Minggu, 13 Februari 2022
PT PAL dan Naval Group Kerja Sama Produksi Kapal Selam Scorpene
Tahun ini KF-21 Boramae akan lakukan uji manuver skala penuh
Sabtu, 12 Februari 2022
RI mungkin negara kedua di ASEAN yang memiliki F15 setelah Singapura
Indonesia mungkin negara kedua di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang memiliki F15 setelah Singapura.
Indonesia mungkin menjadi negara kedua di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang memiliki jet F15 setelah Singapura. Kemungkinan ini terbuka setelah Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan berbagai alutsista, termasuk 36 jet F15, ke Indonesia.
Jika kesepakatan itu berjalan, Indonesia akan menjadi negara ASEAN kedua yang memiliki jet buatan Boeing setelah Singapura. Menurut informasi dari situs resmi Boeing, saat ini baru 7 negara yang menggunakan F15, yaitu AS, Jepang, Israel, Korea Selatan, Arab Saudi, Singapura, dan Qatar. Menurut data Flight Global, Singapura saat ini memiliki 40 jet F15SG dan 60 jet F16 C/D. Jumlah F15 milik Singapura masih lebih banyak dari yang akan dipesan RI.
Namun, masih belum jelas apakah Indonesia benar-benar akan membeli jet F15 dari Amerika Serikat. Jika ini benar, RI akan memperkuat armada tempurnya. Berdasarkan data Flight Global, Indonesia kini memiliki 25 jet tempur F16A/C, 23 jet tempur Hawk 209, 15 jet tempur EMB314, dan 16 jet tempur Su27/30/35. Selain F15 itu, AS juga menyetujui penjualan 87 mesin F110GE129 atau F100PW229 dan berbagai alutsista lain ke RI dengan nilai total US$14 miliar atau setara Rp200,8 triliun. Kemlu AS menyatakan bahwa persetujuan penjualan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan keamanan RI sebagai mitra regional. "Keamanan mitra regional penting untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan AsiaPasifik," demikian pernyataan Kemlu AS yang dikutip AFP.
Selasa, 14 Mei 2019
Perjuangan isu Palestina dan pemukiman ilegal di Dewan Keamanan PBB
Permasalahan Palestina itu pun telah menjadi pembahasan yang terus berlanjut dan berlarut-larut di berbagai forum internasional. Di antara banyak negara yang mendukung perjuangan Palestina, Indonesia adalah salah satu negara terdepan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.
Indonesia selama ini secara sinergis membantu upaya perjuangan Palestina melalui dukungan politik serta bantuan kemanusiaan, juga peningkatan kapasitas bagi rakyat Palestina, baik melalui mekanisme bilateral, trilateral, maupun forum multilateral. Indonesia berkomitmen untuk terus mengawal perjuangan bangsa Palestina.
Untuk itu, Pemerintah RI memberi perhatian khusus pada perjuangan Palestina selama masa keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) periode 2019-2020.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam pernyataan pers tahunannya pada Januari tahun ini, menegaskan bahwa isu Palestina akan terus menjadi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia pada 2019, termasuk saat Indonesia berperan di DK PBB.
Tidak terpinggirkan
Selanjutnya, pemerintah Indonesia memastikan bahwa isu Palestina tidak akan terpinggirkan dan tetap berada di radar, bahkan menjadi pusat perhatian di Dewan Keamanan PBB.
Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) Kementerian Luar Negeri Grata Endah Werdaningtyas mengatakan Pemerintah akan terus mendorong pembahasan isu Palestina di DK PBB.
"Penyelesaian masalah Palestina itu harus. Kita berupaya untuk tetap dihidupkannya perhatian dunia kepada Palestina. Kita dorong pertemuan dalam segala format untuk membahas Palestina agar menjadi perhatian DK PBB," ujar Grata.
Dia menekankan bahwa Pemerintah RI berkomitmen untuk memanfaatkan keanggotaan Indonesia di DK PBB periode 2019-2020 serta masa jabatan Indonesia sebagai presiden DK PBB pada Mei 2019 untuk terus mendorong pembahasan masalah Palestina dan menggalang dukungan bagi Palestina.
Itulah sebabnya, Indonesia pada saat menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB menggelar diskusi informal berbentuk "Arria Formula" mengenai Palestina, yang dilangsungkan pada 9 Mei 2019 di Markas PBB di New York, Amerika Serikat.
Pertemuan Arria Formula biasanya dilakukan untuk membahas isu yang belum ada kejelasan atau kesamaan pandangan di antara negara-negara DK. Karena itu, pertemuan Arria Formula bersifat informal dan dapat mengundang pihak luar sebagai narasumber.
Pertemuan Arria Formula tentang Palestina yang diadakan dalam rangka keketuaan Indonesia itu bertujuan untuk menghidupkan kembali pembahasan Palestina di DK PBB serta menampung pandangan dari para ahli dan berbagai negara, khususnya anggota DK PBB, sehingga dapat memetakan dukungan bagi Palestina.
Diskusi informal yang diketuai bersama oleh Indonesia, Kuwait dan Afrika Selatan itu terbuka bagi semua anggota PBB dan mengikutsertakan para ahli sebagai narasumber.
