CB, Jakarta - Pria bernama Chris Roberts yang dijuluki peretas
pesawat mengaku telah meretas badan ruang angkasa Amerika Serikat,
NASA. Peretasan itu semata-mata dia lakukan karena merasa bosan.
Roberts
menjelaskan itu kepada Anadolu Agency dalam KTT Digital Age di
Istanbul bahwa dia menikmati peretasan itu dan mengekspos celah keamanan
siber dalam struktur raksasa seperti NASA.
"Kami
telah menemukan bahwa keamanan komunikasi antara satelit dan sistem di
tanah tidak dienksripsi dengan baik. Kami dapat mengakses sistem dengan
melewati langkah-langah pengendalian akses Stasiun Luar Angkasa
Internasional NASA," kata Roberts.
Menurut Roberts, tidak ada sistem yang tidak dapat diretas. Sehingga
jaringan transportasi global harus mendekatkan isu keamanan siber secara
serius dan harus mengisi celah yang diekspos oleh para peretas yang
baik.
FBI pada tahun 2015 menyelidiki Roberts atas dugaan meretas sistem komputer pesawat melalui internet nirkable dalam pesawat.
FBI
kemudian mengajukan surat perintah penangkapan Roberts ke pengadilan
New York. FBI mengatakan, dari tahun 2011 - 2014, Roberts telah meretas
sistem hiburan dalam pesawat sebanyak 15 hingga 20 kali.
Roberts
menegaskan, dia meretas sistem komputer yang digunakan maskapai
internasional untuk menunjukkan kerentanan utama sistem itu.
NEW DELHI
- Pemerintah India menolak untuk memberikan komentar apapun atas kritik
yang disampaikan oleh badan antariksa Amerika Serikat (AS), NASA.
Kritik NASA terkait dengan sistem anti-satelit yang dimiliki oleh New
Delhi.
Juru bicara Kementerian Pertahanan India, Kolonel Aman
Anand seperti dilansir Russia Today pada Kamis (4/4), mengatakan tidak
akan ada tanggapan resmi dari India terhadap pernyataan kepala NASA, Jim
Bridenstine.
Seperti diketahui, awal pekan ini Bridenstine
menyebut uji coba rudal anti satelit India baru-baru ini sebagai hal
yang mengerikan. "Kegiatan semacam itu tidak sesuai dengan masa depan
pesawat antariksa manusia. Itu tidak bisa diterima dan NASA harus sangat
jelas tentang apa dampaknya bagi kita," ucapnya.
Bridenstine
mencatat bahwa penghancuran satelit India menciptakan lebih dari 400
keping puing dan NASA saat ini melacak 60 di antaranya. Sebagian dari
mereka benar-benar melayang ke orbit di atas ISS, berpotensi
membahayakan stasiun dan para astronot di dalamnya jika bertabrakan
dengan stasiun luar angkasa internasional itu.
Dia mengatakan,
risiko ke Stasiun Luar Angkasa Internasional meningkat 44 persen. Namun,
meski ancaman meningkat, Bridenstine menyebut astronot dan Stasiun Luar
Angkasa Internasional masih aman.
Bridenstine menambahkan, jika
ISS mengalami masalah, ia dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga
menghindari potensi tabrakan. "Pada akhirnya kita harus jelas juga bahwa
kegiatan ini tidak berkelanjutan atau kompatibel dengan spaceflight
manusia," tukasnya.
CB, Jakarta- Lembaga penerbangan dan antariksa Amerika Serikat atau NASA menyatakan, bahwa kemungkinan manusia pertama yang mendarat di Planet Mars adalah wanita.
"Benar
bahwa orang pertama di Mars kemungkinan adalah seorang wanita," ujar
Administrator NASA Jim Bridenstine, seperti dikutip laman khaleejtimes, Rabu, 13 Maret 2019.
Bridenstine menyampaikan hal itu dalam sebuah acara bincang-bincang
radio sains dan teknologi bernama 'Science Friday'. Dia tidak
menjelaskan nama wanita yang akan menjadi orang pertama mendarat di
Planet Merah itu, tapi Bridenstine mengatakan perempuan berada di garis
depan dalam rencana NASA yang akan datang.
"Jadi ini adalah hal yang luar biasa. Karena kami juga memiliki
wahana antariksa khusus untuk semua wanita pertama yang akan terjadi
bulan ini, pada akhir Maret nanti, yang tentu saja bisa disebut sebagai
Bulan Wanita Nasional," kata Bridenstine.
NASA juga akan
memiliki wahana antariksa perempuan pertama pada akhir bulan, ketika
astronot Anne McClain dan Christina Koch akan melayang di
angkasa. Perjalanan keluar angkasa akan berlangsung sekitar tujuh jam,
menurut badan antariksa AS.
Anne McClain dan Christina
Koch adalah dua astronot NASA dalam Ekspedisi 59, yang akan
mengoperasikan wahana antariksa saat di luar angkasa pada 29 Maret.
Aktivitas itu diperkirakan akan berlangsung selama 7 jam.
Dikutip dari laman HuffPost,
Jackie Kagey akan menjadi pengendali penerbangan ruang angkasa utama.
Dan dia akan bergabung dengan direktur penerbangan utama Mary Lawrence
serta insinyur Kristen Facciol dari Johnson Space Center NASA di
Houston, Texas.
Baik McClain dan Koch adalah bagian dari kelas
astronot pada 2013, yang setengahnya adalah wanita. Mereka datang dari
kumpulan pelamar terbesar kedua yang pernah diterima NASA, lebih dari
6.100 pelamar. Kelas penerbangan terbaru juga diikuti 50 persen wanita.
NASA telah berjalan jauh sejak 1978, ketika enam wanita pertama
bergabung dengan korps astronot NASA. Saat ini, 34 persen dari astronot
aktif NASA adalah perempuan. "NASA berkomitmen untuk memastikan bahwa
kami memiliki bakat yang luas dan beragam, kami menantikan wanita
pertama untuk mendarat di Bulan," kata Bridenstine.
WASHINGTON
- Para ilmuwan NASA sedang mengamati Brunt Ice Shelf di Antartika,
tempat mereka mengkhawatirkan gunung es seukuran dua kali Kota New York
akan segera terlepas. Para ilmuwan mengatakan masa depan menjadi tidak
pasti jika gunung es raksasa itu terlepas.
Para ilmuwan NASA pada
hari Minggu memperingatkan gunung es besar raksasa di Brunt Ice Shelf
akan segera melahirkan atau pecah. Jika itu terjadi, akan ada peluang
penelitian di masa depan.
