Credit republika.co.id
Tampilkan postingan dengan label KASHMIR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KASHMIR. Tampilkan semua postingan
Selasa, 09 April 2019
Jumat, 22 Maret 2019
Tentara India Tembak Mati Tiga Rekannya di Kashmir
Ilustrasi tentara India di Kashmir. (AP Photo/Mukhtar Khan)
Jakarta, CB -- Seorang anggota paramiliter
India menembak mati tiga rekannya di wilayah Kashmir yang dikontrol
negara itu, Kamis (21/3).
Kepolisian menyatakan seorang anggota Central Reserve Police Force (CRPF) menembak kedua temannya menggunakan senjata dinas di kamp Udhampur, sekitar 200 kilometer dari selatan Kota Srinagar.
"Dia (pelaku) lalu menembak dirinya sendiri dan sekarang tengah berada dalam kondisi kritis," kata seorang pejabat kepolisian di wilayah Jammu Kashmir, MK Sinha, kepada AFP.
Sinha mengatakan bahwa pelaku kemungkinan berada di bawah pengaruh obat-obatan.
Kepolisian menyatakan seorang anggota Central Reserve Police Force (CRPF) menembak kedua temannya menggunakan senjata dinas di kamp Udhampur, sekitar 200 kilometer dari selatan Kota Srinagar.
"Dia (pelaku) lalu menembak dirinya sendiri dan sekarang tengah berada dalam kondisi kritis," kata seorang pejabat kepolisian di wilayah Jammu Kashmir, MK Sinha, kepada AFP.
Sinha mengatakan bahwa pelaku kemungkinan berada di bawah pengaruh obat-obatan.
Insiden ini bukan yang pertama kali terjadi. Koalisi Masyakat Sipil Jamu
Kashmir (JKCCS) melaporkan sedikitnya 20 tentara India bunuh diri pada
2018 lalu, terbanyak dalam satu dekade terakhir.
Sejak 2004, ada 80 insiden "pembunuhan saudara" dan 323 kasus bunuh diri yang dilakukan personel militer di Kashmir.
Sejumlah ahli mengatakan hal itu terjadi karena faktor stres, jam tugas yang berlebihan, hari libur sedikit, dan masalah domestik.
Sejak 2004, ada 80 insiden "pembunuhan saudara" dan 323 kasus bunuh diri yang dilakukan personel militer di Kashmir.
Sejumlah ahli mengatakan hal itu terjadi karena faktor stres, jam tugas yang berlebihan, hari libur sedikit, dan masalah domestik.
Pengamat mendorong aparat berwenang memulai inisiatif yang bisa mencegah
para prajurit merasa tertekan, seperti kegiatan olahraga dan yoga.
Secara terpisah di hari yang sama, seorang tentara tewas ketika militer India-Pakistan terlibat baku tembak di perbatasan kedua negara di Kashmir.
Baku tembak itu merupakan yang terbaru sejak kedua negara terlibat bentrokan militer di wilayah sengketa itu pada Februari lalu.
Bentrokan militer antara Pakistan dan India terus memanas sejak bom bunuh diri menerjang konvoi personel India di wilayah Kashmir pada 14 Februari lalu.
Secara terpisah di hari yang sama, seorang tentara tewas ketika militer India-Pakistan terlibat baku tembak di perbatasan kedua negara di Kashmir.
Baku tembak itu merupakan yang terbaru sejak kedua negara terlibat bentrokan militer di wilayah sengketa itu pada Februari lalu.
Bentrokan militer antara Pakistan dan India terus memanas sejak bom bunuh diri menerjang konvoi personel India di wilayah Kashmir pada 14 Februari lalu.
New Delhi menyalahkan Islamabad atas insiden yang menewaskan sedikitnya 40 personel militernya itu.
Sejak itu, kedua negara saling menembak jatuh pesawat militer di Kashmir hingga sempat memicu penangguhan penerbangan komersial lantaran alasan keamanan.
Pakistan juga sempat menahan dua pilot India akibat kejadian itu. Keduanya dibebaskan Islamabad sebagai bentuk "gerakan perdamaian."
Sejak itu, kedua negara saling menembak jatuh pesawat militer di Kashmir hingga sempat memicu penangguhan penerbangan komersial lantaran alasan keamanan.
Pakistan juga sempat menahan dua pilot India akibat kejadian itu. Keduanya dibebaskan Islamabad sebagai bentuk "gerakan perdamaian."
Credit cnnindonesia.com
Rabu, 20 Maret 2019
Kematian pria di dalam tahan di Kashmir India picu unjuk rasa
Srinagar (CB) - Aksi-aksi unjuk rasa pecah di sejumlah bagian
Kashmir yang dikuasai India pada Selasa, setelah polisi mengatakan
seorang pria yang sedang diinterogasi terkait dengan penyelidikan
keamanan meninggal dalam tahanan.
Protes tersebut merupakan gangguan-gangguan terbaru di salah satu kawasan yang dijaga paling ketat oleh militer di dunia.
Pria itu bernama Rizwan Asad Pandit, lulusan perguruan tinggi yang menekuni kimia dan mengajar di sekolah swasta, menurut keluarganya, telah ditahan sebagai bagian dari "investigasi kasus teror", kata seorang juru bicara polisi.
Menurut jubir itu, sebab-sebab kematiannya sedang diselidiki.
Zulkarnain Asad Pandit, saudara Rizwan, ragu bahwa investigasi akan mengungkap kebenaran.
"Kami menginginkan investigasi atas perkara itu tetapi kami tidak tahu apa-apa yang akan terjadi," katanya kepada Reuters. "Kami semua melihat investigasi-investigasi selama 20 tahun terakhir."
Para pemrotes melempar batu-batu ke arah polisi di beberapa bagian kawasan yang mayoritas berpenduduk Muslim setelah kabar mengenai kematian Rizwan. Toko-toko tutup di beberapa bagian kota utama Srinagar. Polisi menanggapi aksi-aksi itu dengan menembakkan gas air mata.
Ketegangan antara India dan Pakistan, dua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir, meningkat setelah serangan bom bunuh diri dengan menggunakan mobil yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India pada 14 Februari. India dan Pakistan mengklaim Kashmir sebagai wilayah mereka tetapi memerintahnya masing-masing sebagian.
Satu kelompok militan yang berkedudukan di Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pakistan membantah keterlibatan tetapi India yang sudah lama menuding negara tetangganya itu mendukung para militan separatis memerangi pasukan keamanan di bagiannya di Kashmir.
India dan Pakistan sudah berperang tiga kali sejak tahun 1947, dua kali menyangkut wilayah Himalaya, yang terbagi itu.
Rizwan berasal dari keluarga yang mempunyai hubungan dengan Jamaat-e-Islami (JeI), kelompok politik yang menginginkan kemerdekaan Kashmir dari India. kata Zulkarnain.
Pemerintah India baru-baru ini melarang kelompok itu yang menuduhnya memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi militan.
Pasukan keamanan telah menangkap ratusan anggota Jel sejak serangan bom 14 Februari. Kelompok tersebut membantah terkait dengan para militan.
"Dia sama sekali tak bersalah dan tak punya afiliasi dengan organisasi militan," kata Zulkarnain.
Beberapa tokoh politik terkemuka di Kashmir mengutuk kematian pria tersebut.
"Hukuman harus dijatuhkan kepada para pembunuh anak muda ini," cuit Omar Abdullah, mantan menteri besar negara itu di Twitter.
Protes tersebut merupakan gangguan-gangguan terbaru di salah satu kawasan yang dijaga paling ketat oleh militer di dunia.
Pria itu bernama Rizwan Asad Pandit, lulusan perguruan tinggi yang menekuni kimia dan mengajar di sekolah swasta, menurut keluarganya, telah ditahan sebagai bagian dari "investigasi kasus teror", kata seorang juru bicara polisi.
Menurut jubir itu, sebab-sebab kematiannya sedang diselidiki.
Zulkarnain Asad Pandit, saudara Rizwan, ragu bahwa investigasi akan mengungkap kebenaran.
"Kami menginginkan investigasi atas perkara itu tetapi kami tidak tahu apa-apa yang akan terjadi," katanya kepada Reuters. "Kami semua melihat investigasi-investigasi selama 20 tahun terakhir."
Para pemrotes melempar batu-batu ke arah polisi di beberapa bagian kawasan yang mayoritas berpenduduk Muslim setelah kabar mengenai kematian Rizwan. Toko-toko tutup di beberapa bagian kota utama Srinagar. Polisi menanggapi aksi-aksi itu dengan menembakkan gas air mata.
Ketegangan antara India dan Pakistan, dua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir, meningkat setelah serangan bom bunuh diri dengan menggunakan mobil yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India pada 14 Februari. India dan Pakistan mengklaim Kashmir sebagai wilayah mereka tetapi memerintahnya masing-masing sebagian.
Satu kelompok militan yang berkedudukan di Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pakistan membantah keterlibatan tetapi India yang sudah lama menuding negara tetangganya itu mendukung para militan separatis memerangi pasukan keamanan di bagiannya di Kashmir.
India dan Pakistan sudah berperang tiga kali sejak tahun 1947, dua kali menyangkut wilayah Himalaya, yang terbagi itu.
Rizwan berasal dari keluarga yang mempunyai hubungan dengan Jamaat-e-Islami (JeI), kelompok politik yang menginginkan kemerdekaan Kashmir dari India. kata Zulkarnain.
Pemerintah India baru-baru ini melarang kelompok itu yang menuduhnya memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi militan.
Pasukan keamanan telah menangkap ratusan anggota Jel sejak serangan bom 14 Februari. Kelompok tersebut membantah terkait dengan para militan.
