Brasil minta Venezuela gelar pemilu ulang di bawah pimpinan Juan Guaido.
CB,
BRASILIA -- Menteri Luar Negeri Brasil Ernesto Araujo mengatakan,
pasukan Rusia yang dikirim ke Venezuela harus segera pergi meninggalkan
negara tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan
Reuters, Araujo
manyatakan, pembelaan Rusia terhadap Presiden Nicolas Maduro justru
dapat memperdalam keruntuhan ekonomi dan masyarakat Venezuela.
Menurut Araujo, satu-satunya jalan keluar dari krisis adalah dengan
mengadakan pemilihan umum ulang di bawah pemerintahan sementara yang
dipimpin oleh oposisi, Juan Guaido. "Jika mereka mempertahankan Maduro
lebih lama, berarti lebih banyak orang kelaparan dan melarikan diri dari
negara itu, lebih banyak tragedi kemanusiaan di Venezuela," ujarnya,
Jumat (29/3).
"Apa pun yang berkontribusi pada kelanjutan penderitaan rakyat Venezuela harus dihapus," kata Araujo.
Araujo
mengatakan, kehadiran tentara Rusia di Venezuela merupakan tanda
kelemahan Maduro. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa Maduro
sudah tidak punya kekuatan militer.
"Jika dia perlu membawa
pasukan dari luar negeri, jelas bahwa pasukan bersenjatanya tidak
sepenuhnya bersamanya dan tidak mampu terus menekan rakyat Venezuela,"
kata Araujo.
Sebelumnya, kedatangan dua pesawat angkatan
udara Rusia diyakini membawa hampir 100 pasukan khusus dan personel
keamanan siber ke Venezuela. Rusia menyatakan, pihaknya telah mengirim
spesialis ke Venezuela berdasarkan perjanjian kerja sama militer.
Sementara
itu, Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro mengatakan, angkatan
bersenjata Brasil tidak berniat melakukan intervensi militer ke
Venezuela. Brasil ingin membahas krisis Venezuela secara bilateral
dengan Rusia dan Cina. Transisi diplomatik di negara penghasil minyak
tersebut merupakan kepentingan mereka bersama, yang tergabung dalam
kelompok ekonomi berkembang, BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan
Afrika Selatan).
Bersama dengan Lima Group, Brasil kini
fokus untuk membuat pemimpin oposisi Juan Guaido diakui di organisasi
internasional. Araujo mengatakan, pemerintah Brasil berusaha menjalin
kerja sama perdagangan dan kerja sama lainnya dengan Rusia serta Cina.
Rencananya, presiden Brasil akan menghadiri petemuan puncak BRICS pada
November mendatang.