NASA telah mengamati retakan yang tumbuh di lapisan es gunung tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
"Retak
di Brunt Ice Shelf Antartika diatur untuk melepaskan gunung es dengan
luas sekitar dua kali ukuran NYC (New York City). Pemisahan ini dapat
menghasilkan masa depan yang tidak pasti untuk penelitian ilmiah dan
keberadaan manusia. Lihat apa yang ditangkap oleh satelit @NASAEarth," bunyi tweet @NASA, yang menampilkan citra satelit baru kondisi gunung es raksasa terancam terlepas.
"Belum
jelas bagaimana lapisan es yang tersisa akan merespons setelah jeda,
menghadirkan masa depan yang tidak pasti untuk infrastruktur ilmiah dan
keberadaan manusia di rak yang pertama kali didirikan pada tahun 1955,"
tulis para ilmuwan NASA, dikutip Fox News, Senin (25/2/2019).
Ketika
satu celah penting, yang muncul pada Oktober 2016, terus berlanjut ke
timur, para ilmuwan mengatakan keprihatinan yang lebih cepat adalah
keretakan besar yang mengalir melalui Brunt Ice Shelf. NASA mengatakan
bahwa meskipun celah itu sebelumnya stabil selama sekitar 35 tahun,
celah tersebut baru-baru ini mulai melaju ke utara secepat 4 kilometer
(hampir 2,5 mil) per tahun.
Para
ilmuwan memperingatkan, ketika retakan itu mengarah ke celah lain,
diperkirakan 660 mil persegi es akan pecah dari rak. Mereka mengatakan
bahwa kemungkinan besar gunung itu tidak akan masuk "daftar top 20"
gunung es terbesar Antartika. "Itu adalah gunung terbesar yang keluar
dari Brunt Ice Shelf sejak pengamatan dimulai pada 1915," lanjut NASA.
"Ilmuwan
NASA mengamati untuk melihat apakah kerugian itu akan memicu rak untuk
berubah lebih lanjut dan mungkin menjadi tidak stabil atau putus," imbuh
NASA.
WASHINGTON - Para ilmuwan National Aeronautics and Space Administration
(NASA) Amerika Serikat (AS) menemukan lubang raksasa miterius di bawah
gletser di Antartika. Yang mengerikan, rongga raksasa itu berukuran
sekitar dua per tiga kota Manhattan.
Para peneliti mengatakan itu
adalah penemuan yang "mengganggu", yang menunjukkan tingkat "ledakan"
di mana es mencair di benua paling selatan di planet ini.
"(Ukuran)
rongga di bawah gletser memainkan peran penting dalam pencairan," kata
Pietro Milillo dari Jet Propulsion Laboratory NASA dalam rilis berita
oleh organisasi itu, yang dikutip Jumat (1/2/2019).
"Ketika lebih banyak panas dan air masuk ke bawah gletser, ia mencair lebih cepat," ujarnya.
Menurut CBS News,
penemuan ini penting, karena menggambarkan bahwa es Antartika tidak
hanya meleleh di tepian yang menyentuh lautan, tetapi juga dari bawah
lapisan es.
Lapisan es Antartika Barat secara umum dianggap salah satu yang paling tidak stabil dan rentan.
Rongga
raksasa miterius yang ditemukan para ilmuwan terletak di bagian bawah
Gletser Thwaites di Antartika Barat. Gletser itu sendiri ukurannya
kira-kira sebesar negara bagian Florida. Menurut para ilmuwan, jika
gletser itu mencair sepenuhnya, maka dapat menaikkan permukaan laut
sekitar 2 kaki secara global.
"Temuan ini menyoroti perlunya
pengamatan terperinci dari sisi bawah gletser Antartika dalam menghitung
seberapa cepat permukaan laut global akan meningkat dalam menanggapi
perubahan iklim," bunyi laporan Jet Propulsion Laboratory.
Menurut
NASA, rongga itu pernah berisi sekitar 14 miliar ton es, yang sebagian
besar diduga telah mencair dalam tiga tahun terakhir. Para ilmuwan telah
menghitung bahwa gletser yang mencair telah berkontribusi sekitar 4
persen dari total kenaikan permukaan laut global.
Sementara itu,
ketika es kutub mencair, AS terpukul dengan suhu rendah yang tidak
normal karena pusaran kutub, dengan suhu udara di ChiCago turun di bawah
minus 20 derajat Fahrenheit.
CB, Virginia – Salah satu batu asal Bulan yang ditemukan oleh kru Apollo 14 pada 1971 tampaknya berasal dari Planet Bumi.
Batu ini diduga berusia paling tua dan terbentuk pada era yang sama saat Planet Bumi terbentuk yaitu 4 – 4.1 miliar tahun lalu.
“Batu
ini terletak 12.4 mil (sekitar 20 kilometer) di bawah lapisan kulit
bumi tapi uniknya batu ini ditemukan di permukaan bulan,” begitu
dilansir Sputnik News pada Ahad, 27 Januari 2019.
Temuan mengenai asal muasal batu Bulan itu diumumkan oleh lembaga analisis Planetary Science Letters. Sebelum pengumumkan ini dilakukan, batu tertua di bumi yang berhasil ditemukan berusia sekitar 2 miliar tahun.
Batu
asal Bulan itu ditemukan kru Apollo 14, yang memang ditugasi untuk
mengumpulkan contoh bebatuan dari permukaan Bulan saat eksplorasi pada
1971. Sejak itu, para ilmuwan mempelajari batu-batu ini secara metodis
dan akhirnya sampai ke batu tertua tadi, yang berada pada akhir daftar.
Pusat
Sains Bulan dan Eksplorasi dari NASA mengatakan menemukan sejumlah
mineral seperti quartz dan feldspar di batu tertua tadi. Ini merupakn
mineral yang umum ditemukan di bumi tapi jarang ditemukan di Bulan.
Menggunakan
teknik analisis molekul, ahli bisa mengetahui batu itu terbentuk pada
kedalaman berapa kilometer. Ada kemungkinan kecil batu tertua ini memang
berasal dari Bulan.
Namun,
batu ini berbeda dengan semua sampel batu asal Bulan lainnya karena
tingginya kandungan mineral asal Bumi. Jika batu itu berasal dari Bulan,
maka batu ini harus terbentuk di inti satelit Bumi itu tapi kemudian
muncul di permukaan.
Ada
teori yang mengatakan Bulan awalnya merupakan bagian dari Bumi, yang
terpisah karena adanya tabrakan asteroid besar pada awal terciptanya
planet ini.
Peneliti
dari Pusat Sains Bulan dan Eksplorasi dari NASA, David Kring,
mengatakan langkah berikutnya setelah penemuan ini adalah mencari tanda
mineral yang mirip pada sampel batu Bulan untuk mengetahui Bumi pada
saat usianya masih muda.