"Dia sama sekali tak bersalah dan tak punya afiliasi dengan organisasi militan," kata Zulkarnain.
Beberapa tokoh politik terkemuka di Kashmir mengutuk kematian pria tersebut.
"Hukuman harus dijatuhkan kepada para pembunuh anak muda ini," cuit Omar Abdullah, mantan menteri besar negara itu di Twitter.
Credit antaranews.com
Kamis, 14 Maret 2019
Pasukan India dan Pakistan Jual Beli Tembakan di Kashmir
SRINAGAR
- Pasukan India dan Pakistan kembali terlibat baku tembak sengit.
Keduanya saling menargetkan posisi masing-masing di Jalur Kontrol (LoC),
yang membagi wilayah Kashmir, kata para pejabat.
Kedua belah pihak terlibat baku tembak di distrik Poonch, sekitar 180 km barat daya Srinagar, Ibu Kota musim panas Kashmir yang dikuasai India.
"Pakistan hari ini kembali melepaskan tembakan tanpa sasaran yang menargetkan pos-pos terdepan pada pukul 10:00 waktu setempat di daerah Khari Karmara, sektor Gulpur," kata seorang pejabat.
Kedua belah pihak terlibat baku tembak di distrik Poonch, sekitar 180 km barat daya Srinagar, Ibu Kota musim panas Kashmir yang dikuasai India.
"Pakistan hari ini kembali melepaskan tembakan tanpa sasaran yang menargetkan pos-pos terdepan pada pukul 10:00 waktu setempat di daerah Khari Karmara, sektor Gulpur," kata seorang pejabat.
"Pihak
kita juga memberikan balasan yang sesuai kepada pihak lain sebagai
tanggapan," imbuhnya seperti dilansir dari Xinhua, Kamis (14/3/2019).
Baku tembak berlangsung selama beberapa jam dan kedua belah pihak menggunakan senjata kecil serta mortir untuk menargetkan posisi masing-masing.
Menurut para pejabat, sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam pertempuran di kedua belah pihak.
Para pejabat mengatakan dua peluru, ditembakkan dari seberang LoC, mendarat di dekat pusat perdagangan di daerah Chakan da Bagh di Poonch, tetapi ledakan peluru itu tidak menyebabkan kerusakan.
Baku tembak berlangsung selama beberapa jam dan kedua belah pihak menggunakan senjata kecil serta mortir untuk menargetkan posisi masing-masing.
Menurut para pejabat, sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam pertempuran di kedua belah pihak.
Para pejabat mengatakan dua peluru, ditembakkan dari seberang LoC, mendarat di dekat pusat perdagangan di daerah Chakan da Bagh di Poonch, tetapi ledakan peluru itu tidak menyebabkan kerusakan.
Selama
dua minggu terakhir, baku tembak kerap terjadi di LoC Kashmir. Aksi
penembakan yang berlangsung setiap hari ini telah memaksa penduduk di
kedua sisi untuk bermigrasi ke lokasi yang lebih aman.
Ketegangan terbaru antara New Delhi dan Islamabad tumbuh setelah India melakukan serangan udara di dalam Pakistan, memicu aksi balasan. Situasi ini telah menurun sampai batas tertentu setelah seruan untuk menahan diri dari beberapa negara.
Ketegangan terbaru antara New Delhi dan Islamabad tumbuh setelah India melakukan serangan udara di dalam Pakistan, memicu aksi balasan. Situasi ini telah menurun sampai batas tertentu setelah seruan untuk menahan diri dari beberapa negara.
Credit sindonews.com
Rabu, 06 Maret 2019
Selasa, 05 Maret 2019
Kashmir Mereda, Pakistan Buka Akses Penerbangan Sipil
Ilustrasi. (Reuters/Toby Melvill)
Jakarta, CB -- Pakistan kembali membuka akses penerbangan sipil setelah kondisi Kashmir yang sempat memanas karena bentrokan dengan India kini mulai reda.
"Seluruh bandara di Pakistan kembali beroperasi dan ruang udara kembali dibuka sepenuhnya," demikian pernyataan Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan pada Senin (4/3).
"Seluruh bandara di Pakistan kembali beroperasi dan ruang udara kembali dibuka sepenuhnya," demikian pernyataan Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan pada Senin (4/3).
Dikutip AFP, pembukaan ruang udara dan bandara efektif per Senin siang sekitar pukul 13.00 waktu lokal.
Keputusan itu diambil setelah ketegangan di Kashmir mereda. Pakistan dan India sudah tak lagi saling menembak jatuh pesawat militer.
Pakistan juga telah membebaskan dua pilot India yang sempat ditahan karena diklaim menerobos masuk wilayahnya.
Keputusan itu diambil setelah ketegangan di Kashmir mereda. Pakistan dan India sudah tak lagi saling menembak jatuh pesawat militer.
Pakistan juga telah membebaskan dua pilot India yang sempat ditahan karena diklaim menerobos masuk wilayahnya.
Penurunan ketegangan ini mengakhiri penutupan ruang udara yang berlaku
sejak Rabu pekan lalu. Akibat penutupan ini, ribuan orang dilaporkan
terdampar di berbagai bandara di dunia karena Pakistan merupakan salah
satu rute utama penerbangan dari Asia Tenggara ke Eropa.
Peta jalur penerbangan dari dan menuju Pakistan yang diunggah di Twitter oleh perusahaan pelacak penerbangan Flightradar24 pada Rabu (27/2) menunjukkan semua penerbangan telah berhenti.
Peta jalur penerbangan dari dan menuju Pakistan yang diunggah di Twitter oleh perusahaan pelacak penerbangan Flightradar24 pada Rabu (27/2) menunjukkan semua penerbangan telah berhenti.
Analis penerbangan Geoffrey Thomas mengatakan gangguan rute itu kemungkinan akan menelan biaya jutaan dolar.
Selain penerbangan, penutupan bandara juga memperlambat upaya pencarian seorang pendaki asal Inggris dan Italia yang hilang di Gunung Nanga Parbat, Pakistan.
Penundaan terjadi lantaran tim penyelamat terpaksa menunggu izin terbang bagi helikopter yang digunakan untuk proses pencarian.
Selain penerbangan, penutupan bandara juga memperlambat upaya pencarian seorang pendaki asal Inggris dan Italia yang hilang di Gunung Nanga Parbat, Pakistan.
Penundaan terjadi lantaran tim penyelamat terpaksa menunggu izin terbang bagi helikopter yang digunakan untuk proses pencarian.
Credit cnnindonesia.com
Senin, 04 Maret 2019
India Setop Serangan Udara, Tuntut Pakistan Perangi Teroris
MOSKOW - India tidak berencana untuk melakukan serangan baru di perbatasan dengan Pakistan
dan ketegangan di Kashmir secara bertahap akan stabil. Hal itu
diungkapkan oleh Duta Besar India untuk Rusia Shri D. Bala Venkatesh
Varma mengatakan kepada Sputnik dalam sebuah wawancara.
"Tidak, kami tidak punya rencana (seperti) itu pada saat ini," kata Varma menjawab pertanyaan seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (3/3/2019).
Menurut utusan India itu, New Delhi telah dengan jelas menyatakan tidak tertarik dengan eskalasi dan cara terbaik agar situasi kembali normal adalah Pakistan memerangi kelompok teroris.
"Tidak, kami tidak punya rencana (seperti) itu pada saat ini," kata Varma menjawab pertanyaan seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (3/3/2019).
Menurut utusan India itu, New Delhi telah dengan jelas menyatakan tidak tertarik dengan eskalasi dan cara terbaik agar situasi kembali normal adalah Pakistan memerangi kelompok teroris.
"Ini
bukan perjuangan antara India dan Pakistan. Ini adalah masalah
perlindungan India terhadap kepentingannya dalam menghadapi ancaman dari
kelompok-kelompok teroris. India bukan satu-satunya negara di kawasan
yang menderita atas tindakan mereka," ujarnya.
Menurut Varma, dengan mengatakan India menolak gagasan dilibatkannya mediator untuk melesaikan krisis dengan Pakistan, ia percaya bahwa Islamabad perlu mengambil langkah-langkah spesifik untuk memerangi kelompok teroris.
"Saya perlu mengklarifikasi bahwa tidak ada tawaran mediasi resmi. Dan bahkan jika itu dibuat, kami tidak akan menerimanya. Tidak ada negara yang menawarkan untuk menengahi antara India dan Pakistan. Ada percakapan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi tadi malam, dan titik mediasi tidak disebutkan sama sekali," ungkap Varma.
Ia menekankan bahwa posisi Rusia sangat mendukung tindakan India. Pakistan harus mengambil tindakan terhadap kelompok-kelompok teroris di wilayahnya.
"Kami selalu siap untuk dialog dengan Pakistan dalam suasana yang bebas dari terorisme," kata duta besar.
Lebih lanjut Varma mengatakan bahwa Rusia dapat mempengaruhi Islamabad untuk berhenti membiarkan kelompok-kelompok teroris menggunakan wilayah negara itu.
"Peran Rusia adalah terus memberikan pengaruhnya pada Pakistan untuk tidak mengizinkan wilayahnya digunakan oleh kelompok teror," ucapnya.
Dia mencatat bahwa Rusia telah mengambil posisi yang jelas dan tidak ambigu mengenai peningkatan hubungan India dan Pakistan saat ini.
"Presiden Vladimir Putin menyatakan dukungannya dalam percakapan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi," tambah diplomat India itu.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan mengatur platform untuk pembicaraan Indo-Pakistan jika kedua negara menyatakan keinginan untuk menegosiasikan perselisihan tersebut.
