Ratusan orang tewas akibat hantaman Topan Idai.
CB,
BEIRA -- Agen kemanusiaan PBB, OCHA menyebutkan, sekitar 1,85 juta
orang terdampak Topan Idai di Mozambik, pada Selasa (26/3). Saat ini,
para pekerja bantuan juga berlomba untuk membantu meringankan bencana
mematikan ini.
"Beberapa akan berada dalam situasi kritis dan mengancam kehidupan.
Beberapa lainnya sedih karena akan kehilangan mata pencaharian mereka,"
kata koordinator OCHA Sebastian Rhodes Stampa.
Angka
tersebut hanya untuk korban bencana di Mozambik. Sedangkan, negara
lainnya juga terkena dampak dari badai ini, yakni Zimbabwe dan Malawi.
Hingga Senin, setidaknya 686 orang telah dilaporkan tewas akibat badai
Idai.
Adapun
Topan Idai terjadi pada 14 Maret di dekat kota pelabuhan Beira, membawa
angin kencang dan hujan. Dua sungai besar, Buzi dan Pungue hancur
tepinya yang merendam seluruh desa dan membuat banyak korban tewas.
Di
Mozambik, jumlah yang tewas mencapai hingga 447 jiwa. Sedangkan, korban
terluka hingga 1.500 orang. Rumah rusak dan hancur sebanyak 1.500 unit
dan tanaman yang rusak mencapai 500 ribu hektare.
Sedangkan,
pada 16 Maret, badai menghantam Zimbabwe timur, tempat itu meratakan
rumah-rumah dan membanjiri komunitas di Distrik Chimanimani serta
Chipinge. Menurut pemerintah, jumlah korban tewas yakni 179 orang dan
329 orang masih hilang.
Agen migrasi AS menetapkan
jumlah korban jiwa hingga 259 orang. Kemudian jumlah yang terluka
mencapai 200 orang. Keluarga yang dipindahkan mencapai 16 ribu rumah
tangga.
Sebelum badai menerjang terjadi hujan lebat dan
banjir ke Distrik Chikwawa dan Nsanje di Sungai Shire yang lebih rendah
di selatan Malawi. Hujan terus berlanjut setelah badai melanda yang
menambah kesengsaraan puluhan ribu orang.
Jumlah orang yang
tewas mencapai 60 orang dan mereka yang terluka hingga 672 jiwa. Korban
yang terpengaruh dari bencana ini yakni 868.895 orang.