Jakarta - PT INKA (Persero) bakal membuka pabrik barunya di Banyuwangi. Pabrik dengan nilai investasi Rp 600 miliar ini ditargetkan bisa mulai beroperasi pada tahun 2019 mendatang.
Pelaksana Tugas Dirut PT INKA, Mohamad Nur Sodiq, mengatakan saat ini progres pembangunan pabrik tersebut baru merampungkan urusan pembebasan lahan. Tahun 2018 nanti, INKA fokus untuk memasuki tahap konstruksi pabrik, sehingga pada 2019 nanti pabrik sudah bisa beroperasi.
"Tahun ini pengadaan tanah, tahun depan untuk konstruksi pabriknya. Jadi pabrikan INKA, main factory (pabrik utama) ada di Madiun, satu lagi di Banyuwangi proses pengadaan tanah selesai tahun ini, kemudian 2018 konstruksi Kita harapkan awal 2019 sudah siap berproduksi," kata Sodiq di Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Nantinya pabrik yang dibangun di Banyuwangi tersebut akan dijadikan pabrik kereta berbahan dasar stainless steel dan aluminium.
"Kapasitas produksi itu jadi tantangan. Untuk hadapi berbagai pesanan kemampuan harus ditingkatkan dan solusinya dengan pembangunan pabrik baru," kata Sodiq.
Lebih lanjut Sodiq menambahkan, saat ini kemampuan produksi INKA sekitar 3 kereta dalam dua hari. Hal itu dinilai belum cukup, pasalnya INKA mendapatkan banyak pesanan baik dari pasar domestik maupun luar negeri.
Sodiq menargetkan, bahwa kemampuan produksi INKA bisa bertambah hingga dua kali lipatnya dengan pabrik baru di Banyuwangi. Sodiq ingin INKA bisa memproduksi 3 kereta dalam satu hari.
"Hari ini kita bisa hasilkan 1,5 car per day. Itu dengan spesifikasi terberat, jadi rata-rata 1,5 car per day. Yang 1,5 car itu juga akan kita tingkatkan ke 3 car per day," pungkasnya.
Credit finance.detik.com
INKA Pinjam Rp 4 T untuk Bikin Kereta LRT Jabodebek
Jakarta - PT INKA (Persero) melakukan penandatanganan perjanjian kredit sindikasi atau pinjaman ke sejumlah perbankan untuk proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).
Dalam proyek tersebut, PT INKA sendiri berperan menjadi penyedia sarana kereta LRT untuk Jabodebek. Sindikasi ini nantinya digunakan untuk pembiayaan proyek pengadaan 31 trainset LRT Jabodebek.
Adapun, sejumlah bank yang memberikan pinjaman antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Sarana Multi lnfrastruktur (Persero) dan PT Bank Sumitomo Mitsui lndonesia dengan nilai total Rp 4,05 triliun.
Sodiq mengatakan, proyek pengadaan sarana kereta LRT Jabodebek ini sendiri menelan investasi sebesar Rp 5,2 triliun. Sebanyak Rp 4,05 triliun ini didapatkan dari sindikasi 3 perbankan tersebut.
"Ini tentunya kebanggaan kita karena mendapatkan kepercayaan ini, dimana kami terus berupaya untuk meningkatkan eksistensi PT INKA sebagai satu-satunya industri kereta api di Indonesia dan Asia Tenggara," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Komisaris Utama PT INKA, Haris Munandar, juga mengatakan dengan adanya kepercayaan kepada INKA, diharapkan dapat memperlebar kiprah Inka untuk mengisi pasar dalam dan luar negeri.
"Ini adalah wujud dari keinginan Pak Presiden untuk mendorong industri dalam negeri karena sebagai salah satu motor dari pertumbuhan ekonomi. BUMN perlu didukung, kami dari dewan komisaris mengucapkan terima kasih," katanya.
Sebelumnya diketahui, pada 19 Desember 2017 lalu, Kementerian Perhubungan telah menandatangani kontrak investasi proyek LRT Jabodebek dengan PT Adi Karya (Persero), Tbk dan PT KAI (Persero). Nilai investasi proyek tersebut adalah Rp. 29,9 triliun untuk pengadaan prasarana, sarana serta perawatan LRT.
Credit finance.detik.com