Pemukiman ilegal
Dalam diskusi informal di Dewan Keamanan itu, Indonesia memfokuskan pembahasan pada pembangunan berbagai kawasan permukiman ilegal (illegal settlement) oleh Israel, yang menduduki tanah milik rakyat Palestina, khususnya terkait aspek hukum dan kemanusiaan dengan penekanan pada Resolusi DK PBB No. 2334 tahun 2016.
Resolusi tersebut mendesak penghentian pemukiman Israel di atas tanah Palestina. Resolusi itu menyebutkan bahwa permukiman tersebut "suatu pelanggaran di bawah hukum internasional".
Pertemuan Arria Formula tersebut mengangkat tema "Pemukiman dan Pemukim Ilegal Israel: Inti dari Pendudukan, Krisis Perlindungan, dan Penghalang terhadap Perdamaian". Pada awal pertemuan, diputar satu video singkat yang menggambarkan penderitaan warga Palestina akibat pemukiman ilegal Israel.
Beberapa ahli yang menjadi narasumber dalam pertemuan itu, seperti pengacara sekaligus aktivis HAM Emily Schaeffer Omer-Man dan ahli hukum internasional Universitas Ohio Profesor John Quigley, menyampaikan tentang pelanggaran dan dampak dari pemukiman ilegal Israel di tanah Palestina.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pernyataan yang mengawali pertemuan itu menekankan bahwa pembangunan permukiman ilegal di wilayah Palestina, termasuk di Yerusalem Timur, semakin memudarkan harapan solusi dua negara (two-state solution).
Pemukiman ilegal Israel terus bertambah dari sekitar 110 ribu pada 1993 menjadi sekitar 620 ribu pada 2017. Menurut Menlu RI, terus perluasan permukiman ilegal Israel merupakan halangan besar bagi perwujudan perdamaian antara Israel dan Palestina.
Selain itu, Indonesia memandang bahwa pembangunan permukiman ilegal merupakan sumber dari berbagai pelanggaran hukum dan HAM terhadap rakyat Palestina.
"Kegiatan pemukiman ilegal merupakan sumber dan dalih untuk kebijakan (Israel) yang melanggar hukum dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina. Hal itu telah direncanakan dengan cara yang konstan, strategis, dan sistematis dan mengakibatkan bencana kemanusiaan," ujar Menlu Retno.
Untuk itu, pemerintah Indonesia menyerukan penghentian pembangunan pemukiman ilegal Israel di wilayah Palestina. "Terus berlangsungnya pembangunan pemukiman ilegal oleh Israel di wilayah pendudukan Palestina tidak dapat diterima," kata Menlu Retno, menegaskan.
Pemerintah Indonesia mendorong masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menghentikan kegiatan pemukiman ilegal. Menlu Retno mengatakan bahwa masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk menghentikan kebijakan pembangunan permukiman ilegal oleh Israel.
"Perlu ada tekanan yang besar dari masyarakat internasional untuk menghentikan pemukiman ilegal Israel di Palestina. Salah satu upaya yang dapat dipertimbangkan adalah dengan menetapkan Hari Solidaritas Internasional bagi Korban Pemukiman Ilegal," katanya.
Kritik Amerika Serikat
Pertemuan Arria Formula yang diprakarsai Indonesia untuk menyuarakan hak rakyat Palestina di DK PBB bukanlah tanpa hambatan atau kritikan. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengkritik Indonesia dan dua co-chair lainnya, yakni Kuwait dan Afrika Selatan, karena dinilai lalai dengan tidak mengikutsertakan Israel dalam diskusi informal di DK PBB itu.
Utusan Khusus Amerika Serikat Jason Greenblatt, yang datang dari Washington, mengkritik pertemuan itu sebagai forum yang "bias dan anti-Israel".
"Apa yang kita capai ketika kita terus berkumpul untuk pertemuan seperti ini di mana kita mengutuk perilaku Israel, yang bahkan tidak diundang untuk berbicara pada sesi ini? Pertemuan ini sendiri mengejutkan dan tidak adil, alih-alih melihat ke depan dan mencoba mencari solusi yang realistis," ujar Greenblatt.
Menanggapi kritik itu, Wakil Tetap RI untuk PBB Duta Besar Dian Triansyah Djani mengatakan bahwa Indonesia dalam berbagai platform multilateral selalu melibatkan semua negara anggota PBB, dan pertemuan Arria Formula itu merupakan wadah bagi semua negara dan pihak untuk menyampaikan pandangan terkait isu Palestina, terutama tentang permukiman ilegal.
"Ini (Arria Formula tentang Palestina) forum untuk menyampaikan concern seluruh negara di dunia terhadap isu Palestina. Ini jadi kepedulian seluruh warga dunia," ujar dia.
Dian menilai bahwa Amerika Serikat mencoba untuk menyimpangkan isu yang dibahas dalam pertemuan itu dari persoalan utama, yakni masalah permukiman ilegal Israel.
"Ada satu negara (Amerika Serikat,red) yang mencoba membelokkan isu illegal settlement ke isu-isu lain," katanya.
Namun, secara keseluruhan dari berbagai pernyataan yang disampaikan para wakil negara yang hadir dalam pertemuan itu, semua negara, kecuali Amerika Serikat, berpandangan bahwa pemukiman ilegal oleh Israel melanggar kesepakatan internasional dan resolusi PBB.