“Ini temuan luar biasa yang membantu
memberikan gambaran lebih baik mengenai Planet Bumi pada awal, dan
serangan asteroid yang terjadi dan memodifikasi planet kita pada awal
kehidupan,” kata Kring seperti dilansir media Vice terkait batu asal Bulan ini.
CB, Jakarta - Ahli luar angkasa
Amerika Serikat, NASA, pernah meminta izin untuk meminjam pesawat luar
angkasa Cina, Chang'e 4 dan satelit relai Queqiao untuk menjalankan misi
ke bulan.
Menurut Ketua ahli luar angkasa Cina yang memimpin misi
ke bulan, Wu Weiren, pakar dari NASA menyampaikan permintaan itu pada
konferensi internasional beberapa tahun lalu.
Wu menjelaskan, pakar NASA meminta Cina memperpanjang usia Queqiao
dan mengizinkan peralatan lampu suar untuk ditempatkan di Chang'e 4. Hal
itu untuk membantu rencana AS untuk melakukan pendaratan secara
strategis di bulan.
"Kami bertanya kepada orang Amerika itu
mengapa mereka menginginkan satelit relai kami beroperasi lebih lama.
Mereka mengatakan, mungkin dengan merasa sedikit malu, bahwa mereka
ingin menggunakan satelit relai kami ketika mereka menjalankan misi
mereka ke sisi jauh bulan," kata Wu, seperti dikutip dari South China
Morning Post, Rabu, 16 Januari 2019.
Menurut media Cina, selain
AS, sejumlah negara telah berkolaborasi dengan Cina dalam proyek bulan,
yakni Jerman, Swedia, Belanda, dan Arab Saudi.
misi Chang'e 4 Cina ke bulan.[news.cgtn.com]
Satelit
relai Queqiao memainkan peran penting dalam sejarah Chang'e 4 yang
mendarat dengan baik di sisi jauh bulan pada 3 Januari 2019.
Satelit
ini dibutuhkan karena gelombang radio tidak dapat menjangkau sebagian
permukaan bulan yan tidak dapat secara langsung diamati dari bumi.
Untuk mengatasi kesulitan komunikasi, para pakar Cina meluncurkan Quqquio untuk membantu memberi sinyal dari Chang'e ke bumi.
Senin
lalu, pakar luar angkasa Cina juga bertukar data pendaratan dengan
NASA. Namun NASA tidak memberikan pernyataan apapun tentang
kolaborasinya dengan Cina.
Kongres
AS pada tahun 2011 telah menyetujui rancangan undang-undang yang
melarang ekplorasi ruang angkasa yang dilakukan AS bekerja sama dengan
Cina.
AS merupakan satu-satunya negara yang telah sukses
menjalankan misi ke bulan dengan membawa manusia yang mendarat di
permukaan bulan pada Desember 1972.
Menurut media Cina, selain AS,
sejumlah negara telah berkolaborasi dengan Cina dalam proyek bulan,
yakni Jerman, Swedia, Belanda, dan Arab Saudi.
Wu mengatakan, Cina memutuskan bekerja sama dengan NASA dalam misi luar angkasa karena hal itu dianggap sebagai peluang emas.Cina juga mempertimbangkan proyek bulan ini berkontribusi bagi kemanusiaan.
Wahana antariksa New Horizons. (Foto:
NASA/JHUAPL. REUTERS/NASA/Johns Hopkins University Applied Physics
Laboratory/Southwest Research Institute/Handout)
Jakarta, CB -- Penyelidik geofisika NASAakhirnya mengungkapkan asal-muasal objek terjauh yang pernah dieksplorasi manusia, Ultima Thule. Menurut ilmuwan, Ultima Thule terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
Proses
pembentukan Ultima Thule diawali dengan awan-awan bertubuh kecil dan
yang berputar dan kemudian bersatu. Akhirnya tinggal menyisakan dua
tubuh, dua tubuh ini perlahan-lahan berputar semakin dekat sampai kedua
tubuh ini menyentuh satu sama lain dan membentuk Ultima Thule.
Ultima Thule memang terlihat terdiri dari dua objek berbentuk lingkaran
atau lobus. Objek yang lebih besar dinamakan Ultima, sementara yang
kecil disebut Thule.
Gravitasi menjadi faktor yang menggabungkan
dua tubuh ini. Ini artinya manusia pertama kali bia melihat planetesimal
pertama atau objek yang berubah menjadi planet. Ultima Thule berjarak
6,4 miliar kilometer dari Bumi.
"Ini mesin waktu ke waktu nol," kata Jeff Moore, kepala penyelidik geofisika misi dari NASA Ames seperti dilansir CNN.
Para ilmuwan misi mengatakan data sains pertama yang
dikirim kembali dari New Horizons telah menunjukkan bahwa Ultima Thule
merupakan dua objek terpisah yang disatukan oleh gravitasi.
Eksploarsi
ini menjadi objek pertama di Kuiper Belt yang merupakan wilayah paling
primitif yang pernah diamati oleh pesawat antariksa. Ultima Thule sangat
tua dan murni sehingga pada dasarnya seperti mundur ke awal tata surya
kita.
Kuiper Belt adalah ujung tata surya Bima Sakti, bagian dari piringan
asli tempat matahari dan planet terbentuk. Gambar warna baru juga
mengungkapkan Ultime Thule berwarna merah pasti merah, seperti bagian
atas bulan Charon, Pluto.
Gambar juga mengungkapkan bahwa kedua
lobus memiliki penampilan berbintik. Ultima Thule tampaknya tidak
memiliki kawah tumbukan bekas tumbukan. Ilmuwan mengatakan kemungkinan
ada bukit dan punggung bukit. Leher yang menghubungkan kedua lobus
menjadi salah satu lereng paling curam.
Ilmuwan meyakini akan
lebih banyak yang akan terungkap seiringan dengan data-data yang akan
masuk. Data pertama ini adalah hasil dari New Horizons yang mendekati
Ultima Thule saat matahari berada belakang pesawat ruang angkasa.
Sehingga, hasil pengamatan kurang pencahayaan untuk melihat keberadaan
kawah.
Jakarta, CB -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memberikan kado tahun baru 2019 untuk penduduk Bumi dengan mencapai Ultima Thule, titik terjauh eksplorasi manusia di luar angkasa pada 1 Januari lalu.
Kendati demikian, nama Ultima Thule masih belum familiar di kalangan masyarakat. Berikut fakta mengenai Ultima Thule:
Obyek Primitif
CNN menulis
bahwa Ultima Thule merupakan objek yang paling tua dan murni sehingga
mempelajarinya seperti mengetahui permulaan sistem tata surya.
