Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dr. AM Fachir
ketika berbicara pada Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Kerja Sama
Islam (KTM-OKI) ke-45 yang berlangsung di Dhaka, Bangladesh, Minggu
(6/5). (Dok. Kemlu RI)
Jakarta, CB -- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
kembali mengecam keras keputusan unilateral Amerika Serikat untuk
membuka kedutaan besar di Yerusalem pada 14 Mei 2018. Kecaman itu
disampaikan lewat Deklarasi Dhaka yang dihasilkan dalam Konferensi
Tingkat Menteri (KTM) OKI ke-45 yang berlangsung di Dhaka, Bangladesh,
pada 5-6 Mei 2018.
Dalam konferensi yang dihadiri Wakil Menteri
Luar Negeri AM Fachir tersebut, KTM OKI menghasilkan beberapa keputusan
penting terkait Palestina yaitu posisi dan pernyataan bersama OKI untuk
secara konsisten membantu memberikan sumber daya material untuk
mendukung perjuangan bangsa Palestina dan mengecam keras keputusan
unilateral AS membuka Kedutaan Besar di Yerusalem pada 14 Mei 2018.
"Lebih
lanjut OKI juga menekankan mengenai kedudukan Yerusalem sebagai ibu
kota Palestina merupakan bagian yg tidak terpisahkan dari formula solusi
dua negara (two states solution) untuk penyelesaian konflik Arab-Israel," ungkap rilis Kemlu RI yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (6/5).
Selanjutnya
OKI akan mengambil langkah-langlah hukum dan politik untuk menanggapi
kebijakan unilateral Pemerintah AS tersebut termasuk melalui mekanisme
Sidang Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB dan International Court of
Justice. OKI juga menyerukan masyarakat internasional untuk tidak
memindahkan kedutaan besar lainnya ke Yerusalem.
Indonesia juga mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (
OKI)
untuk memperbaiki diri agar dapat menjawab tantangan persoalan global.
"Agar sanggup menjawab persoalan global, OKI harus memperbaiki manajemen
dan proses pengambilan keputusan organisasi," kata Wamenlu RI dalam
pidatonya di sidang pleno KTM OKI.
Wamenlu juga menawarkan solusi
atas sejumlah tantangan yang dihadapi dunia Islam. Disampaikan bahwa
dalam bidang politik dan keamanan, Indonesia mengusulkan
Contact Group on Peace and Conflict Resolution sebagai wadah bersama untuk mengidentifikasi dan merumuskan cara menghadapi tantangan keamanan dan perdamaian.
Untuk
aspek ekonomi dan sosial, Wamenlu menyampaikan prakarsa Indonesia dalam
pembangunan Pusat Pengembangan Produk Vaksin dan Bioteknologi untuk
Negara-negara OKI.
Upaya tersebut penting dalam rangka
mewujudkan swasembada pengadaan vaksin yang murah untuk negara-negara
OKI. Indonesia juga mengajak negara-negara OKI untuk mengadakan kerja
sama riset dan pengembangan melalui center of excellence yang akan
berlokasi di Indonesia.
Dalam konteks kerjasama kebudayaan OKI,
Indonesia berhasil mengajukan resolusi mengenai pertemuan High Level
Consultation of World Muslim Scholars on Wassatiyat Islam yang
diselenggarakan di Bogor, Indonesia, tanggal 1-3 Mei 2018.
Resolusi juga telah mencerminkan hasil pertemuan tersebut yaitu
"Bogor Message" mengenai prinsip "moderation" bagi pemajuan perdamaian,
toleransi, dan kehidupan harmonis di dunia Islam dan antar-agama
sekaligus membangun masyarakat yang adil, makmur, damai dan terbuka yang
selaras dengan nilai-nilai islam.
Pada kesempatan tersebut, OKI juga sampaikan penghargaan atas terlaksananya Pertemuan Wasatiyyah Islam di Indonesia.
"Untuk
pertama kali, OKI menyambut baik penyelenggaraan Pertemuan Wassatiyat
Islam di Bogor 1-3 Mei 2018 telah diakui dan masuk dalam resolusi KTM
OKI ke-45. Resolusi juga memuat mengenai prinsip "moderation" bagi
pemajuan perdamaian, toleransi, dan kehidupan harmonis di dunia Islam
dan antar-agama," kata Direktur Sosial Budaya dan Organisasi
Internasional Negara Berkembang, Kamapradipta Isnomo kepada
CNNIndonesia.com.
Dalam pernyataannya, Wamenlu juga mengajak
negara anggota OKI untuk bekerjasama dalam semangat persaudaraan Islam
dalam mengatasi berbagai masalah kemanusiaan di Palestina, Myanmar,
Yaman dan Suriah.
Indonesia berpartisipasi dan menyampaikan
pandangan konstruktif mengenai pengungsi Rohingya dalam Sesi Khusus.
Dalam kesempatan itu, Indonesia menekankan pentingnya untuk mengatasi
krisis secara tuntas dan mendorong penyelesaian akar permasalahan
melalui 2 pendekatan yaitu melalui constructive enggagement dengan
Pemerintah Myanmar dan membantu pembangunan ekonomi di Myanmar,
khususnya di Rakhine.
KTM OKI ke-45 dibuka oleh Perdana Menteri Bangladesh dan dihadiri oleh 56 negara anggota.
Pada
tanggal 4 Mei 2018, Ketua Delegasi negara anggota OKI juga
berkesempatan mengunjungi Lokasi Pengungsi di Cox's Bazar untuk melihat
secara langsung dari dekat kondisi pengungsi Rohingya
Saat
pembukaan KTM, Indonesia mendapat kehormatan berbicara mewakili Kelompok
Asia. Dalam kesempatan tersebut Wamenlu Fachir sampaikan apresiasi
sekaligus komitmen untuk mendukung Bangladesh yang akan mengetuai KTM
OKI periode 1 tahun kedepan.
"Suatu kehormatan bagi Indonesia
untuk menyampaikan pidato sambutan atas nama Kelompok Asia OKI pada saat
pembukaan KTM OKI ke-45, yang telah disampaikan oleh Wakil Menlu RI,"
kata Kamapradipta.
Dalam pidato dihadapan sidang pleno KTM OKI
ke-45, Wamenlu RI juga menegaskan kembali niat serius Indonesia untuk
mencalonkan diri sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode
2019-2020, dan meminta dukungan seluruh anggota OKI.
Credit
cnnindonesia.com