannya tanpa memberikan informasi lebih rinci.
"Huawei mengetahui situasi ini dan kami mencermatinya. Kami tidak memberikan tanggapan saat ini," ujar pernyataan Huawei.
Huawei menyatakan, pihaknya mematuhi seluruh peraturan dan hukum yang berlaku di negara-negara tempat perusahaan beroperasi dan kami mensyaratkan setiap pekerja taat pada hukum dan peraturan di negara tempat mereka bekerja.
Huawei merupakan salah satu perusahaan top untuk penjualan telepon seluler dan peralatan pendukung untuk jaringan 5G via bermitra dnegan T-mobile Polandia yang disokong oleh perusahaan Deutshce Telekom.
Namun Desember 2018, Deutsche Telekom mengatakan kana mengkaji kembali strategi vendorya dan Orange mengatakan pihaknya tidak akan menggandeng perusahaan Cina itu untuk membangun jaringan 5G di Prancis.
Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan prihatin atas peristiwa penangkapan warganya. Cina mendesak Polandia untuk melindungi hak hukum warga Cina yang ditangkap.
Menurut diplomat Cina kepaa South China Morning Post, pejabat senior kedutaan Cina telah enghubungi Kementerian Luar Negeri Polandia untuk mengajukan pelayanan konsuler untuk karyawan Huawei yang ditahan. Pemerintah Polandia belum memberi tanggapan.
Credit TEMPO.CO
https://dunia.tempo.co/read/1164044/polandia-tangkap-direktur-sales-huawei-dan-eks-intelijen
Senin, 17 Desember 2018
Rabu, 05 Desember 2018
Israel Berharap Polandia Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem
"Hubungan antara kedua negara kami begitu kuat sehingga saya tetap berharap bahwa tahun depan, duta besar Polandia untuk Israel akan mengikuti jejak duta besar Amerika untuk Israel, dan menyalakan menorah di kedutaan Polandia di Yerusalem," kata Dermer seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (4/12/2018).
Terkait hal tersebut, Duta Besar Polandia mengaku tidak mengetahui rencana apa pun oleh pemerintah negaranya untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
"Teman-teman Israel kami sering mengungkapkan harapan seperti itu, tapi saya tidak tahu rencana apa pun mengenai hal ini saat ini," katanya.
Awal tahun ini, Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memerintahkan untuk merelokasi Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv.
Credit sindonews.com
Selasa, 04 Desember 2018
Selasa, 27 November 2018
Rabu, 10 Oktober 2018
Polandia Tolak Gabung Program Berbagi Nuklir AS
"Ini bukan masalah negosiasi. Ini bukan subjek pertimbangan juga (untuk bergabung dalam program berbagi nuklir)," kata Menteri Luar Negeri Polandia, Jacek Czaputowicz dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (9/10).
Pada saat yang sama, Czaputowicz menegaskan bahwa Polandia sedang menunggu keputusan tentang pembangunan pangkalan permanen AS di negaranya. AS disebut akan mulai membangun pangkalan militer itu pada awal 2019.
Terkait pembangunan pangkalan militer, Presiden Polandia, Andrzej Duda menyatakan, pihaknya menanggarkan dana besar USD 2 miliar untuk biaya pembangunan pangkalan itu. Dia menyebut, Presiden AS, Donald Trump setuju dengan ide tersebut.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan surat kabar Polandia, Sieci beberapa waktu lalu, Duda menuturkan, ia pertama kali melontarkan gagasan untuk membangun pangkalan militer permanen dengan Trump di sela-sela pertemuan puncak NATO pada bulan Juli lalu.
"Saya berkata kepadanya bahwa kami ingin memiliki pangkalan AS permanen di Polandia. Dia menganggukkan kepalanya, tetapi tidak bereaksi. Tapi, ketika saya menambahkan bahwa kami siap mengalokasikan USD 2 miliar untuk mempersiapkannya, saya melihat matanya bersinar," kata Duda.
Credit sindonews.com
Selasa, 02 Oktober 2018
Polandia Siap Biayai Pembangunan Pangkalan Militer AS
Berbicara saat melakukan wawancara dengan surat kabar Polandia, Sieci menuturkan ia pertama kali melontarkan gagasan untuk membangun pangkalan militer permanen dengan Trump di sela-sela pertemuan puncak NATO pada bulan Juli lalu.