Menurut Varma, dengan mengatakan India menolak gagasan dilibatkannya mediator untuk melesaikan krisis dengan Pakistan, ia percaya bahwa Islamabad perlu mengambil langkah-langkah spesifik untuk memerangi kelompok teroris.
"Saya perlu mengklarifikasi bahwa tidak ada tawaran mediasi resmi. Dan bahkan jika itu dibuat, kami tidak akan menerimanya. Tidak ada negara yang menawarkan untuk menengahi antara India dan Pakistan. Ada percakapan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi tadi malam, dan titik mediasi tidak disebutkan sama sekali," ungkap Varma.
Ia menekankan bahwa posisi Rusia sangat mendukung tindakan India. Pakistan harus mengambil tindakan terhadap kelompok-kelompok teroris di wilayahnya.
"Kami selalu siap untuk dialog dengan Pakistan dalam suasana yang bebas dari terorisme," kata duta besar.
Lebih lanjut Varma mengatakan bahwa Rusia dapat mempengaruhi Islamabad untuk berhenti membiarkan kelompok-kelompok teroris menggunakan wilayah negara itu.
"Peran Rusia adalah terus memberikan pengaruhnya pada Pakistan untuk tidak mengizinkan wilayahnya digunakan oleh kelompok teror," ucapnya.
Dia mencatat bahwa Rusia telah mengambil posisi yang jelas dan tidak ambigu mengenai peningkatan hubungan India dan Pakistan saat ini.
"Presiden Vladimir Putin menyatakan dukungannya dalam percakapan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi," tambah diplomat India itu.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan mengatur platform untuk pembicaraan Indo-Pakistan jika kedua negara menyatakan keinginan untuk menegosiasikan perselisihan tersebut.
Pernyataan
itu muncul setelah Angkatan Udara India melakukan serangan terhadap
dugaan pangkalan teroris di Kashmir yang dikuasai Pakistan,
menghancurkan beberapa fasilitas pada 26 Februari lalu. Serangan udara
New Delhi dilakukan sebagai tanggapan terhadap serangan bunuh diri yang
diklaim oleh organisasi teroris yang berbasis di Pakistan
Jaish-e-Mohammad pada 14 Februari lalu.
Setelah serangan itu, India menuduh Pakistan mendukung kelompok-kelompok teroris. Islamabad, pada gilirannya, menolak tuduhan itu sebagai tuduhan yang tidak berdasar, menyarankan untuk melakukan penyelidikan bersama dengan New Delhi atas insiden tersebut.
Insiden itu memperumit hubungan yang sudah tegang antara New Delhi dan Islamabad, sekali lagi menempatkan wilayah itu di ambang konflik militer.
Setelah serangan itu, India menuduh Pakistan mendukung kelompok-kelompok teroris. Islamabad, pada gilirannya, menolak tuduhan itu sebagai tuduhan yang tidak berdasar, menyarankan untuk melakukan penyelidikan bersama dengan New Delhi atas insiden tersebut.
Insiden itu memperumit hubungan yang sudah tegang antara New Delhi dan Islamabad, sekali lagi menempatkan wilayah itu di ambang konflik militer.
Credit sindonews.com
Agresi Militer India - Pakistan, Begini Nasib Warga Kashmir
CB, Jakarta - Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak
berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi
militer. Ada yang melarikan diri dari rumah, ada yang berlindung di
bunker, ada pula yang menggali tanah agar bisa melihat pertempuran
pasukan militer India dan Pakistan.
Wilayah Garis Kendali atau LoC atau Kashmir saat ini telah menjadi medan pertempuran India dan Pakistan. Agresi militer dipicu serangan bom mobil pada 14 Februari 2019 di Kashmir yang menewaskan 40 tentara India. Kashmir adalah wilayah yang masih diperebutkan India dan Pakistan.
Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Pakistan membebaskan pilot India yang ditahan setelah pesawatnya ditembak jatuh di wilayah Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui
Pertempuran
pasukan India dan Pakistan meletup dua pekan setelah serangan bom
mobil. Masyarakat Kashmir melihat jet-jet tempur berseliweran di atas
kepala mereka dan tiarap di bawah hujan tembakan.
Dikutip dari english.alarabiya.net, Minggu, 3 Maret 2019, setidaknya dua ribu orang yang tinggal di wilayah perbatasan meninggalkan tempat tinggal mereka. Otoritas berwenang meliburkan sekolah. Di sejumlah distrik terlihat eksodus warga.
"Semakin banyak orang meninggalkan tempat tinggal mereka dan berlindung ke tempat yang lebih aman," kata Umar Azam, pejabat senior Kotli, Kashmir.
Di sejumlah wilayah khususnya area perbatasan, akses internet sudah terputus. Perempuan, laki-laki dan anak-anak dengan membawa tas-tas besar berduyun-duyun di jalan-jalan utama Kashmir untuk mengungsi. Ada pula mereka yang mengungsi itu ambil membawa hewan ternak mereka.
Habib Ullah Awan, 46 tahun, seorang pemilik toko sembako di Chakothi, wilayah perbatasan India - Pakistan, mengatakan hujan peluru masih terjadi ketika dia meninggalkan rumahnya bersama delapan anggota keluarga yang lain pada Rabu pagi.
Sebagian besar masyarakat desa Chakothi mengungsi ke Muzaffarabad, jantung wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan atau tinggal menumpang di rumah sanak - saudara di desa yang lain. Mereka yang tak punya kerabat yang bisa menampung, pergi ke kamp Hattian Bala yang dibangun oleh pemerintah setempat.
Wilayah Garis Kendali atau LoC atau Kashmir saat ini telah menjadi medan pertempuran India dan Pakistan. Agresi militer dipicu serangan bom mobil pada 14 Februari 2019 di Kashmir yang menewaskan 40 tentara India. Kashmir adalah wilayah yang masih diperebutkan India dan Pakistan.
Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Pakistan membebaskan pilot India yang ditahan setelah pesawatnya ditembak jatuh di wilayah Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui
Dikutip dari english.alarabiya.net, Minggu, 3 Maret 2019, setidaknya dua ribu orang yang tinggal di wilayah perbatasan meninggalkan tempat tinggal mereka. Otoritas berwenang meliburkan sekolah. Di sejumlah distrik terlihat eksodus warga.
"Semakin banyak orang meninggalkan tempat tinggal mereka dan berlindung ke tempat yang lebih aman," kata Umar Azam, pejabat senior Kotli, Kashmir.
Di sejumlah wilayah khususnya area perbatasan, akses internet sudah terputus. Perempuan, laki-laki dan anak-anak dengan membawa tas-tas besar berduyun-duyun di jalan-jalan utama Kashmir untuk mengungsi. Ada pula mereka yang mengungsi itu ambil membawa hewan ternak mereka.
Habib Ullah Awan, 46 tahun, seorang pemilik toko sembako di Chakothi, wilayah perbatasan India - Pakistan, mengatakan hujan peluru masih terjadi ketika dia meninggalkan rumahnya bersama delapan anggota keluarga yang lain pada Rabu pagi.
Sebagian besar masyarakat desa Chakothi mengungsi ke Muzaffarabad, jantung wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan atau tinggal menumpang di rumah sanak - saudara di desa yang lain. Mereka yang tak punya kerabat yang bisa menampung, pergi ke kamp Hattian Bala yang dibangun oleh pemerintah setempat.
Credit tempo.co
Delapan Tewas dalam Pertempuran India-Pakistan di Kashmir
SRINAGAR - Tentara India dan Pakistan kembali terlibat pertempuran.
Tentara masing-masing negara menjadikan pos dan desa di sepanjang
perbatasan Kashmir yang bergejolak menjadi sasaran. Sedikitanya enam
warga sipil dan dua tentara Pakistan tewas dalam insiden tersebut.
Pertempuran kembali pecah pada Jumat malam. Militer Pakistan mengatakan dua tentaranya tewas dalam baku tembak dengan pasukan India di dekat Garis Kontrol yang memisahkan Kahsmir dengan dua negara bermusuhan itu. Ini adalah korban tewas pertama bagi pasukan Pakistan sejak Rabu, ketika ketegangan meningkat secara dramatis kedua negara.
Sementara itu, polisi India mengatakan dua saudara kandung dan ibu mereka terbunuh di Kashmir yang dikuasai negara itu. Ketiganya tewas setelah sebuah peluru yang ditembakkan oleh tentara Pakistan menghantam rumah mereka di wilayah Poonch dekat Garis Kontrol. Ayah anak-anak itu terluka parah.
Pertempuran kembali pecah pada Jumat malam. Militer Pakistan mengatakan dua tentaranya tewas dalam baku tembak dengan pasukan India di dekat Garis Kontrol yang memisahkan Kahsmir dengan dua negara bermusuhan itu. Ini adalah korban tewas pertama bagi pasukan Pakistan sejak Rabu, ketika ketegangan meningkat secara dramatis kedua negara.
Sementara itu, polisi India mengatakan dua saudara kandung dan ibu mereka terbunuh di Kashmir yang dikuasai negara itu. Ketiganya tewas setelah sebuah peluru yang ditembakkan oleh tentara Pakistan menghantam rumah mereka di wilayah Poonch dekat Garis Kontrol. Ayah anak-anak itu terluka parah.
Di
Kashmir yang dikuasai Pakistan, pejabat pemerintah Umar Azzam megatakan
pasukan India dengan senjata berat membidik membidik penduduk desa
perbatasan tanpa pandang bulu di sepanjang Garis Kontrol, membunuh
seorang anak lelaki dan melukai tiga orang lainnya. Dia mengatakan
beberapa rumah dihancurkan oleh penembakan India.
