Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Kamis, 28 Maret 2019
Akui Golan Milik Israel, AS 'Dikeroyok' 14 Negara DK PBB
NEW YORK
- Dari 15 negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK
PBB), 14 negara mengutuk pengakuan Amerika Serikat (AS) soal kedaulatan
Israel atas Dataran Tinggi Golan. Dalam pertemuan darurat pada Rabu malam di New York, Amerika sendirian "dikeroyok" oleh 14 negara.
Dataran
Tinggi Golan sejatinya adalah tanah Suriah yang diduduki Israel dalam
perang Enam Hari 1967. Negara mayoritas Yahudi itu mulai menganeksasi
atau mencaplok wilayah itu tahun 1981 dan tidak diakui komunitas
internasional.
Debat dalam pertemuan darurat DK PBB dimulai
ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap depot amunisi Iran di
dekat Aleppo, Suriah.
"Kami
telah mengalami serangan udara Israel di Aleppo. (Ada) kerusakan
materi. Pertahanan udara Suriah mencegat beberapa rudal yang
diluncurkan," Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Jaafari.
DK PBB
mengadakan pertemuan darurat untuk memprotes deklarasi administrasi
Trump awal pekan ini yang mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi
Golan.
"Pendapat publik dunia mengisolasi AS dan Israel, mereka
beroperasi di luar hukum internasional dan mereka merupakan ancaman
langsung terhadap perdamaian dan keamanan," kata Jaafri, yang telah
meminta DK PBB untuk mengadakan pertemuan darurat tersebut, seperti
dikutip The Jerusalem Post, Kamis (28/3/2019).
Suriah
bukan anggota DK PBB, tetapi diminta, bersama dengan Israel, untuk
bergabung dalam pertemuan darurat tersebut. Baik Jaafari maupun
negara-negara anggota DK PBB menjelaskan bahwa tindakan AS melanggar
resolusi 242 dan 497 DK PBB soal Dataran Tinggi Golan.
"Pemerintah
AS berusaha melindungi teman Israel-nya, tetapi ada risiko nyata bagi
perdamaian dan keamanan internasional," kata Jaafari.
Dia menuduh
AS membuat perang untuk menabur kekacauan di Timur Tengah dan sekarang
bertindak atas Golan dengan cara membantu Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu memenangkan pemilihan umum 9 April di negaranya.
Jaafari menyayangkan sikap lamban DK PBB dengan tidak mengambil langkah bagi pelanggar hukum internasional.
"Kelambanan
PBB ditambah dengan tindakan AS akan membuat orang di bawah pendudukan
hanya dengan satu pilihan, yang merupakan prinsip menggunakan kekuatan,
itu akan menjadi satu-satunya cara untuk memulihkan perdamaian," kata
Jaafari.
"Golan Arab Suriah adalah milik kami, itu akan kembali
kepada kami. Jangan salah arah dengan berpikir bahwa suatu hari tanah
ini akan menjadi milik Anda," kata Jaafari.
Kepada AS, dia
menyarankan bahwa jika ingin bersikap baik kepada Israel, mengapa tidak
memberikannya satu atau dua dari 50 negara bagiannya. "Beri Israel
beberapa negara jika pemerintahan ini benar-benar menginginkan dukungan
Israel," kata Jaafari.
Sementara
itu, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon berdalih Dataran Tinggi
Golan milik negaranya. "Tidak ada negara di dunia yang akan menyerahkan
tanah strategis kepada musuh yang paling berbahaya," katanya.