Utusan khusus AS, dalam pernyataannya, menyebutkan AS tidak sependapat bahwa pemukiman ilegal oleh Israel melanggar kesepakatan internasional dan resolusi PBB . Pendapat AS itu berbeda dengan 14 negara anggota DK PBB sisanya, termasuk Indonesia sebagai Presiden Dewan Keamanan.
"Semua negara, kecuali satu (AS), menganggap tindakan Israel telah melanggar berbagai resolusi dan kesepakatan di PBB, terutama Resolusi No. 2334 tahun 2016. Tindakan pendudukan Israel itu akan semakin mempersulit pencapaian two-state solution. Hal itu yang disampaikan beberapa anggota DK di Arria Formula," ujar Dubes Dian.
Dia menambahkan bahwa seluruh negara anggota DK PBB, kecuali AS, juga memandang bahwa pendudukan Israel berdampak pada aspek HAM, hukum, dan kehidupan rakyat Palestina.
Tekanan internasional
Pemerintah Indonesia menegaskan akan terus mendorong masyarakat internasional agar menekan Israel untuk mengakhiri pendudukan di tanah Palestina.
"Tekanan publik dari komunitas internasional untuk mengakhiri pendudukan benar-benar vital," ucap Menlu Retno dalam pernyataannya pada diskusi informal DK PBB itu.
Menlu RI menekankan bahwa komunitas internasional perlu memastikan akuntabilitas dan penghormatan hukum internasional oleh Israel.
Dia menambahkan bahwa, sebagai mitra sejati untuk perdamaian, Indonesia tidak akan berhenti berusaha untuk memastikan masalah Palestina tetap menjadi salah satu fokus utama PBB. Semangat multilateralisme, ujarnya, akan dijunjung tinggi dan proses perdamaian akan berlanjut atas dasar prinsip-prinsip hukum internasional dan parameter yang disepakati secara internasional.
"Masalah-masalah Palestina dan pemukiman ilegal pantas mendapat perhatian penuh Dewan Keamanan PBB. Tidak ada tindakan bukanlah suatu pilihan. Ini tentang kredibilitas Dewan Keamanan," ujarnya.
"Kita tidak boleh berhenti sampai Palestina berdiri berdampingan dengan semua bangsa di dunia," ucap Menlu RI.
Credit antaranews.com
Senin, 13 Mei 2019
Dipimpin Indonesia, Pertemuan 'Anti-Israel' DK PBB Dikecam AS
Greenblatt mengecam pertemuan pada hari Kamis (9/5/2019) waktu New York itu dengan menyebutnya sebagai forum yang "membingungkan dan mengecewakan”.
Selain Indonesia, Afrika Selatan dan Kuwait adalah anggota DK PBB yang mengorganisir pertemuan tersebut. Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dan pengkritik Israel lainnya diundang untuk berbicara.
Indonesia, yang menjadi Presiden DK PBB untuk bulan ini, mengirim Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi untuk memimpin pertemuan tersebut.
Menlu Retno mengatakan masalah pemukiman pantas mendapat perhatian penuh DK PBB. "Terus berlangsungnya pembangunan pemukiman ilegal oleh Israel di wilayah pendudukan Palestina tidak dapat diterima,” katanya.
"Masyarakat internasional perlu memastikan akuntabilitas dan penghormatan terhadap hukum internasional," kata diplomat top Indonesia itu mengacu pada pendudukan oleh Israel yang mengabaikan hukum internasional.
Dia juga menyerukan lebih banyak tekanan publik dari masyarakat internasional untuk mengakhiri pembangunan permukiman Israel di tanah Palestina. Menurutnya, hari solidaritas internasional dibutuhkan untuk korban dari permukiman ilegal.
Namun, pertemuan tersebut tidak disukai AS. Washington dan Tel Aviv selama ini menilai DK PBB bias terhadap Israel.
"(Pertemuan) ini membingungkan dan mengecewakan untuk melihat bias anti-Israel yang jelas dan terus-menerus di PBB," kata Greenblatt.
Menyinggung serangan roket Hamas, diplomat Amerika kesal karena kelompok yang berkuasa di Gaza itu tidak dikecam.
"Sangat memalukan bahwa di aula ini terdapat hampir 700 resolusi yang mengecam tindakan Israel, satu-satunya negara demokrasi yang sesungguhnya, namun tidak ada yang mengecam serangan Hamas terhadap Israel.
Pemerintahan Trump sendiri diperkirakan akan mengungkapkan rencananya untuk perdamaian di Timur Tengah tahun ini.
"Kami berharap dapat segera menyajikan visi kami," kata Greenblatt. "Sementara itu, kami akan terus berbicara kebenaran, bahkan ketika itu tidak diterima."
Greenblatt membidik gagasan bahwa permukiman Israel harus disalahkan karena kurangnya kesepakatan damai."Mari kita berhenti berpura-pura bahwa permukiman adalah apa yang dipelihara dari solusi damai yang dinegosiasikan. Fokus lelucon dan obsesif pada satu aspek konflik yang rumit ini tidak membantu siapa pun," katanya, seperti dikutip Fox News, Jumat (10/5/2019).
Credit sindonews.com
Kapal Korut yang Ditangkap Indonesia Dibawa AS ke Samoa Amerika
Kapal kargo The Wise Honest ditangkap otoritas berwenang Indonesia karena dicurigai digunakan untuk melanggar sanksi internasional. The Wise Honest telah ditarik ke pelabuhan Pago Pago pada Sabtu pagi dan berlabuh di bagian dermaga utama pelabuhan pada sore hari.