Setelah sempat jeda selama beberapa jam, penembakan kembali berlanjut pada Sabtu (2/3/2019). Militer Pakistan menyatakan dua warga sipil tewas dan dua lainnya cedera dalam pertempuran baru itu. Tentara India mengatakan pasukan Pakistan menyerang pos-pos India di beberapa tempat di sepanjang garis militer seperti dilansir dari AP.
Ketegangan telah meningkat sejak pesawat India melintas ke Pakistan Selasa lalu. India menyebut hal itu sebagai serangan pendahuluan terhadap gerilyawan yang dituduh melakukan bom bunuh diri pada 14 Februari lalu di Kashmir yang dikuasai India yang menewaskan 40 tentara India.
Setelah sempat jeda selama beberapa jam, penembakan kembali berlanjut pada Sabtu (2/3/2019). Militer Pakistan menyatakan dua warga sipil tewas dan dua lainnya cedera dalam pertempuran baru itu. Tentara India mengatakan pasukan Pakistan menyerang pos-pos India di beberapa tempat di sepanjang garis militer seperti dilansir dari AP.
Ketegangan telah meningkat sejak pesawat India melintas ke Pakistan Selasa lalu. India menyebut hal itu sebagai serangan pendahuluan terhadap gerilyawan yang dituduh melakukan bom bunuh diri pada 14 Februari lalu di Kashmir yang dikuasai India yang menewaskan 40 tentara India.
Pakistan
kemudian membalas, menembak jatuh sebuah jet tempur India pada hari
Rabu dan menahan pilotnya, yang kemudian dikembalikan ke India pada hari
Jumat kemarin dengan sikap damai.
Kekerasan saat ini menandai eskalasi paling serius dari konflik yang lama membara sejak 1999, ketika militer Pakistan mengirim pasukan darat ke Kashmir yang dikuasai India. Pada tahun itu juga sebuah jet tempur India menembak jatuh sebuah pesawat angkatan laut Pakistan, menewaskan semua penumpangnya yang berjumlah 16.
Kekerasan saat ini menandai eskalasi paling serius dari konflik yang lama membara sejak 1999, ketika militer Pakistan mengirim pasukan darat ke Kashmir yang dikuasai India. Pada tahun itu juga sebuah jet tempur India menembak jatuh sebuah pesawat angkatan laut Pakistan, menewaskan semua penumpangnya yang berjumlah 16.
Credit sindonews.com
Korban Berjatuhan dalam Baku Tembak India-Pakistan
Inida-Pakistan tampaknya tidak berdamai dalam waktu dekat. (Foto: REUTERS/Danish Ismail)
Jakarta, CB -- Tensi semakin meninggi antara India dan Pakistan setelah pada Sabtu (2/3) terjadi baku tembak yang berakhir dengan terbunuhnya tujuh orang dari kedua pihak.
Hanya dalam 24 jam, dua tentara dan dua warga sipil Pakistan disebut AFP tewas tertembak. Di pihak seberang, seorang wanita dan dua anaknya meninggal setelah rumah mereka dihancurkan oleh mortir.
Di wilayah Kashmir di India, warga setempat diminta berlindung di bunker sementara polisi memerintahkan pengosongan jalan. Panglima Angkatan Darat India harus tergopoh-gopoh menuju Udhampur untuk meninjau keamanan perbatasan.
Pekan lalu, situasi menjadi semakin riuh ketika India menyebut dua pasukan paramiliter dan pejabat polisi unit kontra terorisme mereka meninggal dalam sebuah kontak senjata. Keesokannya, seorang pengunjuk rasa meninggal ditembak polisi India.
Hanya dalam 24 jam, dua tentara dan dua warga sipil Pakistan disebut AFP tewas tertembak. Di pihak seberang, seorang wanita dan dua anaknya meninggal setelah rumah mereka dihancurkan oleh mortir.
Di wilayah Kashmir di India, warga setempat diminta berlindung di bunker sementara polisi memerintahkan pengosongan jalan. Panglima Angkatan Darat India harus tergopoh-gopoh menuju Udhampur untuk meninjau keamanan perbatasan.
Pekan lalu, situasi menjadi semakin riuh ketika India menyebut dua pasukan paramiliter dan pejabat polisi unit kontra terorisme mereka meninggal dalam sebuah kontak senjata. Keesokannya, seorang pengunjuk rasa meninggal ditembak polisi India.
Padahal, pada Kamis (28/2), Menteri Luar Negeri Pakistan Shah
Mahmood Qureshi menyatakan pihaknya siap memulangkan pilot helikopter
India yang ditangkap di Kashmir, jika tindakan tersebut memang dapat
meredakan ketegangan dengan Pakistan.
Jumat (1/3), janji tersebut ditepati. Abhinandan Varthaman pulang dengan pengawalan ketat melalui pos perbatasan di Kota Lahore, Pakistan. Namun kemudian beredar sebuah video yang menampilkan Varthaman memuji para penculiknya dan mengkritik media India.
Laporan-laporan media lokal mengatakan bahwa video itu dibuat di bawah paksaan Pakistan.
Perdana Menteri India, Narendra Modi menegaskan, tidak ada seorang pun yang boleh mengancam India yang baru, yang tak kenal takut dan berani menentukan langkah. Ia juga mengatakan bahwa negaranya membutuhkan pesawat jet tempur Rafale yang ingin dibeli di Prancis.
Jumat (1/3), janji tersebut ditepati. Abhinandan Varthaman pulang dengan pengawalan ketat melalui pos perbatasan di Kota Lahore, Pakistan. Namun kemudian beredar sebuah video yang menampilkan Varthaman memuji para penculiknya dan mengkritik media India.
Laporan-laporan media lokal mengatakan bahwa video itu dibuat di bawah paksaan Pakistan.
Perdana Menteri India, Narendra Modi menegaskan, tidak ada seorang pun yang boleh mengancam India yang baru, yang tak kenal takut dan berani menentukan langkah. Ia juga mengatakan bahwa negaranya membutuhkan pesawat jet tempur Rafale yang ingin dibeli di Prancis.
"Jika India menyelesaikan pengadaan Rafale tepat waktu, maka hasil pertempuran baru-baru ini dengan Pakistan bisa berbeda," katanya.
Melalui Adel al-Jubeir sebagai Menteri Luar Negeri, Arab Saudi pun angkat suara, menawarkan diri membantu mengakhiri permusuhan ini.
"Dia [al-Jubeir] mengunjungi kami dan juga akan mengunjungi India. Dia adalah teman kami dan kami memiliki hubungan sejarah dengan Arab Saudi," kata Qureshi, dilansir AFP.
Credit cnnindonesia.com
India dan Pakistan Bombardir Kashmir, Korban Sipil Berjatuhan
CB, Jakarta - Pakistan dan India saling menembakkan artileri di sepanjang perbatasan Kashmir setelah pembebasan pilot tempur India.
Menurut laporan Aljazeera, 3 Maret 2019, pertempuran terjadi di sepanjang garis perbatasan Line of Control (LoC), dan menewaskan lima warga sipil dan dua tentara.
Kedua negara nuklir tersebut mulai menembakkan peluru mortir dan artileri setelah pembebasan pesawat tempur India yang ditangkap, usai pesawat MiG-21 Angkatan Udara India ditembak jatuh Pakistan.
Pertempuran yang terjadi pada Sabtu sore membuat dua kakak=beradik dan ibunya tewas akibat peluru artileri yang ditembakkan militer Pakistan di wilayah Poonch, dekat dengan LoC, yang membagi wilayah Himalaya dengan dua negara.
"Pukul 6 pm, Pakistan mulai membombardir selama tiga jam. Salah satu peluru yang ditembakkan Pakistan menghantam rumah, menyebabkan satu keluarga tewas, termasuk dua anak-anak," kata penduduk Poonch, Mohammad Saleem. Sang ayah dari keluarga tersebut dilaporkan kritis dan dibawa ke rumah sakit.
Masyarakat Kashmir berebut membeli tiket bus untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Sumber: Reuters
Sementara penduduk di Uri, 50 kilometer dari Poonch, mengungsi ke wilayah yang lebih aman karena takut terkena bombardir artileri Pakistan di sepanjang garis LoC.
Di wilayah Kashmir Pakistan, seorang pria dan bocah laki-laki di Nakiyal tewas. Rumah sakit setempat mengatakan seorang pria juga terluka di Tatta Pani.
Militer Pakistan mengkonfirmasi dua tentaranya tewas di Nakiyal.
Pemerintah India dan Pakistan saling menyalahkan atas setiap konfrontasi militer yang terjadi di Kashmir. Baik India dan Pakistan mengatakan tentara mereka hanya membalas aksi satu sama lain karena melanggar pelanggaran perjanjian gencatan senjata 2003 di beberapa sektor di sepanjang perbatasan Kashmir, yang menargetkan kedua pos tentara serta desa.
Menurut laporan Aljazeera, 3 Maret 2019, pertempuran terjadi di sepanjang garis perbatasan Line of Control (LoC), dan menewaskan lima warga sipil dan dua tentara.
Kedua negara nuklir tersebut mulai menembakkan peluru mortir dan artileri setelah pembebasan pesawat tempur India yang ditangkap, usai pesawat MiG-21 Angkatan Udara India ditembak jatuh Pakistan.
Pertempuran yang terjadi pada Sabtu sore membuat dua kakak=beradik dan ibunya tewas akibat peluru artileri yang ditembakkan militer Pakistan di wilayah Poonch, dekat dengan LoC, yang membagi wilayah Himalaya dengan dua negara.