Kendati
demikian, belum ada angka usia objek ini. Untuk mendapatkan detail
itulah, NASA meluncurkan pesawat New Horizons menuju planet ini.
Nama dari Pulau Mitos
Objek ini sebelumnya
dikenal dengan nama 2014 MU69. Nama Ultima Thule dipilih melalui
kampanye nama panggilan yang diselenggarakan oleh tim New
Horizons. Thule adalah pulau mitos di peta abad pertengahan. Dia
dianggap sebagai titik paling utara di Bumi.
Ultima Thule pada
dasarnya berarti "di luar Thule," yang menunjukkan sesuatu yang berada
di luar apa yang diketahui. Nama ini cocok mengingat perjalanan perintis
New Horizons yang pertama mencapai Thule.
'Kulit Kacang' di Kuiper Belt
New
Horizons terbang tiga kali lebih dekat ke Ultima daripada yang
dilakukannya untuk Pluto. Pesawat itu mampu berdekatan dalam jarak 2.200
mil sehingga mampu memberikan tampilan permukaan Thule yang lebih baik.
Ultima
Thule berada di Kuiper Belt yang jaraknya sekitar 4 miliar mil dari
Bumi, berada di dekat Pluto. Bentuknya disebut para astronom mirip kulit
kacang.
Daerah Kuiper Belt penuh dengan material es. Sabuk ini
berada 2 miliar kilometer dari planet terjauh, Neptunus, dan berjarak
1,5 miliar kilometer dari planet kerdil, Pluto. New Horizon telah
mencapai Pluto pada 2015.
Penampakan New Horizons. (NASA/JHUAPL.
REUTERS/NASA/Johns Hopkins University Applied Physics
Laboratory/Southwest Research Institute/Handout)
Jakarta, CB -- Objek terjauh yang pernah dikunjungi oleh pesawat ruang angkasa milik NASA, New Horizons menyerupai pin bowling. Dilansir dari Space.com, pada 1 Januari dini hari, New Horizons milik NASA telah melaju melewati Ultima Thule yang terletak 6,4 miliar kilometer dari Bumi.
Namun,
untuk gambar yang lebih jelas, NASA masih menunggu pengiriman dari
flyby. Sementara itu, untuk gambar diambil probe kemarin menunjukkan
objek berbentuk memanjang dengan dua lobus berbeda.
Diperkirakan, dua lobus berbeda tersebut merupakan sistem dari dua badan yang mengorbit dengan jarak dekat.
Peneliti Utama New Horizons Alan Stern dari Southwest Research Institute
di Boulder, Colorado mengungkapkan jika dua lobus tersebut memang objek
terpisah, maka ini akan menjadi situasi baru.
"Jika itu adalah
dua objek yang terpisah, ini akan menjadi situasi yang belum pernah
terjadi sebelumnya dalam hal seberapa dekat mereka mengorbit satu sama
lain," ujar Stern dikutip dari Space.com, Rabu (2/1).
Namun, Stern menyakini kemungkinan besar dua lobus tersebut merupakan objek tunggal atau bilobate.
"Saya bertaruh dua lobus tersebut merupakan satu kesatuan. Jika sudah
diketahui hasilnya, akan kembali saya umumkan," tambahnya.
Ilmuwan
proyek New Horizons Hal Weaver, dari Laboratorium Fisika Terapan Johns
Hopkins pun mengungkapkan hal yang sama yakni bilobate adalah hal yang
umum di tata surya.
Weaver menunjukkan komet 67P / Churyumov-Gerasimenko yang dieksplorasi oleh misi Rosetta Eropa, sebagai contoh.
Tim
misi sudah memiliki firasat bentuk Ultima. Gambar yang baru dirilis
telah membantu para ilmuwan memecahkan sebuah misteri New Horizons yang
belum melihat variasi kecerahan substansial dari Ultima dari waktu ke
waktu.
Dari perspektif New Horizons, Ultima berputar seperti baling-baling,
dengan poros rotasi diarahkan ke probe, kata anggota tim misi.
Stern
menjelaskan New Horizons akan terus menyinari pencitraan dan pengukuran
flyby Ultima Thule untuk waktu yang lama, yakni semua data tidak akan
ada sampai 20 bulan dari sekarang.
Ilustrasi (REUTERS/R. Hurt/Caltech/IPAC/Handout via Reuters)
Jakarta, CB -- Pesawat tanpa awak NASAtelah berhasil mengirim sinyal balik ke Bumi,
Selasa (1/1). Berhasil diterimanya sinyal dari pesawat ini menandakan
pesawat ini telah berhasil melewati penerbangan beresiko tinggi melewati
objek planet terjauh yang pernah dipelajari, jelas agensi luar angkasa Amerika Serikat, NASA.
"Kami
memiliki pesawat yang sehat," jelas Alice Bowman, manajer operasional
misi pesawat luar angkasa New Horizon yang telah melewati Ultima Thule
selepas tahun baru pukul 05:33 GMT atau 12:33 WIB, Selasa (1/1).
Ultima
Thule adalah wilayah sabuk Kuiper yang penuh dengan material es. Sabuk
ini berada 2 miliar kilometer dari planet terjauh, Neptunus, dan
berjarak 1,5 miliar kilometer dari planet kerdil, Pluto. New Horizon
telah mencapai Pluto pada 2015.
"Kami baru saja menyelesaikan penerbangan yang paling jauh," terangnya lagi seperti dikutip AFP.
Sinyal
yang dikirimkan pesawat tanpa awak itu membutuhkan waktu 6 jam dan 8
menit untuk mencapai Bumi. Pesawat tersebut kini berada 6,4 miliar
kilometer dari Bumi.
Foto-foto dan data akan mulai dikirimkan
pada Kamis mendatang kepada para ilmuwan. Data-data ini diharapkan bisa
membantu para ilmuwan memahami asal usul tata surya.
Foto-foto
ini akan diterima oleh antena raksasa milik NASA di Madrid, Spanyol.
Diperkirakan akan ada ratusan ribu anggota sabuk Kuiper seperti Ultima.
Kondisi es beku itu diperkirakan menjadi petunjuk bagaimana tata surya
terbentuk 4,6 miliar tahun yang lalu.
Tugas New Horizon untuk mengambill gambar di planet terluar ini diharapkan bisa dilakukan hingga September 2020.
Gambar resolusi tinggi pertama baru akan dikirim pada Februari mendatang.