Perjalanan dari Indonesia ke kepulauan itu memakan waktu sekitar tiga minggu. "(Samoa) dipilih karena lokasi strategis," kata petugas urusan publik Coast Guard AS, Amanda Wyrick.
Kapal itu ditahan pada April 2018 saat melakukan perjalanan ke Indonesia. Pejabat Departemen Kehakiman AS mengumumkan pada Kamis lalu bahwa AS telah merebut kapal itu.
Wyrick mengatakan Departemen Kehakiman AS memimpin penyelidikan sehingga mereka akan melakukan itu. "Setelah penyelidikan disimpulkan, kapal akan dipindahkan," ujarnya. Namun dia mengaku tak tahu tujuan kapal selanjutnya.
"Saya tahu bahwa Departemen Kehakiman akan melakukan penyelidikan secepat mungkin," imbuh Wyrick.
Dia mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki jumlah personel Coast Guard AS yang memadai atau orang-orang dari agen federal lainnya yang telah melakukan perjalanan ke Samoa Amerika untuk penyelidikan.
"Kami memiliki tim keamanan laut dan keamanan di sini dari Honolulu," kata Wyrick. "Kami sedang melakukan patroli acak, juga melakukan inspeksi kapal Pelabuhan Pago Pago, mengawasi hal-hal seperti pelanggaran keamanan atau vandalisasi kapal itu sendiri."
Menurutnya, para pejabat juga memastikan pelabuhan itu dilindungi.
"Kami terutama di Coast Guard, kami memahami pentingnya pelabuhan. Ini adalah penyelamat dalam membawa barang ke pulau-pulau," kata Wyrick. "Jadi kami ingin memastikan bahwa kami melakukan semua yang kami bisa, untuk memastikan bahwa sama sekali tidak ada gangguan pada arus perdagangan masuk dan keluar," paparnya, seperti dikutip Fox News, Senin (13/5/2019).
"Pemeriksaan kapal sebelum memasuki pelabuhan adalah untuk memastikan integritas struktur kapal masih utuh. Dengan cara itu, begitu kita mengangkat ibu jari, dan lampu hijau, dan inspektur menganggapnya aman, maka itu akan masuk ke pelabuhan," kata Wyrick.
Pejabat AS membuat pengumuman penyitaan kapal beberapa jam setelah Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek ke laut. Uji tembak rudal itu merupakan peluncuran senjata kedua dalam lima hari dan menjadi sinyal bahwa perundingan mengenai program senjata nuklirnya sedang dalam masalah.
Credit sindonews.com
Rabu, 08 Mei 2019
Menlu RI pimpin sidang terbuka DK PBB soal pasukan perdamaian
Sidang terbuka DK PBB bertema "Menabur Benih Perdamaian: Pelatihan dan Pembangunan Kapasitas untuk Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Pasukan Perdamaian PBB" diadakan dalam rangka Kepemimpinan Indonesia di Dewan Keamanan sepanjang Mei 2019.
Tema itu memang sejalan dengan kiprah Indonesia di kancah internasional sebagai salah satu negara terbesar penyumbang pasukan untuk misi pemelihara perdamaian PBB.
Menlu Retno Marsudi menjelaskan bahwa sidang terbuka DK PBB dengan tema tersebut diadakan untuk mencari cara atau upaya bersama dalam meningkatkan keselamatan, kemampuan dan kinerja personel pasukan perdamaian melalui pelatihan dan pembangunan kapasitas yang memadai.
"Fokus dari 'training' dan 'capacity building' itu bagaimana dapat meningkatkan kinerja dan keselamatan para 'peacekeepers'," ujarnya.
Menlu RI dalam sidang terbuka DK PBB itu pun menekankan bahwa operasi penjaga perdamaian PBB merupakan alat paling efektif bagi upaya pemeliharaan perdamaian dunia.
"Penelitian menunjukkan bahwa operasi misi pemeliharaan perdamaian PBB lebih efisien daripada misi unilateral ('unilateral mission'), dan delapan kali lebih murah. Operasi pemeliharaan perdamaian PBB alat efektif untuk menjaga perdamaian internasional," tutur Menlu Retno.
PBB sejauh ini telah melaksanakan sebanyak 71 misi pemeliharaan perdamaian. Saat ini ada 14 misi pemeliharaan perdamaian PBB, dan pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia ikut dalam delapan misi PBB.
Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB tentang operasi pemeliharaan perdamaian itu dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Pertemuan Debat Terbuka DK PBB dengan tema utama "Menabur Benih Perdamaian" itu merupakan salah satu agenda prioritas Indonesia selama menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
Credit antaranews.com
Kamis, 02 Mei 2019
Indonesia siap jalankan presidensi Dewan Keamanan PBB
"Kita siap untuk menjadi presiden Dewan Keamanan PBB selama sebulan ke depan," ujar Febrian dalam press briefing di Jakarta, Kamis.
Dia menyebutkan bahwa Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Dian Triansyah Djani pada Rabu siang (1/5) waktu setempat telah mengadakan konferensi pers dan rapat jamuan pagi (working breakfast) sebagai presiden baru DK PBB serta menjelaskan berbagai program dan kegiatan yang akan dilakukan Indonesia di DK PBB selama satu bulan ke depan.