"Pukul 6 pm, Pakistan mulai membombardir selama tiga jam. Salah satu peluru yang ditembakkan Pakistan menghantam rumah, menyebabkan satu keluarga tewas, termasuk dua anak-anak," kata penduduk Poonch, Mohammad Saleem. Sang ayah dari keluarga tersebut dilaporkan kritis dan dibawa ke rumah sakit.
Masyarakat Kashmir berebut membeli tiket bus untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Sumber: Reuters
Sementara penduduk di Uri, 50 kilometer dari Poonch, mengungsi ke wilayah yang lebih aman karena takut terkena bombardir artileri Pakistan di sepanjang garis LoC.
Di wilayah Kashmir Pakistan, seorang pria dan bocah laki-laki di Nakiyal tewas. Rumah sakit setempat mengatakan seorang pria juga terluka di Tatta Pani.
Militer Pakistan mengkonfirmasi dua tentaranya tewas di Nakiyal.
Pemerintah India dan Pakistan saling menyalahkan atas setiap konfrontasi militer yang terjadi di Kashmir. Baik India dan Pakistan mengatakan tentara mereka hanya membalas aksi satu sama lain karena melanggar pelanggaran perjanjian gencatan senjata 2003 di beberapa sektor di sepanjang perbatasan Kashmir, yang menargetkan kedua pos tentara serta desa.
Credit tempo.co
India Tolak Tunjukkan Bukti Serangan di Pakistan Tewaskan Militan
SRINAGAR
- Seorang menteri utama India mengatakan pemerintah tidak akan
membagikan bukti bahwa "sejumlah besar" gerilyawan tewas dalam serangan
udara di Pakistan minggu ini. Hal itu disebabkan munculnya keraguan
adanya korban dalam serangan udara yang memicu ketegangan dengan
Pakistan.
Pesawat-pesawat tempur India melakukan serangan udara pada hari Selasa di dalam Balakot Pakistan timur laut yang disebut New Delhi sebagai kamp-kamp militan. Namun Islamabad membantah ada kamp seperti itu, sama seperti penduduk desa setempat.
Pakistan mengatakan bom-bom India menghantam lereng bukit yang sebagian besar kosong tanpa melukai siapa pun. Beberapa pemimpin oposisi India pun meminta pemerintah untuk memberikan bukti serangan.
Pesawat-pesawat tempur India melakukan serangan udara pada hari Selasa di dalam Balakot Pakistan timur laut yang disebut New Delhi sebagai kamp-kamp militan. Namun Islamabad membantah ada kamp seperti itu, sama seperti penduduk desa setempat.
Pakistan mengatakan bom-bom India menghantam lereng bukit yang sebagian besar kosong tanpa melukai siapa pun. Beberapa pemimpin oposisi India pun meminta pemerintah untuk memberikan bukti serangan.
Tetapi
Menteri Keuangan India Arun Jaitley, salah satu pembantu utama Perdana
Menteri Narendra Modi, mengatakan tidak ada lembaga keamanan yang pernah
berbagi rincian operasional.
"Ini sikap yang sangat tidak bertanggung jawab," kata Jaitley pada konferensi yang diselenggarakan oleh kelompok media India Today.
"Angkatan bersenjata harus memiliki, dan badan-badan keamanan dan intelijen kita harus memiliki, kelonggaran penuh dalam menghadapi situasi, dan jika ada yang ingin rincian operasional diumumkan kepada publik dia tentu saja tidak memahami sistem," cetusnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/3/2019).
Para pejabat Angkatan Udara India sebelumnya mengatakan hal itu tergantung kepada para pemimpin politik untuk memutuskan kapan dan bagaimana merilis bukti serangan Balakot.
"Ini sikap yang sangat tidak bertanggung jawab," kata Jaitley pada konferensi yang diselenggarakan oleh kelompok media India Today.
"Angkatan bersenjata harus memiliki, dan badan-badan keamanan dan intelijen kita harus memiliki, kelonggaran penuh dalam menghadapi situasi, dan jika ada yang ingin rincian operasional diumumkan kepada publik dia tentu saja tidak memahami sistem," cetusnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/3/2019).
Para pejabat Angkatan Udara India sebelumnya mengatakan hal itu tergantung kepada para pemimpin politik untuk memutuskan kapan dan bagaimana merilis bukti serangan Balakot.
Jaitley
menepis anggapan bahwa peningkatan ketegangan yang cepat dengan
Pakistan ada hubungannya dengan politik dalam negeri India menjelang
pemilihan umum yang akan diadakan Mei nanti. Lembaga survei berharap
partai yang berkuasa mendapat manfaat dari semangat nasionalistis yang
melanda negeri itu.
Ketegangan meningkat dengan cepat setelah aksi bom mobil bunuh diri pada 14 Februari yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India di Kashmir yang dikuasai India. India menuduh Pakistan menyembunyikan kelompok Islamis Jaish-e Mohammad yang mengklaim melakukan pemboman.
Ketegangan meningkat dengan cepat setelah aksi bom mobil bunuh diri pada 14 Februari yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India di Kashmir yang dikuasai India. India menuduh Pakistan menyembunyikan kelompok Islamis Jaish-e Mohammad yang mengklaim melakukan pemboman.
Credit sindonews.com
Pakistan-India Masih Saling Serang di Kashmir
Ilustrasi pasukan India di Kashmir. (REUTERS/Danish Ismail)
Jakarta, CB -- Pertikaian antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir masih terjadi. Kedua negara saling serang dengan melepaskan tembakan meriam dan kontak senjata.
Seperti dilansir Associated Press, Sabtu (2/3), serangan artileri Pakistan menghantam sebuah rumah warga di daerah Pooch, wilayah Kashmir bagian India. Akibatnya seorang ibu dan dua anaknya meninggal. Sedangkan suaminya kritis.
Pasukan India juga melepaskan serangan balasan ke wilayah Kashmir bagian Pakistan. Bom itu jatuh di sebuah desa dan menewaskan seorang anak dan melukai tiga orang lain.
Selain itu, dua tentara Pakistan meninggal dalam kontak senjata dengan pasukan India di wilayah Nakiyal.
Seperti dilansir Associated Press, Sabtu (2/3), serangan artileri Pakistan menghantam sebuah rumah warga di daerah Pooch, wilayah Kashmir bagian India. Akibatnya seorang ibu dan dua anaknya meninggal. Sedangkan suaminya kritis.
Pasukan India juga melepaskan serangan balasan ke wilayah Kashmir bagian Pakistan. Bom itu jatuh di sebuah desa dan menewaskan seorang anak dan melukai tiga orang lain.
Selain itu, dua tentara Pakistan meninggal dalam kontak senjata dengan pasukan India di wilayah Nakiyal.
Pada Kamis lalu, India menyatakan dua pasukan paramiliter dan pejabat polisi unit kontra terorisme mereka meninggal ketika terlibat kontak senjata dengan kelompok bersenjata. Keesokan harinya, seorang pengunjuk rasa meninggal ditembak polisi India.
Kedua belah negara mengklaim aksi saling serang itu dilakukan karena pasukan India dan Pakistan menargetkan pos penjagaan.
Warga sipil yang tinggal di wilayah dekat Garis Kendali (LoC) Kashmir mengungsi menghindari pertempuran yang terus terjadi. Namun, posisi mereka rentan karena masih berada di tengah-tengah konflik.
Ketegangan di Kashmir ini meningkat setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari lalu dan menewaskan 40 personel di dalamnya. India menuding Pakistan menyembunyikan dalang serangan itu, yakni kelompok Jaish-e-Muhammad.
India
lantas mengirim dua jet tempurnya ke wilayah Kashmir bagian Pakistan
tetapi berhasil dihalau. Keesokan harinya militer Pakistan mengirim
pesawat ke wilayah Kashmir bagian India dan menjatuhkan bom sebagai aksi
menggertak. Hal itu dilakukan supaya India tidak lagi menerobos
perbatasan.
Saat itu, India juga mengirim jet tempur dan mencegat pesawat Pakistan. Kedua belah pihak terlibat pertempuran udara, dan akibatnya dua pesawat dari masing-masing negara ditembak jatuh.
Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.
Saat itu, India juga mengirim jet tempur dan mencegat pesawat Pakistan. Kedua belah pihak terlibat pertempuran udara, dan akibatnya dua pesawat dari masing-masing negara ditembak jatuh.
Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.
India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Masing-masing juga menyimpan lebnih dari seratus hulu ledak nuklir.
Pemerintah Pakistan memenuhi janji dengan memulangkan pilot jet tempur India, Abhinandan Varthaman, yang pesawatnya ditembak dan jatuh di Kashmir bagian Pakistan. Dia dikembalikan dengan pengawalan ketat melalui pos perbatasan di Kota Lahore, Pakistan, pada Jumat kemarin, pukul 20.50 waktu setempat
Credit cnnindonesia.com
Jumat, 01 Maret 2019
Senang Pilotnya Dibebaskan, India Bungkam Soal Deeskalasi di Kashmir
NEW DELHI - Para pejabat militer India mengatakan mereka menyambut baik rencana Pakistan
untuk mengembalikan pilot yang ditangkap. Meski begitu mereka menolak
mengkonfirmasi akan mengurangi konflik antara kedua negara.
Pilot India, yang diidentifikasi sebagai Komandan Wing Abhinandan, menjadi wajah manusia dari gejolak di atas wilayah yang diperebutkan Kashmir setelah videonya dirilis, menunjukkan dia ditangkap dan kemudian ditahan.
