... kesempatan bagi kita untuk mengambil 
manfaat sebesar-besarnya dalam menguasai teknologi radar, kerja sama di 
bidang ilmu pengetahuan, sistem alutsista yang terpadu dan mudah 
dijalankan...
Jakarta (CB) - Pemerintah Indonesia dan Swedia 
mewujudkan kerja sama pertahanan antarkedua negara melalui pemberian 
pelatihan oleh Swedia bagi perwira-perwira TNI, seperti disampaikan 
dalam keterangan tertulis dari Kedutaan Besar Indonesia di Stockholm 
yang diterima di Jakarta, Rabu.
"Kami sangat bangga bahwa para perwira TNI dari ketiga matra mendapat 
pendidikan dan kursus mengenai sistem radar, teknologi dan inovasi (di 
Swedia)," kata Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Bagas Hapsoro.
Pernyataan itu disampaikan Hapsoro dalam pertemuannya dengan Kepala Staf
 TNI AU, Yuyu Sutisna, Rabu pagi (27/3), di Pangkalan Udara TNI AU Halim
 Perdanakusuma, Jakarta.
Ia menyebutkan, kursus dan pelatihan untuk 21 perwira TNI secara 
gabungan itu dilakukan pada 6-23 Maret 2019 di empat kota Swedia, yaitu 
Gotheborg, Karlskoga, Linköping, dan Stockholm.
Sebagai informasi, kesemua kota itu adalah kota-kota penting di mana 
riset dan pengembangan, pengembangan desain, rancang-bangun, dan 
produksi sistem-sistem pertahanan dari Saab AB berada.
Gotheborg menjadi "rumah" bagi sistem penginderaan dan radar serta sistem peringatan dini dan komando, Erieye dan 
GlobalEye, serta 
Giraffe. Karlskoga adalah "rumah" bagi sistem pertahanan bawah air dan kapal selam, di antaranya adalah kapal selam A26.
Linköping adalah pusat pengembangan sistem pertahanan udara dan pesawat 
tempur, di antaranya tempat di mana jet tempur multi peran JAS39 
Gripen C/D dan E/F dikembangkan, sedangkan Stockholm adalah kantor pusat industri pertahanan dari Swedia itu.
Menanggapi hal yang dikatakan Hapsoro itu, Sutisna menyatakan, pelatihan
 teknologi militer dari Swedia itu harus dimanfaatkan secara baik oleh 
TNI.
"Ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengambil manfaat 
sebesar-besarnya dalam menguasai teknologi radar, kerja sama di bidang 
ilmu pengetahuan, sistem alutsista yang terpadu dan mudah dijalankan," 
ujar dia.
Ia pun menekankan pentingnya kerja sama dalam alih teknologi militer 
serta produksi, khususnya untuk industri strategis dan jaminan kualitas.
 "Swedia termasuk beberapa negara yang memiliki teknologi dan kapasitas 
yang diandalkan untuk bidang ini," kata dia.
Menurut keterangan resmi Kedutaan Besar Indonesia di Stockholm, materi 
transfer pengetahuan dalam pelatihan untuk tentara Indonesia di Swedia, 
antara lain adalah konsep dan pelaksanaan 
triple helix, inovasi
 dan teknologi, radar darat, dan sistem peringatan dini dan komando 
udara (AEW&C). Di dunia, Swedia menempati peringkat atas dalam hal 
teknologi dan inovasi.
Selanjutnya, Hapsoro menjelaskan, saat ini kerja sama pertahanan kedua 
negara telah memiliki payung hukum yang kuat, yaitu nota kesepahaman 
yang telah ditandatangi antara Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, 
dan Menteri Pertahanan Swedia, Peter Hultqvist. Nota kesepahaman tentang
 Kerja sama pertahanan Indonesia-Swedia itu ditandatangani pada Desember
 2017.
"Kalau basis dari kerja sama Indonesia dan Swedia adalah nota 
kesepahaman, maka sudah tiba saatnya untuk saling kunjung," kata 
Hapsoro.
Berdasarkan keterangan itu, pemerintah Swedia sangat mengharapkan ada 
kunjungan dari tim TNI AU untuk mengunjungi fasilitas dan pusat-pusat 
pendidikan dan pelatihan industri pertahanan swasta di Swedia.
Sutisna menyatakan penghargaannya kepada Kedutaan Besar Indonesia 
di Stockholm atas informasi itu dan segera akan mengatur rencana saling 
kunjung di tingkat perwira tinggi.