Selama masa presidensi di DK PBB pada Mei 2019 itu, pemerintah Indonesia akan mengusung tema yang terkait dengan operasi pemeliharaan perdamaian PBB. Adapun tema yang diangkat selama masa presidensi Indonesia adalah "Menabur Benih Perdamaian: Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Pemeliharaan Perdamaian PBB" (Investing in Peace: Improving Safety and Performance of UN Peacekeeping).
Menurut Febrian, presidensi Indonesia di Dewan Keamanan PBB merupakan bentuk dari kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia.
"Indonesia di DK PBB terkenal sebagai peace builder (pembangun perdamaian). Kita tidak punya lawan atau musuh," ujar dia.
Beberapa tanggung jawab Indonesia sebagai presiden DK PBB, antara lain memimpin sidang, pertemuan, maupun konsultasi DK PBB; mewakili dan berbicara atas nama DK di hadapan negara lainnya PBB dan pihak ketiga; mengeluarkan pernyataan (presidential statement) dan catatan-catatan pemimpin (notes by president); serta memfasilitasi surat-menyurat komunikasi, laporan, dan pertukaran informasi atas nama DK.
Sebagai praktik umum, Indonesia dapat mengangkat isu tertentu yang menjadi tema presidensi ataupun dapat menjadi tema utama sidang terbuka DK PBB pada bulan ini.
"Untuk membuat 'programme of work' DK PBB itu harus mendapat kesepakatan dari 15 negara anggota DK PPB maka kita harus melakukan diplomasi untuk menjembatani isu yang ada," ucap Febrian.
Credit antaranews.com
Indonesia-Vietnam perlu "rules of engagement" untuk hindari konflik
"Insiden yang terjadi di Wilayah Laut Natuna Utara karena adanya klaim tumpang tindih antara Indonesia dengan Vietnam atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)," ujar Hikmahanto melaui pesan singkat di Jakarta, Senin.
Pendapat tersebut disampaikan terkait insiden yang terjadi di Laut Natuna Utara antara kapal TNI AU KRI Tjiptadi 381 dan kapal otoritas perikanan Vietnam pada Sabtu (27/4).
Hikmahanto berpendapat bahwa kejadian itu terjadi karena TNI AU merasa berwenang melakukan penangkapan terhadap kapal nelayan Vietnam, namun di sisi lain otoritas Vietnam dengan kapal penjaga pantainya merasa KRI Tjiptadi 381 tidak berwenang melakukan penangkapan.
Dari klaim tumpang tindih itu kedua otoritas menyatakan diri berwenang yang kemudian menyebabkan insiden penabrakan oleh kapal penjaga pantai Vietnam yang ingin membebaskan kapal nelayannya dari penangkapan oleh KRI Tjiptadi 381.
Untuk menghindari kejadian seperti ini berulang, pemerintah yang memiliki klaim tumpang tindih harus membuat aturan-aturan bila otoritas saling berhadapan.
"Sayangnya, aturan seperti demikian belum ada di antara negara ASEAN yang memiliki klaim tumpang tindih," ujar Hikmahanto.
Hingga saat ini, kedua negara belum memiliki perjanjian batas ZEE. Akibatnya, nelayan Vietnam bisa menangkap di wilayah tumpang tindih dan akan dianggap sebagai penangkapan secara ilegal oleh otoritas Indonesia. Demikian pula sebaliknya.
"Beruntung, awak KRI Tjiptadi 381 tidak terprovokasi untuk memuntahkan peluru," kata Hikmahanto.
Dalam hukum internasional terlepas dari siapa yang benar atau yang salah, pihak yang memuntahkan peluru terlebih dahulu akan dianggap melakukan tindakan agresi.
"Dalam insiden ini, pemerintah Indonesia melalui Kemlu dapat melakukan protes dengan cara memanggil Duta Besar Vietnam. Protes bukan atas pelanggaran masuknya kapal nelayan dan kapal otoritas Vietnam ke ZEE Indonesia mengingat wilayah tersebut masih disengketakan. Protes dilakukan atas cara kapal coast guard Vietnam yang hendak menghentikan KRI Tjiptadi 381 dengan cara penabrakan," ujar dia.
Hikmahanto mengungkapkan penyelesaian atas insiden ini harus dilakukan melalui saluran diplomatik antara kedua negara dan tidak perlu dibawa ke Lembaga Peradilan Internasional.
"Membawa ke Lembaga Peradilan Internasional memiliki kompleksitas. Pertama akan sangat memakan biaya yang akan melebihi biaya yang diderita oleh KRI Tjitadi 381, terlebih antarnegara ASEAN sudah seharusnya menyelesaikan sengketa dengan mengedepankan cara-cara musyawarah untuk mufakat," kata dia.
Credit antaranews.com
Senin, 29 April 2019
Rabu, 24 April 2019
Referendum amandemen konstitusi tak akan pengaruhi hubungan Mesir-RI
“Referendum ini merupakan hal internal di negara kami. Apapun hasil yang akan keluar nanti, tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral kami dengan Indonesia maupun dengan negara-negara lain,” kata Moawad saat ditemui di pameran foto “Faces of Indonesia” di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, cakupan dari hasil referendum tersebut akan berpengaruh pada beberapa hal terkait konstitusi Mesir, seperti formasi parlemen dan lama periode jabatan presiden
Mesir telah melakukan jajak pendapat terkait amandemen konstitusi selama tiga hari pada tanggal 20 hingga 22 April lalu.