"Kami senang pilot kami dilepaskan," kata Wakil Marsekal Udara RGK Kapoor, pada konferensi pers bersama tiga angkatan bersenjata India, Kamis malam waktu setempat.
Pilot India, yang diidentifikasi sebagai Komandan Wing Abhinandan, menjadi wajah manusia dari gejolak di atas wilayah yang diperebutkan Kashmir setelah videonya dirilis, menunjukkan dia ditangkap dan kemudian ditahan.
"Kami senang pilot kami dilepaskan," kata Wakil Marsekal Udara RGK Kapoor, pada konferensi pers bersama tiga angkatan bersenjata India, Kamis malam waktu setempat.
Namun
dia tidak menjawab saat wartawan bertanya apakah India menganggap
kembalinya Abhinandan akan meredakan eskalasi konflik seperti dilansir
dari Reuters, Jumat (1/3/2019).
Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan pihaknya akan membebaskan pilot India yang ditahan.
"Sebagai isyarat damai kami akan membebaskannya besok," kata Khan kepada parlemen Pakistan, Kamis sore. Anggota parlemen Pakistan pun memukul meja mereka sebagai tanggapan.
Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan pihaknya akan membebaskan pilot India yang ditahan.
"Sebagai isyarat damai kami akan membebaskannya besok," kata Khan kepada parlemen Pakistan, Kamis sore. Anggota parlemen Pakistan pun memukul meja mereka sebagai tanggapan.
Amerika Serikat (AS), China, Uni Eropa dan negara-negara lain mendesak kedua negara menahan diri, karena ketegangan meningkat setelah pemboman mobil bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India di Kashmir yang dikuasai India pada 14 Februari lalu.
Pada
hari Selasa, India mengatakan pihaknya menghantam sebuah kamp pelatihan
untuk kelompok militan yang berbasis di Pakistan yang mengaku
bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di Kashmir, dan sumber senior
pemerintah mengatakan kepada wartawan bahwa 300 gerilyawan telah
terbunuh.
Pakistan
membantahnya, mengatakan serangan itu gagal dan tidak ada yang tewas,
dengan mengatakan bom dijatuhkan di lereng bukit yang sebagian besar
kosong. Pakistan juga membantah ada kamp militan di daerah itu. Penduduk
setempat mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda korban besar atau
kerusakan signifikan, dengan hanya satu orang yang diketahui terluka
oleh serangan itu.
Ditanya
tentang kerusakan yang disebabkan oleh pesawat tempur India dalam
serangan udara Selasa, Kapoor mengatakan masih terlalu dini untuk
memberikan rincian tentang korban. Tetapi mereka mengatakan mereka
memiliki bukti "kredibel" tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh
serangan udara di kamp.
"Apa pun yang kami ingin hancurkan, kami lakukan," katanya.
Wilayah Himalaya yang berpenduduk mayoritas Muslim telah menjadi pusat permusuhan selama lebih dari 70 tahun, sejak pemisahan koloni Inggris di India menjadi negara-negara yang terpisah dari Pakistan Muslim dan mayoritas Hindu India.
Wilayah ini terbagi antara India, yang memerintah Lembah Kashmir dan wilayah yang didominasi Hindu di sekitar kota Jammu, dengan Pakistan, yang mengendalikan irisan wilayah di barat, dan China, yang memiliki daerah dataran tinggi berpenduduk sedikit di utara.
"Apa pun yang kami ingin hancurkan, kami lakukan," katanya.
Wilayah Himalaya yang berpenduduk mayoritas Muslim telah menjadi pusat permusuhan selama lebih dari 70 tahun, sejak pemisahan koloni Inggris di India menjadi negara-negara yang terpisah dari Pakistan Muslim dan mayoritas Hindu India.
Wilayah ini terbagi antara India, yang memerintah Lembah Kashmir dan wilayah yang didominasi Hindu di sekitar kota Jammu, dengan Pakistan, yang mengendalikan irisan wilayah di barat, dan China, yang memiliki daerah dataran tinggi berpenduduk sedikit di utara.
Credit sindonews.com
Paska Lakukan Serangan, Pakistan Mengaku Tak Ingin Perang Dengan India
ISLAMABAD
- Pakistan mengatakan mereka tidak ingin berperang dengan tetangga
mereka, India. Pernyataan ini muncul tidak lama setelah Pakistan
menyatakan mereka telah melakukan serangan udara di wilayah Kashmir yang
dikuasai India sebagai balasan atas serangan udara yang India awal
pekan ini.
India mencoba merespon dengan melakukan serangan di wilayah Pakistan, namun sayangnya berhasil digagalkan. Dua jet tempur India berhasil ditembak jatuh saat memasuki wilayah Pakistan, dengan dua pilot ditangkap.
Juru bicara Angkat Darat Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor menuturkan pihaknya menunjukkan sikap menahan diri saat menjatuhkan dua jet tempur India, termasuk jet tempur MiG-21.
India mencoba merespon dengan melakukan serangan di wilayah Pakistan, namun sayangnya berhasil digagalkan. Dua jet tempur India berhasil ditembak jatuh saat memasuki wilayah Pakistan, dengan dua pilot ditangkap.
Juru bicara Angkat Darat Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor menuturkan pihaknya menunjukkan sikap menahan diri saat menjatuhkan dua jet tempur India, termasuk jet tempur MiG-21.
"Kami
telah mengirim pesan ke India bahwa meskipun memiliki kemampuan untuk
terlibat, kami telah menunjukkan sikap menahan diri. Tujuan kami adalah
untuk mempertahankan tanah air kami, sekaligus memastikan tidak ada
provokasi yang tidak perlu untuk yang dapat meningkatkan ketegangan,"
ucap Ghafoor.
Ghafoor, seperti dilansir Rusia Today pada Rabu (27/2), kemudian mengatakan bahwa Pakistan hanya ingin mempertahankan diri. "Jika agresi dikenakan pada kami, kami akan membalas karena membela diri. Pakistan tidak membawa kawasan kedalam peperangan," sambungnya.
Ghafoor, seperti dilansir Rusia Today pada Rabu (27/2), kemudian mengatakan bahwa Pakistan hanya ingin mempertahankan diri. "Jika agresi dikenakan pada kami, kami akan membalas karena membela diri. Pakistan tidak membawa kawasan kedalam peperangan," sambungnya.
Credit sindonews.com
Pakistan Siap Pulangkan Pilot India untuk Redakan Ketegangan
Pakistan siap memulangkan pilot helikopter
India yang mereka tangkap di Kashmir jika tindakan tersebut dapat
meredakan ketegangan dengan negara tetangganya itu. (AP Photo/Mukhtar
Khan)
Jakarta, CB -- Pakistan menyatakan siap memulangkan pilot helikopter India yang mereka tangkap di Kashmir jika tindakan tersebut dapat membantu meredakan ketegangan dengan negara tetangganya itu.
"Kami mau memulangkan pilot India yang ditangkap jika itu dapat meredakan ketegangan," ujar Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (28/2).
Pernyataan kesiapan ini disampaikan setelah Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengusulkan dialog dengan India untuk menurunkan ketegangan di Kashmir.
"Dengan persenjataan yang Anda (India) dan kami miliki, adakah kemungkinan kita keliru melakukan perhitungan? Tidak kah kita berpikir kalau ketegangan ini meningkat akan mengarah ke mana?" ucap Khan.
"Kami mau memulangkan pilot India yang ditangkap jika itu dapat meredakan ketegangan," ujar Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (28/2).
Pernyataan kesiapan ini disampaikan setelah Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengusulkan dialog dengan India untuk menurunkan ketegangan di Kashmir.
"Dengan persenjataan yang Anda (India) dan kami miliki, adakah kemungkinan kita keliru melakukan perhitungan? Tidak kah kita berpikir kalau ketegangan ini meningkat akan mengarah ke mana?" ucap Khan.
Khan kemudian mengakui bahwa pasukan Pakistan memang sempat sengaja masuk ke dalam wilayah India untuk menggertak agar mereka tak lagi menerobos perbatasan. Saat itu, India langsung menembak pesawat Pakistan tersebut.
Namun, Khan menyatakan saat ini mereka harus menggunakan jalur diplomasi untuk menghindari peningkatan konflik.
"Rencana kami memang tidak ingin ada korban jiwa. Kami cuma ingin menyampaikan kepada India kalau kalian bisa memasuki wilayah Pakistan, kami juga bisa melakukan hal yang sama dan menggelar operasi," kata Khan.
Menanggapi pernyataan Khan, India tetap menyatakan bahwa serangan
Pakistan itu sebagai provokasi. India pun mendesak agar Pakistan
memulangkan pilot mereka.
Ketegangan di Kashmir ini meningkat setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari lalu dan menewaskan 40 personel di dalamnya. India menuding Pakistan sebagai dalang di balik serangan itu.
Ketegangan di Kashmir ini meningkat setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari lalu dan menewaskan 40 personel di dalamnya. India menuding Pakistan sebagai dalang di balik serangan itu.
Meski
hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik
di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi
wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk
memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.
India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Masing-masing juga menyimpan hulu ledak nuklir.
India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Masing-masing juga menyimpan hulu ledak nuklir.
Credit cnnindonesia.com
India-Pakistan Jual Beli Serangan di Kashmir, WNI Diminta Waspada
ISLAMABAD - Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Pakistan diimbau untuk senantiasa waspada mengingat terjadinya eskalasi ketenganan antara India dan Pakistan di Kashmir. Imbauan itu dikeluarkan oleh pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Islamabad, Pakistan.