"Gambar-gambar
(dengan resolusi lebih rendah) yang turun minggu ini bagi kami cukup
untuk mengungkap geologi dasar dan struktur UIltima. Kami akan mulai
menulis makalah ilmiah pertama kami minggu depan," jelas Kepala
Investigator Alan Stern, seperti dikutip BBC.
Jakarta, CB -- Pesawat ruang angkasa NASA akan membuat penerbangan bersejarah pada tahun baru nanti. Pesawat ini akan meluncur ke objek planet terjauh yang pernah dipelajari yakni tata surya purba bernama Ultima Thule.
Pesawat ruang angkasa tak berawak, New Horizons siap melakukan penerbangan pada 1 Januari menuju Ultima Thule.
"Ini benar-benar objek paling primitif yang pernah ditemui oleh pesawat ruang angkasa," kata Hal Weaver, ilmuwan proyek di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins.
Namun, hingga saat ini para ilmuwan tidak yakin tentang ukuran pastinya. Tetapi mereka percaya objek tersebut sekitar 100 kali lebih kecil dari Pluto yang berdiameter hampir 1.500 mil (2.414 kilometer).
Ultima Thule juga berada di area pembekuan ruang. Sehingga diperkirakan menunjukkan bahwa itu mungkin tetap terjaga dengan baik.
"Ultima Thule adalah peninggalan dari pembentukan tata surya," kata Weaver.
Ultima Thule terletak di Kuiper Belt atau Sabuk Kuiper, sebuah cakram kosmik luas yang tersisa dari zaman ketika planet-planet pertama kali terbentuk. Astronom terkadang menyebutnya 'loteng' tata surya.
Para ilmuwan bahkan tidak tahu Sabuk Kuiper ada sampai tahun 1990-an. Sabuk Kuiper dimulai sekitar tiga miliar mil (4,8 miliar kilometer) di luar Matahari, melewati orbit Neptunus yang merupakan planet terjauh dari Matahari.
"Lokasi ini penuh dengan miliaran komet, jutaan objek seperti Ultima yang disebut planetesimal, blok bangunan dari mana planet-planet terbentuk, dan segelintir - beberapa planet kerdil ukuran benua, seperti Pluto," kata Alan Stern, peneliti utama di New Horizons.
"Penting bagi kita dalam sains planet karena wilayah tata surya ini, yang berada sangat jauh dari Matahari, menjaga kondisi aslinya dari empat setengah miliar tahun yang lalu," tambah Stern.
"Jadi, ketika kita terbang dengan Ultima, kita akan bisa melihat bagaimana semuanya kembali pada awalnya."
Pesawat ruang angkasa New Horizons melaju kencang di luar angkasa dengan kecepatan 32.000 mil (51.500 kilometer) per jam, melaju hampir satu juta mil per hari. Dengan kecepatan seperti itu, jika ia menyerang sepotong puing sekecil butiran beras, pesawat ruang angkasa dapat dihancurkan secara instan.
"Kami tidak ingin itu terjadi," kata Stern.
Jika New Horizon selamat dari flyby ini, ia akan mengambil ratusan gambar Ultima Thule, dengan harapan mengungkapkan bentuk dan geologi untuk pertama kalinya. New Horizons mengirim kembali gambar Pluto yang menakjubkan, termasuk bentuk hati yang belum pernah terlihat sebelumnya di permukaannya pada 2015.
Ultima Thule pertama kali ditemukan oleh Hubble Space Telescope pada 2014. Para ilmuwan menemukan pada 2017 bahwa Ultima Thule tidak berbentuk bola tetapi mungkin memanjang. Bahkan mungkin dua benda.
Badan antariksa AS NASA menyebutkan pergerakan sebuah asteroid yang mendekat ke Bumi pada sekitar hari Natal tahun ini menunjukkan bentuknya yang mirip "kuda Nil yang berenang di sungai".
Objek antariksa yang dinamai 2003 SD220 itu kini berada di posisi terdekat ke Bumi dalam 400 tahun.
Pada Sabtu lalu asteroid ini terdeteksi di posisi 2,9 juta kilometer dari Bumi. Itu setara dengan tujuh setengah kali jarak dari Bumi ke Bulan.
Asteroid kuda Nil ini selanjutnya akan kembali mendekati Bumi pada tahun 2070. Posisinya diperkirakan akan sedikit lebih dekat lagi.
Tiga fasilitas komunikasi antariksa berhasil mengumpulkan data baru tentang asteroid ini selama tiga hari sejak 15 Desember lalu.
Data tersebut menunjukkan bentuk dan permukaan asteroid serta memberi informasi yang lebih baik tentang orbitnya.
Gambar-gambar yang dirilis NASA 20 kali lebih terperinci dibandingkan citra asteroid sebelumnya.
Menurut NASA, asteroid kuda Nil ini berukuran panjang 1,6 kilometer dengan rotasi yang sangat lambat, sekitar 12 hari.
NASA menjelaskan asteroid ini juga "memiliki semacam rotasi kompleks yang agak mirip dengan lembaran bola yang buruk".
Gambar radar dari asteroid ini, yang diambil menggunakan satu antena untuk mengirim dan antena lainnya untuk menerima, secara detail sebanding dengan sebuah pesawat ruang angkasa, seperti ketika OSIRIS-REx NASA mengambil foto asteroid Bennu awal November lalu.
Photo: Citra radar asteroid Bennu yang dirilis NASA pada 6 November 2018. (NASA/Goddard/University of Arizona via AP)
Bulan purnama terakhir tahun ini akan bertepatan dengan hujan meteor malam akan terjadi hingga 25 Desember 2018. Hal ini akan terjadi di seluruh dunia dan efek bulan Purnama akan mengakibatkan air laut pasang dan hujan meteor Ursids.
Waktu yang tepat ketika bulan berhadapan dengan matahari di Inggris adalah jam 5.48 sore tetapi para saksi akan dapat melihat bulan purnama di suatu titik dalam semalam.
Hujan meteor Ursids, yang dapat memberikan beberapa fotografi bulan istimewa, terlihat setiap tahun antara 17 hingga 25 Desember.
"[Bulan] akan terlihat sepanjang malam, bagi siapa saja yang memiliki langit cerah," tutur Tom Kerss, seorang astronom di Royal Observatory Greenwich, seperti dilansir dari DailyStar Minggu, (23/12/2018).
Menurut seorang astronom Bulan purnama terakhir tahun ini akan bertepatan dengan hujan meteor malam ini.
"Momen sebenarnya dari bulan purnama, titik di mana bulan datang tepat berlawanan dengan matahari di langit akan berada pada 17,48 tetapi tidak akan ada perbedaan yang cukup besar dalam bagaimana bulan muncul," tuturnya.