Moawad menambahkan bahwa warga Mesir yang berada di Indonesia pun telah memberikan hak suara di Kedutaan Mesir, Jakarta, pada periode yang sama 20-22 April lalu.
“Kami di Kedutaan telah membuka pintu bagi para warga Mesir di Indonesia, yang ingin berpartisipasi pada jajak pendapat ini. Pemungutan suara dimulai dari pukul 9 pagi hingga 9 malam,” ujar dia.
Hasil dari referendum Mesir ini, lanjut Moawad, akan diumumkan secara kolektif, namun belum ada kepastian waktu.
Jika hasil referendum menyetujui amandemen, masa jabatan Presiden Petahana Abdul Fattah Al-Sisi akan diperpanjang, dari empat tahun menjadi enam tahun hingga 2024, dari yang sebelumnya hanya sampai 2022.
Amandemen konstitusi itu juga akan memberikan pengaruh militer yang lebih besar dalam sektor politik dan memberikan kendali lebih luas bagi Presiden Al-Sisi atas peradilan.
Credit antaranews.com
Selasa, 23 April 2019
RI Terkejut Malaysia Bebaskan Majikan Pembunuh Adelina Lisao
"Pemerintah Indonesia sangat terkejut dengan keputusan bebas murni terhadap majikan Adelina Lisao yang diputuskan Pengadilan Tinggi Pulau Penang pada tanggal 18 April 2019 lalu," kata Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam siaran pers yang diterima Sindonews pada Senin (22/4).
"Sejauh catatan Pemerintah Indonesia, saksi dan bukti yang ada sangat kuat, namun hingga dijatuhkannya keputusan sejumlah saksi kunci belum dihadirkan dalam persidangan untuk didengarkan keterangannya," sambungnya.
"Sementara menunggu hasil penyelidikan terhadap kasus tersebut, KJRI Penang telah menunjuk pengacara guna melalukan watching brief dalam persidangan-persidangan berikutnya," ungkapnya.
Kementerian Luar Negeri dan KJRI Penang menegaskan akan terus mengawal proses hukum kasus ini guna memastikan Adelina mendapatkan keadilan.
Credit sindonews.com
Pembebasan Majikan Adelina Lisao Dapat Kecaman Luas di Malaysia
Pengacara HAM terkemuka di Malaysia, Eric Paulsen menyebut, keputusan yang dibuat oleh Pengadilan Tinggi Pulau Penang pada tanggal 18 April lalu itu mengejutkan dan tidak dapat diterima.
"Ini adalah salah satu kasus pelecehan yang paling umum dan mengerikan yang pernah dicatat, namun kantor jaksa agung entah bagaimana memutuskan untuk membatalkan dakwaan," kata pria yang juga meripakan anggota Komisi Antar-Pemerintah ASEAN untuk HAM, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (23/4).
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengaku sangat terkejut dengan keputusan tersebut. "Sejauh catatan Pemerintah Indonesia, saksi dan bukti yang ada sangat kuat, namun hingga dijatuhkannya keputusan sejumlah saksi kunci belum dihadirkan dalam persidangan untuk didengarkan keterangannya," kata Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Kementerian Luar Negeri Indonesia kemudian mengatakan, Indonesia menghormati sepenuhnya hukum Malaysia dan berharap proses penyelidikan terhadap putusan tersebut, sebagaimana disampaikan oleh Jaksa Agung Malaysia, dapat segera membuahkan hasil.
Credit sindonews.com
Senin, 22 April 2019
KRI Alugoro-405, Kapal Selam Kelima Andalan Indonesia
Dua kapal selam pertama yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 merupakan jenis kapal selam diesel elektrik tipe U-209/1300 buatan Howaldtswerke, Kiel, Jerman. Kedua kapal selam dibeli pemerintah Indonesia pada 1977 dan mulai berdinas di TNI AL sejak 1981. Kedua kapal selam dilengkapi delapan tabung peluncur torpedo 533 mm dan 14 torpedo AEG.
Indonesia kala itu membeli dua kapal selam dari Jerman untuk menggantikan 12 kapal selam kelas Whiskey yang dibeli dari Uni Soviet menjelang kampanya Trikora (1959-1962) untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda.
Kedua belas kapal selam tersebut kemudian satu per satu diberhentikan dari dinasnya pada era 1970-an karena ketiadaan suku cadang seiring memburuknya hubungan RI dengan Uni Soviet.
Sementara tiga kapal selam berikutnya, yaitu KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405 (Nagapasa-class) merupakan kapal selam diesel elektrik kelas Chang Bogo tipe U209/1400 yang dibuat atas kerja sama Republik Indonesia melalui PT PAL dan Republik Korea Selatan melalui Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd (DSME).
KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404 dibuat di galangan kapal DSME, Korea Selatan. Sementara KRI Alugoro-405 telah dibuat di PT PAL walau masih melibatkan tim engineering dan tenaga kerja dari DSME.