"Mencermati perkembangan hubungan India-Pakistan yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan, KBRI Islamabad mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia di Pakistan untuk senantiasa waspada dan mengikuti setiap perkembangan situasi keamanan," begitu imbauan yang dikeluarkan pihak KBRI Islamabad dalam surat edaran yang diterima Sindonews, Kamis (28/2/2019).
Pihak KBRI juga meminta WNI untuk membawa identitas dan menghindari kerumunan masyarakat dan tempat-tempat yang dianggap tidak aman. WNI juga diimbau untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan sesama WNI lainnya.
"Mencermati perkembangan hubungan India-Pakistan yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan, KBRI Islamabad mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia di Pakistan untuk senantiasa waspada dan mengikuti setiap perkembangan situasi keamanan," begitu imbauan yang dikeluarkan pihak KBRI Islamabad dalam surat edaran yang diterima Sindonews, Kamis (28/2/2019).
Pihak KBRI juga meminta WNI untuk membawa identitas dan menghindari kerumunan masyarakat dan tempat-tempat yang dianggap tidak aman. WNI juga diimbau untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan sesama WNI lainnya.
KBRI juga meminta kepada WNI untuk segera menghubungi KBRI jika mendapatkan atau mengalami hal-hal yang tidak dikehendaki.
"WNI bisa menghubungi KBRI Islamabad pada hotline +92 345-857-1989 atau telepon kantor +9251 2832017-10," demikian imbauan yang dikeluarkan pihak KBRI Islamabad.
"WNI bisa menghubungi KBRI Islamabad pada hotline +92 345-857-1989 atau telepon kantor +9251 2832017-10," demikian imbauan yang dikeluarkan pihak KBRI Islamabad.
Credit sindonews.com
Kamis, 28 Februari 2019
Cendekiawan: PBB mesti ikut redakan ketegangan Pakistan-India
Istanbul, Turki, (CB) - Seorang cendekiawan AS asal
Pakistan menggambarkan ketegangan yang meningkat antara India dan
Pakistan sebagai masalah "internasional" dan bukan "bilateral", dan
mengatakan PBB mesti menengahi.
Ketika berbicara dengan Kantor Berita Turki, Anadolu, dalam satu wawancara melalui telepon, Abdullah Al-Ahsan -- guru besar di Departemen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional di Istanbul Sehir University-- mengatakan, "India telah salah memperhitungkan Pakistan dan telah membuat kekeliruan besar dengan menyerang Pakistan."
Pakistan pada Rabu (27/2) menyatakan negara itu telah menembak-jatuh dua pesawat militer India yang memasuki wilayahnya dan menangkap seorang pilot. Sementara itu India mengatakan telah menembak-jatuh satu jet Pakistan dan kehilangan satu pesawatnya dalam proses tersebut di sepanjang Jalur Pemantauan (LoC) --perbatasan de facto yang memisahkan Lembah Kashmi, yang menjadi sengketa.
Satu helikopt militer India jatuh di Kashmir yang dikuasa India pada Rabu, sehingga menewaskan enam orang di dalamnya dan satu warga sipil di darat, kata lembaga penyiaran India, NDTV. Pakistan menyatakan Islamabad tidak memiliki sangkut-paut dengan pesawat yang jatuh tersebut.
Ketegangan antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir itu telah meningkat setelah satu pemboman bunuh diri di Jammu dan Kashmir, sehingga menewaskan lebih dari 40 personel paramiliter India pada 14 Februari. Kelompok gerilyawan Jaish-e-Mohammad (JEM) mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut, yang dikatakan oleh India memiliki markas di Pakistan, tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.
Pada Selasa (26/2), beberapa jet tempur India memasuki wilayah udara Pakistan untuk menyerang satu kamp JEM, dan New Delhi menyatakan telah menewaskan beberapa gerilyawan, tapi para pejabat Pakistan membantah pernyataan India itu. Pakistan telah melarang JEM sejak 2002.
"India mestinya menerima tawaran Pakistan untuk menyelidiki serangan tersebut di Pulma (di Negara Bagian Jammu dan Kashmir, India Utara), dengan menyediakan bukti mengenai keterlibatan Pakistan dalam peristiwa itu," kata Al-Ahsan, sebagaimana dilaporkan Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis dini hari. Ia merujuk kepada seruan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan untuk memulai penyelidikan mengenai pemboman bunuh diri tersebut.
Ia mendesak PBB atau Mahkamah Pidana Internasional untuk menjadi penengah dalam kasus itu.
"Saya berharap Pakistan menahan diri dari aksi pembalasan dalam waktu dekat. Sebagaimana Perdana Menteri Imran Khan telah menawarkan kembali, saya berharap India mau menerima tawaran Pakistan bagi dialog," tambah Al-Ahsan.
Meningkatnya ketegangan dan kemungkinan perang antara kedua negara pemilik nuklir tersebut juga akan mempengaruhi negara lain yang bertetangga, kata Profesor itu.
"Jika terjadi perang antara India dan Pakistan, itu bukan hanya mempengaruhi India dan Pakistan. Afghanistan, yang bersebelahan, juga akan menderita. Negara lain juga akan terpengaruh," katanya.
"Mereka adalah negara nuklir. Anda tak bisa mengabaikan dampak dari energi nuklir, bom nuklir," kata Al-Ahsan.
Sebagian Jammu dan Kashmir, wilayah Himalaya dengan mayoritas warganya Muslim, dikuasai oleh India dan Pakistan dan diklaim oleh kedua negara itu secara keseluruhan. Sebagian kecil wilayah Kashmir juga dikuasai oleh China.
Sejak mereka terpisah pada 1947, kedua negara di Asia Selatan tersebut telah tiga kali berperang --pada 1948, 1965 dan 1971. Dua di antara perang itu adalah mengenai Kashmir.
Ketika berbicara dengan Kantor Berita Turki, Anadolu, dalam satu wawancara melalui telepon, Abdullah Al-Ahsan -- guru besar di Departemen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional di Istanbul Sehir University-- mengatakan, "India telah salah memperhitungkan Pakistan dan telah membuat kekeliruan besar dengan menyerang Pakistan."
Pakistan pada Rabu (27/2) menyatakan negara itu telah menembak-jatuh dua pesawat militer India yang memasuki wilayahnya dan menangkap seorang pilot. Sementara itu India mengatakan telah menembak-jatuh satu jet Pakistan dan kehilangan satu pesawatnya dalam proses tersebut di sepanjang Jalur Pemantauan (LoC) --perbatasan de facto yang memisahkan Lembah Kashmi, yang menjadi sengketa.
Satu helikopt militer India jatuh di Kashmir yang dikuasa India pada Rabu, sehingga menewaskan enam orang di dalamnya dan satu warga sipil di darat, kata lembaga penyiaran India, NDTV. Pakistan menyatakan Islamabad tidak memiliki sangkut-paut dengan pesawat yang jatuh tersebut.
Ketegangan antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir itu telah meningkat setelah satu pemboman bunuh diri di Jammu dan Kashmir, sehingga menewaskan lebih dari 40 personel paramiliter India pada 14 Februari. Kelompok gerilyawan Jaish-e-Mohammad (JEM) mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut, yang dikatakan oleh India memiliki markas di Pakistan, tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.
Pada Selasa (26/2), beberapa jet tempur India memasuki wilayah udara Pakistan untuk menyerang satu kamp JEM, dan New Delhi menyatakan telah menewaskan beberapa gerilyawan, tapi para pejabat Pakistan membantah pernyataan India itu. Pakistan telah melarang JEM sejak 2002.
"India mestinya menerima tawaran Pakistan untuk menyelidiki serangan tersebut di Pulma (di Negara Bagian Jammu dan Kashmir, India Utara), dengan menyediakan bukti mengenai keterlibatan Pakistan dalam peristiwa itu," kata Al-Ahsan, sebagaimana dilaporkan Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis dini hari. Ia merujuk kepada seruan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan untuk memulai penyelidikan mengenai pemboman bunuh diri tersebut.
Ia mendesak PBB atau Mahkamah Pidana Internasional untuk menjadi penengah dalam kasus itu.
"Saya berharap Pakistan menahan diri dari aksi pembalasan dalam waktu dekat. Sebagaimana Perdana Menteri Imran Khan telah menawarkan kembali, saya berharap India mau menerima tawaran Pakistan bagi dialog," tambah Al-Ahsan.
Meningkatnya ketegangan dan kemungkinan perang antara kedua negara pemilik nuklir tersebut juga akan mempengaruhi negara lain yang bertetangga, kata Profesor itu.
"Jika terjadi perang antara India dan Pakistan, itu bukan hanya mempengaruhi India dan Pakistan. Afghanistan, yang bersebelahan, juga akan menderita. Negara lain juga akan terpengaruh," katanya.
"Mereka adalah negara nuklir. Anda tak bisa mengabaikan dampak dari energi nuklir, bom nuklir," kata Al-Ahsan.
Sebagian Jammu dan Kashmir, wilayah Himalaya dengan mayoritas warganya Muslim, dikuasai oleh India dan Pakistan dan diklaim oleh kedua negara itu secara keseluruhan. Sebagian kecil wilayah Kashmir juga dikuasai oleh China.
Sejak mereka terpisah pada 1947, kedua negara di Asia Selatan tersebut telah tiga kali berperang --pada 1948, 1965 dan 1971. Dua di antara perang itu adalah mengenai Kashmir.
Credit antaranews.com
India Gunakan Bom-bom Pintar Israel untuk Menyerang Pakistan
NEW DELHI
- Pesawat-pesawat jet tempur Angkatan udara India menggunakan bom-bom
pintar buatan Israel dalam serangan udara di wilayah Pakistan hari
Selasa lalu. Sumber-sumber keamanan India mengungkap penggunaan bom
tersebut kepada media lokal.