Partikel meteor berasal dari Comet 8P / Tuttle, yang mengelilingi matahari setiap 14 tahun. Hujan Ursid terjadi ketika komet melewati Bumi dan meninggalkan puing-puing ruang angkasa.
Hujan Meteor Ursid 2018 akan mencapai puncaknya setelah tengah malam pada hari Jumat, 21 Desember ke awal, pagi hari yang gelap pada 25 Desember.
Menurut NASA, Ursid adalah hujan meteor dengan jumlah rendah yang biasanya menghasilkan 5-10 bintang penembakan setiap jam. Menurut NASA, para ilmuwan sebelumnya telah melihat beberapa ledakan Ursid yang kuat. Ledakan Ursid terkuat yang tercatat terjadi pada 1945, ketika pengamat Eropa melihat 120 meteor per jam.
Kepala Kantor Lingkungan Meteoroid NASA, Bill Cooke mengatakan kepada Space.com bahwa sebuah meteoroid pada dasarnya adalah puing-puing ruang angkasa. Sebagai contoh, remah-remah dari Halley's Comet adalah meteoroid.
Begitu meteoroid memasuki atmosfir Bumi, mereka menjadi meteor atau yang juga dikenal bintang jatuh. Meskipun sebagian besar meteor hancur sebelum menabrak tanah, meteor yang menyerang permukaan planet disebut meteorit.
Foto Nasa mengenai misi pendaratan Apollo di bulan
Sejak 1969-1972 tercatat enam kali misi pendaratan bulan.
CB,
WASHINGTON -- Hari ini 19 Desember 1972 program pendaratan Apollo 17 di
bulan berakhir. Ketika itu, tiga astronaut yang tergabung dalam misi
kembali ke bumi. Apollo 17 meluncur dari Cape Canaveral, Florida, 10
hari sebelumnya.
History mencatat, tiga tahun persiapan pada Juli 1969, National
Aeronautics and Space Administration (NASA) memenuhi target Presiden
John F Kennedy untuk meletakkan manusia di bulan.
Sejak 1969 hingga 1972 terdapat enam kali misi pendaratan bulan yang berhasil. Namun, ada satu misi yang gagal, yaitu Apollo 13.
Ketika
misi Apollo 17 dilakukan, astronaut Eugene A Cernan dan Harrison H
Schmitt berada di permukaan bulan selama 75 jam untuk rekaman.
Mereka
menyusuri bagian terpisah pada permukaan bulan. Penyusuran dilakukan
dengan kendaraan Lunar Rover. Mereka berhasil mengumpulkan 243 pon
sampel batu dan tanah.
Meskipun Apollo 17 adalah pendaratan
lunar terakhir, namun misi Apollo baru benar resmi selesai pada Juli
1975. Ketika itu pesawat ruang angkasa Apollo berhasil bertemu dan
berlabuh dengan pesawat ruang angkasa Soviet Soyuz 19 di orbit di
sekitar Bumi.
WASHINGTON
- Para ilmuwan semakin dekat memahami tsunami yang melanda Palu,
Sulawesi Tengah, bulan September lalu. Tsunami dahsyat langsung
menghantam daratan pasca gempa 7,8 skala Richter mengguncang wilayah
itu. Namun para peneliti saat itu mengaku terkejut dengan ukuran Tsunami
tersebut.
Sekarang, penelitian terhadap teluk di depan kota
Sulawesi menunjukkan penurunan signifikan dari dasar laut. Hal ini
kemungkinan berkontribusi pada bencana tsunami yang tiba-tiba menghantam
daratan.
Lebih dari 2.000 orang kehilangan nyawa dalam bencana
tersebut. Hasil awal berbagai investigasi dilaporkan pada Fall Meeting
of the American Geophysical Union - pertemuan tahunan terbesar ilmuwan
Bumi dan luar angkasa.
Gempa bumi di Palu terjadi akibat apa yang
disebut sebagai strike-slip, di mana tanah di satu sisi pecah bergerak
secara horizontal melewati tanah di sisi lain. Peristiwa ini bukan
konfigurasi yang biasanya terkait dengan tsunami yang sangat besar.
Namun
demikian, inilah yang terjadi pada sore hari tanggal 28 September lalu.
Dua gelombang besar, di mana yang kedua adalah yang terbesar dan
merasuk ke daratan hingga 400m.
Udrekh al Hanif, dari Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi Indonesia (BPPT) di Jakarta,
mengatakan pada pertemuan itu bahwa sumber tsunami harus sangat dekat
dengan kota karena interval pendek antara awal gempa dan datangnya air
yang tinggi - kurang dari tiga menit.
Dia dan rekan-rekannya
mencari jawaban dalam peta (batimetri) kedalaman panjang, saluran masuk
sempit yang mengarah ke Palu di kepalanya. Timnya masih bekerja
berdasarkan hasil, tetapi data menunjukkan dasar laut di sebagian besar
teluk turun setelah gempa.
"Ini, dikombinasikan dengan gerakan
tajam dari kerak ke arah utara, pasti bisa menghasilkan tsunami," kata
ilmuwan Indonesia seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/12/2018).
"Ketika
kita saling mencocokkan data batimetrik dari sebelum dan sesudahnya,
kita dapat melihat bahwa hampir semua area dasar laut di dalam teluk
surut. Dan dari data ini, kita juga dapat mengamati (gerakan) di utara.
Jadi, sebenarnya, kami memiliki perpindahan vertikal dan horizontal,"
jelas Udrekh Al Hanif.
Apakah perilaku ini cukup untuk
menjelaskan ukuran tsunami masih terbuka untuk dipertanyakan. Ada bukti
beberapa tanah longsor di bawah tanah dalam data tersebut. Ini juga bisa
menjadi faktor.
Kemungkinan lain adalah dorongan ke atas dari
dasar laut di suatu zona agak jauh dari Palu di mana patahan strike-slip
terbagi menjadi jalur yang menyimpang. Gerakan pada kedua lintasan pada
saat yang sama mungkin telah memampatkan kerak di antara keduanya.
"Ini
adalah peristiwa yang sangat tidak biasa tetapi tektonik memberi tahu
kami bahwa itu bisa terjadi lagi," kata Finn Lovholt dari Institut
Geoteknik Norwegia.
"Memang, ini bukan pertama kalinya sebuah
peristiwa terjadi di Palu. Mungkin ini adalah peristiwa ketiga atau
keempat yang telah menyebabkan banyak korban jiwa. Kami mengalami
peristiwa di tahun 1960-an dan 1920-an," imbuhnya.