KRI Nagapasa-403 mulai berdinas di TNI AL sejak 2017 disusul KRI Ardadedali-404 pada 2018. Sementara KRI Alugoro-405 usai diluncurkan ini masih akan menjalani masa uji coba melaut sebelum akhirnya diserahkan kepada TNI AL sebagai pengguna.
Rencana berikutnya, kapal selam keempat kelas Chang Bogo akan dikerjakan bersama dengan Korea Selatan di PT PAL. Dan pada pada pengerjaan kapal selam kelima akan dibuat sepenuhnya oleh Indonesia.
Dari sisi teknis, KRI Alugoro-405 tipe U209/1400 (KSDE U209 Chang Bogo-class atau di Indonesia Nagapasa-class) memiliki dimensi panjang 61,3 meter, lebar 7,6 meter, dan draught 5,5 meter. Kapal perang bawah permukaan air ini sanggup membawa 41 kru untuk melaut hingga 50 hari lamanya.
Dalam hal persenjataan, sebagaimana Nagapasa-class, kapal selam ini dilengkapi torpedo generasi baru Black Shark dengan dimensi panjang 3,6 meter dan diameter 533 mm. Torpedo buatan Whitehead Alenia sistemi Subacquei (WASS) dari Italia ini diklaim mampu menjangkau sasaran hingga jarak 50 km.
Sistem peperangan lain yang ditanamkan di kapal ini antara lain adalah Naval Combat Management MSI-90U Mk2 buatan Kongsberg Defence System, Norwegia. Perangkat ini sebagai pengolah data untuk mengetahui situasi sekitar dan melakukan manajemen pertempuran.
Senjata sakti dunia pewayangan
Sebagaimana berurutan dari kapal selam bernomor 401 hingga 405, dapat kita simak bahwa nama-nama yang disematkan pada armada pemburu senyap ini adalah senjata-senjata pamungkas dalam dunia pewayangan.
Cakra, Nanggala, Nagapasa, Ardadedali, dan Alugoro semuanya adalah senjata sakti yang menjadi andalan tokoh-tokoh pewayangan.
Cakra merupakan senjata andalan Batara Wisnu, Nanggala dan Alugoro senjata andalan Prabu Baladewa, Nagapasa senjata andalan Indrajit, sementara Ardadedali merupakan senjata andalan Arjuna.
Selengkapnya, nama 12 kapal selam militer Whiskey-class yang pernah dimiliki oleh Indonesia adalah: RI Tjakra-401 (TJK), RI Nanggala-402 (NGL), RI Nagabanda-403 (NBD), RI Trisula-404 (TSL), RI Tjandrasa-405 (TNS), RI Nagarangsang-406 (NRS), RI Hendradjala-407 (HAD), RI Alugoro-408 (AGR), RI Widjajadanu-409 (WDU), RI Pasopati-410 (PST), RI Tjudamani-411 (TDN), dan RI Bramasta-412 (BMA). Untuk diketahui, dahulu penamaan kapal perang masih menggunakan kode RI (Republik Indonesia) sebelum berubah menjadi KRI.
Dengan akan bergabungnya KRI Alugoro-405, tentu diharapkan kekuatan matra laut Indonesia bertambah kuat.
Namun demikian, lima unit kapal selam yang dimiliki, jujur harus dikatakan bahwa untuk kebutuhan menjaga wilayah perairan Indonesia yang sangat luas masih kurang. Hal ini dikatakan langsung oleh Menhan Ryacudu sendiri.
“Banyak negara yang tidak punya kapal selam. Kita punya dan kita mampu membuat kapal selam. Nanti kapal selam yang kelima (dari kelas ini) akan dibuat sendiri oleh Indonesia di PT PAL. Dan kita bisa menjualnya,” ujarnya.
Menhan menambahkan, Indonesia sedikitnya harus memiliki 12 kapal selam sama seperti di tahun 1960-an.
Credit angkasareview.com
Indonesia kecam keras pengeboman di Sri Lanka
Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban, berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo terus memantau perkembangan situasi dan telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit serta perhimpunan warga negara Indonesia (WNI) setempat.
Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Terdapat sekitar 374 WNI di Sri Lanka, antara lain berdomisili di Ibu Kota Kolombo sebanyak 140 orang.
Pemerintah Indonesia meyakini bahwa pemerintah Sri Lanka dapat mengatasi situasi dengan baik, dan juga bersedia memberikan bantuan yang diperlukan.
Pemerintah mengimbau agar WNI di Sri Lanka untuk tetap waspada dan berhati-hati serta mengikuti arahan dari otoritas keamanan setempat.
Bagi keluarga dan kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler, dapat menghubungi hotline KBRI Kolombo di nomor +94772773127.
Credit antaranews.com
Kamis, 18 April 2019
Rusia Rampungkan Pengiriman Su-35 ke China, Selanjutnya Indonesia
Layanan Federal Rusia untuk Kerja Sama Militer dan Teknis kepada kantor berita TASS mengatakan kontrak untuk China sudah diselesaikan.
"Sesuai dengan kontrak, semua pesawat Su-35 telah dikirim ke pelanggan asing," kata Layanan Federal tersebut, Selasa (16/4/2019).
Sementara itu, Indonesia menjadi pembeli asing kedua jet tempur Su-35 Rusia. Pada awal 2018 Rusia telah menandatangani kontrak dengan Indonesia untuk pengiriman 11 unit jet tempur tersebut.