"Saya berkata kepadanya bahwa kami ingin memiliki pangkalan AS permanen di Polandia. Dia menganggukkan kepalanya tetapi tidak bereaksi. Tapi ketika saya menambahkan bahwa kami siap mengalokasikan USD 2 miliar untuk mempersiapkannya, saya melihat matanya bersinar," kata Duda, seperti dilansir Sputnik pada Senin (1/10).
Dia lalu menyatakan, setelah pembicaraan itu semuanya berjalan dengan cara yang berbeda. Duda kemudian mencatat bahwa Polandia bertujuan untuk mengalihkan "perbatasan keamanan" di Eropa berkat kehadiran pasukan AS.
"Pangkalan AS telah terbukti menjadi penjamin perdamaian. Coba ingat tahun-tahun di masa Perang Dingin, di mana mereka menunjukkan kekuatan stabilisasi mereka. Salah satu contohnya bagaimana Jerman Barat yang melawan tekanan dari Jerman Timur dengan bantuan AS," ungkapnya.
Credit sindonews.com
Jumat, 28 September 2018
Belarusia Tolak Rencana AS Bangun Pangkalan Militer di Polandia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Belarusia, Anatoly Glaz menuturkan, kemungkinan pembentukan pangkalan militer AS di Polandia tidak akan berkontribusi pada penguatan stabilitas regional. Minsk, lanjut Glaz, akan mengikuti situasi dan menyesuaikan kebijakannya jika rencana tersebut dilaksanakan.
"Di dunia teknologi modern, termasuk di bidang militer, mendirikan fasilitas militer asing tambahan dan mengerahkan pasukan asing ke wilayahnya sendiri adalah permainan zero-sum," ucap Glaz, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (27/9).
"Itu hanya melemahkan keamanan negara tertentu dan negara-negara tetangganya, menyumbang untuk meningkatkan ketegangan militer dan politik dan munculnya yang baru. Langkah-langkah seperti itu tidak akan memperkuat stabilitas, prediktabilitas dan transparansi yang sangat dibutuhkan kawasan kami saat ini," sambungnya.
Glaz kemudian mencatat bahwa Minsk dengan tegas percaya bahwa keamanan tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat dicapai dengan "membangun otot", merujuk pada penguatan militer.
"Kami sangat dekat dengan situasi ini. Tergantung pada perkembangan lebih lanjut, kami harus menyesuaikan pendekatan kami di daerah-daerah tertentu dengan cara tertentu," tukasnya.
Credit sindonews.com
Kamis, 27 September 2018
Moskow Sesalkan Rencana AS Bangun Pangkalan Militer di Polandia
"Ini berarti bahwa Undang-Undang Pendirian NATO-Rusia, yang secara langsung melarang penempatan pasukan tempur yang besar secara permanen, akan dibongkar. Saya tegaskan, bahwa langkah ini akan secara signifikan memperburuk situasi keamanan," kata Grushko, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (26/9).
“Ini akan mengharuskan kami untuk mengambil tindakan pencegahan militer dan teknis tambahan yang akan menjamin keamanan kami dalam situasi baru. Kami memiliki berbagai peluang, termasuk yang efektif, bagaimana memperkuat keamanan kami," sambungnya.
Dia kemudian menyatakan bahwa penempatan pangkalan melawan kepentingan keamanan Eropa. "Tidak boleh ada ilusi: pembentukan basis semacam itu dekat dengan perbatasan kami dimaksudkan untuk memproyeksikan kekuatan di sekitar perbatasan Rusia," ucapnya.
Mattis mengatakan, para pejabat AS sedang mengukur apa yang sebenarnya dapat ditawarkan dan dipertahankan oleh Polandia dan menilai apakah lokasi-lokasi yang disediakan dapat memenuhi persyaratan dalam membangun pangkalan militer.
Dia lalu menyatakan, Washington menghargai tawaran pemerintah Polandia, tetapi AS akan berkonsultasi dengan mitra regionalnya sebelum membuat keputusan akhir mengenai masalah ini.
Credit sindonews.com