"Raja memutuskan membatalkan kunjungan ke Rumania yang seharusnya dilakukan hari ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Yerusalem," demikian pernyataan Kerajaan Yordania, seperti dilansir AFP, Senin (25/3).
Raja Abdullah II yang negaranya merupakan Penjaga Yerusalem berulang kali menyatakan status kota itu adalah kunci untuk mencapai perdamaian antara Palestina dan Israel. Satu-satunya cara, menurut dia, adalah mendirikan negara Palestina berdampingan dengan Israel.
Pekan lalu, Raja Abdullah menyatakan masalah Yerusalem adalah hal yang tidak bisa ditawar bagi Yordania. Sedangkan parlemen Yordania mendesak supaya negara itu mengusir duta besar Israel karena negara itu berulang kali menduduki Yerusalem.
Yordania adalah satu-satunya negara di Jazirah Arab yang meneken perjanjian damai dengan Israel. Namun, sebagian warganya yang merupakan pengungsi Palestina menentang keputusan itu.
Israel menyatakan berharap seluruh Kota Yerusalem menjadi ibu kota mereka. Sedangkan Palestina berharap bagian timur Yerusalem akan menjadi ibu kota masa depan mereka.
Pengumuman Dancila dilakukan sebelum konferensi tahunan Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC), sebuah lembaga lobi pro-Israel yang berpengaruh, sekaligus hari dimana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memulai kunjungan ke Washington untuk hadir dalam AIPAC dan bertemu Presiden AS Donald Trump.
Meskipun demikian, janji Dancila itu kemungkinan terhambat sejumlah hal. Misalnya, terkait kepemimpinan Rumania di Uni Eropa, yang masih mengakui bahwa Yerusalem sebagai wilayah pendudukan Israel.
Selain itu, Presiden Rumania Klaus Iohannis menentang tindakan Dancila itu sebagai pelanggaran hukum internasional. Dia mengatakan bahwa dalam kasus apa pun, perubahan semacam itu akan membutuhkan persetujuan presiden.
Meskipun demikian, janji PM Rumania itu kemungkinan terhambat sejumlah hal. Misalnya, terkait kepemimpinan Rumania di Uni Eropa, yang masih mengakui bahwa Yerusalem sebagai wilayah pendudukan Israel.
Credit cnnindonesia.com