Di bawah kontrak, Rusia akan mengirimkan jet tempur pertama ke Indonesia pada tahun ini. Pemenuhan kontrak Indonesia menghadapi beberapa kesulitan terkait sanksi Amerika Serikat (AS), tetapi sumber TASS dari kalangan militer dan diplomatik mengatakan kesulitan-kesulitan tersebut "tidak kritis" dan tidak boleh memengaruhi pengiriman jet tempur.
Su-35S berbobot 19 ton dan dapat melesat dengan kecepatan maksimum 2.500 km/jam. Pesawat ini memiliki awak satu pilot. Persenjataan untuk jet tempur tersebut termasuk senapan pesawat 30mm, hingga 8 ton muatan senjata—yang mencakup misil dan bom dari berbagai jenis—pada 12 titik bawah sayap. Su-35 telah beroperasi dengan militer Rusia sejak 2015.
Credit sindonews.com
Senin, 15 April 2019
Jumat, 12 April 2019
Perluas Jaringan ke Eropa, RI Ikuti Pameran Dirgantara di Jerman
Kelima perusahaan nasional yang mengikuti AERO EXPO Friedrichshafen 2019, tergabung dalam beberapa asosisasi, antara lain Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA), Indonesia Aeronautical Engineering Center (IAEC), Indonesia Aircraft Component Manufacturer Association (INACOM).
Menurut keterangan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Berlin, Ide awal keikutsertaan Indonesia di pameran ini dilontarkan Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, saat menerima wakil Ikatan Alumni Sarjana Indonesia (IASI) Jerman pada September 2018 lalu.
Dalam pameran ini kelima perusahaan Indonesia memamerkan sejumlah produk dan jasa dirgantara nasional. Diantaranya maintenance, repair, overhaul (MRO), aeronautical engineering service, drones serta flight data monitoring.
Dadali yang merupakan Kendaraan Nirawak Udara Serba Guna yang merupakan prototype kendaraan masa depan produksi Indonesia memikat perhatian banyak pengunjung. Umumnya mereka berasal dari Jerman, Swiss, Rusia, Polandia, Prancis, dan China.
Melalui keikutsertaan mereka di pameran ini, papar KBRi Berlin, diyakini jejaring UMKM industri dirgantara Indonesia dengan pelaku di Eropa semakin luas dan meningkat.
AERO EXPO Friedrichshafen sendiri adalah pameran industri dirgantara yang paling besar. Setiap tahunnya pameran ini menarik perhatian35ribu pengunjung yang berasal dari 60 negara. Sekitar 700 peserta pameran yang berasal dari 40 negara hadir dalam pameran 2019 ini.
Credit sindonews.com
Selasa, 09 April 2019
Protes Kelapa Sawit, Indonesia dan Malaysia Datangi Uni Eropa
Protes langsung disampaikan Darmin dan Tan dengan mendatangi markas Uni Eropa di ibu kota Brussels, Belgia pada Senin, 8 April 2019, setelah sebelumnya melayangkan surat keberatan kepada organisasi itu. Kedatangan Darmin dan Tan juga sebagai tindak lanjut keputusan Indonesia dan Malaysia untuk bersama melawan regulasi penerapan perintah energi terbarukan Uni Eropa II atau Delegated Act.
Menurut Darmin, industri minyak kelapa sawit telah mendorong perekonomian Indonesia, menekan inflasi dan menciptakan tenaga kerja. Saat ini ada sekitar 5 juta pekerja yang mencari nafkah di sektor ini.
"Pemerintah Indonesia sudah melakukan langkah-langkah penting pengelolaan kelapa sawit. Diskriminasi ini memperlihatkan pengabaian terhadap upaya kami. Kami ingin memberantas kemiskinan di wilayah pinggir. Ada sekitar 19 juta petani kelapa sawit dan keluarganya yang akan terkena dampak akibat diskriminasi ini," kata Darmin, Senin, 8 April 2019 di Brussels, Belgia.
Konferensi pers Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, kiri, keberatan Indonesia dan Malaysia atas diskriminasi kelapa sawit oleh Uni Eropa. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Sebelumnya pada Februari lalu, Komisi Eropa mengumumkan rencana membatasi penggunaan tanaman biofuel proses penanamannya melakukan penggundulan hutan, diantaranya kelapa sawit. Langkah ini pukulan bagi Indonesia dan Malaysia yang merupakan produsen minyak kelapa sawit dunia. Indonesia dan Malaysia diperkirakan memasok 85 persen kebutuhan minyak kelapa sawit dunia.
Melalui rencana ini, maka Uni Eropa akan menentukan bahan bakar apa yang akan menjadi target energi terbarukan mereka. Biofuels secara tidak langsung mengarah pada perubahan penggunaan lahan dan emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi akan dikeluarkan pada 2023.
Dalam pernyataannya, Darmin mengatakan Uni Eropa telah mengirimkan sinyal menggunakan lingkungan untuk hambat kelapa sawit Indonesia. Tindakan diskriminasi terhadap kepala sawit ini akan berdampak pada jutaan orang, khususnya mereka yang bekerja di industri ini. Untuk itu, Indonesia dan Malaysia ingin ada dialog konstruktif dengan Uni Eropa untuk kesinambungan industri kelapa sawit.
Credit tempo.co