Dan sejarah
ini dibuktikan dalam budaya lokal di mana ada kata-kata khusus untuk
menggambarkan fitur-fitur tsunami dan gempa. Pada peristiwa September,
Palu menyaksikan banyak likuifaksi, di mana struktur tanah di kota itu
terlihat runtuh, menjadi cair dan mengalir bahkan pada gradien yang
sangat rendah.
Rumah-rumah tertelan lumpur. Penduduk setempat menyebutnya "Nalodo", yang berarti sesuatu seperti "terkubur dalam warna hitam".
Hermann Fritz, dari Institut Teknologi Georgia di AS, mengatakan Palu menunjukkan tantangan yang dihadapi penduduk setempat.
"Tsunami ini tiba sangat cepat, dalam beberapa menit," dia menekankan.
"Itu
pada dasarnya tidak meninggalkan waktu untuk peringatan. Itu sangat
berbeda dari Jepang (pada tahun 2011) di mana ada jeda waktu - lebih
dari 30 menit di mana-mana sampai orang pertama tewas oleh tsunami.
Itulah tantangan bagi tsunami lokal ini: orang-orang harus mengevakuasi
diri sendiri," sambungnya.
Widjo Kongko, juga dari BPPT, berbicara tentang rasa puas diri setelah latihan darurat yang dilakukan di Palu pada tahun 2012.
"Dikatakan
pergi ke tempat tinggi dalam waktu 5-10 menit. Orang-orang perlu
belajar bahwa tsunami bisa datang jauh, jauh lebih cepat."
Jakarta, CB -- Wahana Voyager 2 NASA telah
meninggalkan gelembung pelindung di sekitar Matahari dan terbang
melalui ruang angkasa. Pencapaian ini menjadi objek buatan manusia kedua
yang melakukan perjalanan terjauh.
Pengumuman itu datang enam
tahun setelah pesawat ruang angkasa kembar, Voyager 1, memecahkan batas
luar heliopause, di mana angin matahari yang panas memenuhi ruang yang
dingin dan padat di antara bintang-bintang, yang dikenal sebagai medium
antarbintang.
Voyager 2 sekarang lebih dari 11 miliar mil (18 miliar kilometer) dari Bumi, setelah melewati batas pada 5 November.
"Kali
ini lebih baik bagi kami," kata Nicky Fox, Direktur Divisi Heliophysics
di NASA. Mereka pun mencatat bahwa satu instrumen yang disebut Plasma
Science Experiment (PLS), masih berfungsi pada Voyager 2.
"Voyager mengirim kembali informasi tentang tepi pengaruh Matahari dan
memberi kita pandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang
wilayah yang benar-benar belum dipetakan."
Instrumen yang sama
pada Voyager 1 berhenti bekerja pada tahun 1980. Dua pesawat ruang
angkasa, yang terlihat seperti kombinasi parabola dan televisi tua
dengan antena telinga kelinci diluncurkan pada 1977 untuk misi
menjelajahi planet-planet di tata surya.
"Batas tata surya
dianggap berada di luar tepi luar Cloud Oort, kumpulan benda-benda kecil
yang masih berada di bawah pengaruh gravitasi Matahari."
NASA
mengatakan akan memakan waktu sekitar 300 tahun bagi Voyager 2 untuk
mencapai tepi bagian dalam Cloud Oort, dan mungkin 30.000 tahun untuk
terbang di atasnya.
"Kami menantikan apa yang akan kami dapat pelajari dari memiliki kedua
probe di luar heliopause," kata Suzanne Dodd, manajer proyek Voyager di
Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.
Voyager 2 secara resmi merupakan misi terlama NASA.
Kedua pesawat ruang angkasa itu dirancang untuk bertahan lima tahun dan mempelajari Jupiter dan Saturnus.
"Kedua
pesawat luar angkasa itu sangat sehat, jika Anda menganggap mereka
warga senior," kata Suzanne Dodd, Direktur Direktorat Jaringan
Antarplanet.
Perhatian utama adalah kekuatan dan NASA harus terus mematikan instrumen untuk memiliki cadangan listrik.
Setiap
pesawat ruang angkasa membawa rekaman, gambar, dan pesan Golden Record
of Earth, yang bertujuan berfungsi sebagai bukti peradaban Bumi.
CB, Jakarta - Pada jam 2:54 sore ET 26 November atau 2:54 dinihari WIB 27 November, pengendali misi NASA menegaskan bahwa wahana InSight
dengan selamat mencapai permukaan Mars, menyusul langkah menegangkan
yang membuat para insinyur NASA bertengger di tepi kursi mereka,
sebagaimana dilaporkan Space, 27 November 2018.
InSight
mencapai atmosfer Mars dengan kecepatan 12.300 mph (19.795 km/jam).
Selama menit-menit berikutnya, wahana yang jatuh dengan cepat itu
menyebarkan parasut, mengeluarkan perisai panasnya dan menembakkan 12
mesin untuk memperlambat bagian terakhir pendaratannya, hingga akhirnya
mendarat di Mars.
Setelah pendaratan luar biasa ini, InSight
segera mulai bekerja. “Dalam 10 detik setelah mendarat, instrumen
InSight sudah terlibat dalam misi tugas pertama - membuat sinyal
langsung ke Bumi dan mengambil foto dari situs pendaratan,” Jim Green,
Kepala Ilmuwan NASA, mengatakan pada Live Science.
Pada jam 3:03 sore ET, NASA melaporkan "bip" pertama dari InSight,
yang menegaskan bahwa pendarat itu baik-baik saja. “InSight dalam mode
normal dan tidak bermasalah," kata insinyur sistem NASA, Rob Manning,
selama siaran langsung acara tersebut.
Dan beberapa menit setelah
pendaratan, NASA sudah memiliki pemandangan pertama Mars melalui salah
satu "mata" InSight, ketika kamera sudut lebar menangkap sepetak tanah
kemerahan di depan wahana itu. Medannya tampak tanpa batu. "Bintik hitam
pada gambar adalah butiran debu yang menempel pada penutup lensa,"
perwakilan NASA menjelaskan selama streaming langsung.
Salah satu
tugas pertama InSight di Mars adalah menyiapkan sumber tenaganya. “Menit
pertama di Mars sepenuhnya didukung oleh baterai, karena panel surya
yang menempel pada pesawat ruang angkasa pembawa dibuang sebelum
pendaratan InSight,” kata Green.
“Baterai InSight dapat memberi
daya pada wahana itu hingga 16 jam dengan sekali pengisian, tetapi,
meskipun demikian, InSight perlu mendapatkan tenaga surya sendiri dan
beroperasi - atau hidupnya di Mars akan sangat, sangat singkat,” kata
Green.