Konflik kedua negara di Kashmir semakin memanas. Kedua militer sudah saling menyerang dan menembak jatuh jet tempur satu sama lain pada Rabu kemarin.
Menurut laporan media-media India, lima pesawat jet tempur Mirage yang dipersenjatai dengan bom pintar Spice 2000 buatan Israel untuk menyerang apa yang dikatakan New Delhi sebagai kamp pelatihan teroris pada Selasa lalu.
Konflik kedua negara di Kashmir semakin memanas. Kedua militer sudah saling menyerang dan menembak jatuh jet tempur satu sama lain pada Rabu kemarin.
Menurut laporan media-media India, lima pesawat jet tempur Mirage yang dipersenjatai dengan bom pintar Spice 2000 buatan Israel untuk menyerang apa yang dikatakan New Delhi sebagai kamp pelatihan teroris pada Selasa lalu.
Setiap
bom berbobot 1.000 kilogram dan beroperasi pada koordinat GPS. Menurut
salah satu sumber, senjata itu juga dilengkapi dengan teknologi yang
membuatnya kebal terhadap gangguan atau defleksi.
Islamabad meremehkan serangan tersebut dengan mengklaim tidak ada korban. Namun, versi New Delhi serangan itu sebagai serangan pendahuluan dengan banyak korban tewas dari kubu gerilyawan yang bermarkas di Pakistan.
Serangan udara India itu sebagai respons atas serangan bom bunuh diri di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 14 Februari 2019. Serangan bom itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India. Pakistan membantah terlibat dalam serangan itu, tetapi bersumpah untuk menanggapi operasi militer India di wilayahnya.
Beberapa wartawan, termasuk jurnalis Associated Press, dengan susah payah mendaki bukit Kangaran Nallah ke lokasi serangan bom India pada hari Selasa di dekat kota Balakot, wilayah Kashmir Pakistan. Mereka, seperti dikutip Haaretz, Kamis (28/2/2019), melihat beberapa kawah besar, beberapa pohon terbalik dan penduduk desa bertanya-tanya mengapa mereka menjadi sasaran.
Juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor, mengatakan pesawat-pesawat India menyeberang ke sektor Muzafarabad di Kashmir yang dikuasai Pakistan. Dia mengatakan Pakistan mengirim sejumlah pesawat jet tempur dan jet-jet tempur India melepaskan muatan senjatanya dengan tergesa-gesa di dekat Balakot.
Islamabad meremehkan serangan tersebut dengan mengklaim tidak ada korban. Namun, versi New Delhi serangan itu sebagai serangan pendahuluan dengan banyak korban tewas dari kubu gerilyawan yang bermarkas di Pakistan.
Serangan udara India itu sebagai respons atas serangan bom bunuh diri di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 14 Februari 2019. Serangan bom itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India. Pakistan membantah terlibat dalam serangan itu, tetapi bersumpah untuk menanggapi operasi militer India di wilayahnya.
Beberapa wartawan, termasuk jurnalis Associated Press, dengan susah payah mendaki bukit Kangaran Nallah ke lokasi serangan bom India pada hari Selasa di dekat kota Balakot, wilayah Kashmir Pakistan. Mereka, seperti dikutip Haaretz, Kamis (28/2/2019), melihat beberapa kawah besar, beberapa pohon terbalik dan penduduk desa bertanya-tanya mengapa mereka menjadi sasaran.
Juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor, mengatakan pesawat-pesawat India menyeberang ke sektor Muzafarabad di Kashmir yang dikuasai Pakistan. Dia mengatakan Pakistan mengirim sejumlah pesawat jet tempur dan jet-jet tempur India melepaskan muatan senjatanya dengan tergesa-gesa di dekat Balakot.
Menteri
Luar Negeri India Vijay Gokhale mengatakan kepada wartawan di New Delhi
bahwa jet tempur India menargetkan kamp Jaish-e-Mohammad dalam serangan
pre-emptive setelah intelijen mengindikasikan akan ada serangan lain sedang direncanakan.
Israel dikenal sebagai pemasok senjata utama bagi tentara India. Kedua negara dalam beberapa tahun terakhir menyepakati penjualan senjata dengan nilai kontrak mencapai satu miliar dolar. Selama dua tahun terakhir, pasukan Israel dan India melakukan latihan bersama, dan pejabat senior militer India mengunjungi Israel.
Israel Aerospace Industries pada tahun 2017 sepakat memasok sistem pertahanan udara kepada tentara India, dalam apa yang disebut sebagai salah satu kesepakatan senjata terbesar dalam sejarah industri keamanan Israel.
Israel dikenal sebagai pemasok senjata utama bagi tentara India. Kedua negara dalam beberapa tahun terakhir menyepakati penjualan senjata dengan nilai kontrak mencapai satu miliar dolar. Selama dua tahun terakhir, pasukan Israel dan India melakukan latihan bersama, dan pejabat senior militer India mengunjungi Israel.
Israel Aerospace Industries pada tahun 2017 sepakat memasok sistem pertahanan udara kepada tentara India, dalam apa yang disebut sebagai salah satu kesepakatan senjata terbesar dalam sejarah industri keamanan Israel.
Credit sindonews.com
Indonesia Minta India-Pakistan Cari Solusi Damai Soal Kashmir
Pesawat tempur India yang ditembak jatuh di Kashmir. (REUTERS/Danish Ismail)
Jakarta, CB -- Pemerintah Indonesia turut mengimbau kepada Pakistan dan India supaya menurunkan ketegangan dan mencari solusi damai terkait konflik di wilayah Kashmir.
Sebab, aksi saling serang melalui udara kedua negara itu semakin
mengkhawatirkan dan bisa menjurus kepada situasi perang terbuka.
"Indonesia mendorong semua pihak terkait untuk menahan diri semaksimal mungkin, segera mengambil langkah guna mengurangi ketegangan dan mencegah terjadinya eskalasi dari konflik di Jammu-Kashmir," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia, seperti dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (28/2).
Indonesia menyatakan mengikuti perkembangan situasi di Kashmir dan turut prihatin dengan hubungan antara India dan Pakistan yang memburuk. Kedua negara itu diharapkan bisa menemukan jalan keluar demi merawat kestabilan keamanan dan perdamaian di kawasan Asia Selatan.
"Sebagai dua negara penting di Asia Selatan, Indonesia mengharapkan kiranya kedua negara dapat terus menjadi bagian dari upaya terwujudnya kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera," lanjut isi pernyataan Kemenlu.
"Indonesia mendorong semua pihak terkait untuk menahan diri semaksimal mungkin, segera mengambil langkah guna mengurangi ketegangan dan mencegah terjadinya eskalasi dari konflik di Jammu-Kashmir," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia, seperti dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (28/2).
Indonesia menyatakan mengikuti perkembangan situasi di Kashmir dan turut prihatin dengan hubungan antara India dan Pakistan yang memburuk. Kedua negara itu diharapkan bisa menemukan jalan keluar demi merawat kestabilan keamanan dan perdamaian di kawasan Asia Selatan.
"Sebagai dua negara penting di Asia Selatan, Indonesia mengharapkan kiranya kedua negara dapat terus menjadi bagian dari upaya terwujudnya kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera," lanjut isi pernyataan Kemenlu.
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengusulkan dialog dengan India untuk menurunkan ketegangan setelah saling serang di kawasan Kashmir. Akan tetapi, pemerintah India mendesak supaya salah satu pilot mereka yang ditangkap segera dikembalikan.
Khan menyatakan saat ini mereka harus menggunakan jalur diplomasi untuk menghindari konflik semakin meningkat. Namun, dia menyatakan serangan ke wilayah India kemarin memang sengaja dilakukan di kawasan tak berpenghuni hanya untuk membuat gentar.
Akan tetapi, India menyangkal argumen Pakistan. Mereka menyatakan serangan itu menargetkan pangkalan militer India.
Pakistan meluncurkan serangan udara ke wilayah Kashmir bagian India, sebagai balasan atas operasi pada Selasa lalu. Pesawat mereka lantas dicegat oleh jet tempur India dan terjadi pertempuran udara.
Alhasil, satu pesawat tempur India ditembak dan jatuh di wilayah Pakistan. Sang pilot, Kapten Abhi Nandan, ditangkap.
India
menyebut operasi militer Pakistan adalah bentuk provokasi. Mereka juga
meminta Abhi tidak dianiaya dan segera dikembalikan.
"Pakistan harus memastikan tentara India itu tidak dilukai. India juga berharap dia segera dipulangkan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri India.
Sedangkan Pakistan juga kehilangan sebuah jet tempur Mig-21 Bison. Pesawat itu jatuh di wilayah Kashmir yang mereka kendalikan.
Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.
India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil.
"Pakistan harus memastikan tentara India itu tidak dilukai. India juga berharap dia segera dipulangkan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri India.
Sedangkan Pakistan juga kehilangan sebuah jet tempur Mig-21 Bison. Pesawat itu jatuh di wilayah Kashmir yang mereka kendalikan.
Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.
India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil.
Ketegangan kedua negara kembali memanas di Kashmir setelah bom bunuh
diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari
lalu. Insiden itu menewaskan setidaknya 40 personel militer India.
Sejumlah negara, yakni China, Amerika Serikat, hingga Inggris meminta kedua belah pihak menahan diri dan menghindari perang terbuka.
Sejumlah negara, yakni China, Amerika Serikat, hingga Inggris meminta kedua belah pihak menahan diri dan menghindari perang terbuka.
Credit cnnindonesia.com
Langganan:
Postingan (Atom)