"Sekitar 16 menit setelah pendaratan, waktu yang berlalu
cukup untuk membersihkan debu. Kemudian, panel surya diharapkan untuk
mengembang tanpa instruksi tambahan dari Bumi,” Green menjelaskan.
"Ketika
saya melihat tegangan baterai kembali naik dan data teknik di 100
persen, maka saya tahu kami berhasil memiliki sebuah misi," katanya.
Setelah
panel surya diaktifkan, InSight akan mengambil lebih banyak foto dan
mulai menyiapkan sisa instrumen. Wahana ini membawa dua kamera: kamera
sudut lebar yang ditempatkan di bawah titik-titik tubuhnya, dan kamera
lain yang dipasang di lengan InSight, yang akan digunakan insinyur NASA
untuk memeriksa apa yang terjadi pada wahana itu.
Setelah mereka
mengkonfirmasi bahwa wahana itu dalam kondisi yang baik, pengendali misi
dapat mulai menyebarkan seismometer (SEIS), yang akan mengukur
"marsquakes”. Segera setelah instrumen SEIS dipasang, InSight akan
mengatur peneliti panas HP3, yang akan mengukur suhu Mars.
Pembaruan
dari InSight akan dipancarkan melalui sinyal radio frekuensi ultra
tinggi (UHF) ke satelit yang mengorbit, yang akan menyimpan data di
dalamnya dan meneruskannya ke Bumi.
“Namun, masih ada beberapa minggu persiapan kerja untuk InSight
- sebuah proses yang akan lambat dan metodis - dan kemungkinan akan
setidaknya beberapa bulan hingga 2019, sebelum misi ilmu pengetahuan
Mars yang sesungguhnya dimulai," tambah Green.
CB, Jakarta - Pendarat Mars terbaru NASA, InSight,
berhasil mendarat di permukaan Planet Merah itu Senin sore waktu
Eastern Time (ET) atau Selasa dinihari WIB, setelah mengalami terjun
yang intens melalui atmosfer Mars.
Ini
menandai pendaratan kedelapan sempurna di Mars untuk NASA, sehingga
menambah rekam jejak luar angkasa yang luar biasa dalam upaya
menempatkan pesawat luar angkasa di planet ini.
Sejak saat ini,
misi dua tahun InSight telah dimulai. Salah satu misinya adalah
Marsquakes untuk belajar tentang interior dunia.
Setelah enam setengah bulan perjalanan melewati antariksa, InSight
mencapai puncak atmosfer Mars sesaat sebelum jam 3 sore waktu ET. Robot
ini kemudian membuat pendaratan berani ke permukaan, dengan melakukan
multistep kompleks yang memperlambat robot itu dari 12.000 mil per jam
menjadi hanya 5 mil per jam sebelum menyentuh tanah.
Untuk sampai
ke permukaan dengan aman, InSight harus secara otonom mengerahkan
parasut supersonik, mengumpulkan pengukuran radar, dan menyalakan
pendorongnya, semua pada waktu yang tepat.
Secara keseluruhan,
pendaratan hanya membutuhkan waktu kurang dari tujuh menit untuk
penyelesaiannya, memicu julukan "tujuh menit teror".
Selama
terjun, dua pesawat ruang angkasa kecil di atas Mars mengumpulkan data
dari seluruh peristiwa itu. Sepasang penyelidik dikenal sebagai satelit
MarCo, yang diluncurkan pada Mei dengan InSight dari California.
Kedua
satelit adalah CubeSats modifikasi, sejenis pesawat luar angkasa
standar yang terbuat dari kubus berukuran 10 sentimeter. Mereka telah
bepergian ke Mars sendiri sejak peluncuran, menjadikan mereka CubeSats
pertama yang pernah masuk ke luar angkasa.
Satelit
MarCo terbang di atas Planet Merah ketika InSight melakukan
pendaratannya, datang dalam jangkauan 2.175 mil dari permukaan.
Setelah
pendaratan luar biasa ini, InSight segera mulai bekerja. “Dalam 10
detik setelah mendarat, instrumen InSight sudah terlibat dalam misi
tugas pertama - membuat sinyal langsung ke Bumi dan mengambil foto dari
situs pendaratan,” ujar Jim Green, Kepala Ilmuwan NASA, pada Live
Science.
InSight
mengirimkan beberapa sinyal selama pendaratannya yang diterima satelit
MarCo, diuraikan, dan kemudian dikirim kembali ke Bumi. Gambar itu
memberi insinyur NASA pemahaman hampir secara real-time tentang
bagaimana setiap langkah dalam proses pendaratan terjadi.
CB, Jakarta - Asteroid Bennu
yang bentuknya seperti berlian ternyata memiliki banyak gumpalan dan
benjolan. Hal itu terungkap dari sebuah video baru dari pesawat penyidik
NASA, OSIRIS-REx, sebagaimana dilaporkan Space, 9 November 2018.
Foto-foto
Bennu yang membentuk video itu ditangkap Jumat, 2 November, setelah
pengejaran selama dua tahun yang dimulai dengan peluncuran pada
September 2016.
"Kami sekarang telah dapat melihat asteroid Bennu
dari semua sisi! Kamera PolyCam @OSIRISREx menangkap gambar setiap 10
derajat rotasi Bennu selama periode empat jam 11 menit pada 2 November.
Gambar-gambar ini diambil sekitar 122 mil dari pesawat ruang angkasa,"
kata para pejabat di Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt,
Maryland, melalui Twitter, Selasa, 6 November 2018.
Dalam
gambar baru lainnya dari OSIRIS-REx, Bennu yang berukuran 1,640 kaki
(500 meter) hadir dengan fokus yang semakin tajam ketika pesawat ruang
angkasa itu melakukan pendekatan bertahap.
PolyCam OSIRIS-REx
menggunakan kemampuan jangka panjangnya untuk mengambil foto Bennu
hampir setiap hari saat muncul dari kegelapan antariksa. Beberapa foto
yang diterbitkan pada 2 November oleh NASA, mencakup total 16 gambar.
PolyCam
mengambil gambar pertama Bennu dalam rangkaian itu pada 12 Oktober dari
jarak 27.340 mil (44.000 kilometer). OSIRIS-REx mengambil gambar akhir
pada 29 Oktober dari sekitar 200 mil (320 km), atau kira-kira jarak
antara Washington dan New York City.
Jika
semua berjalan sesuai rencana, OSIRIS-REx akan tiba di Bennu pada 3
Desember, kemudian menyelinap ke orbit di sekitar asteroid itu pada 31
Desember. Pesawat itu akan mempelajari asteroid dari dekat selama
sekitar dua tahun, dan menukik ke bawah untuk merobek sampel yang cukup
besar dari permukaannya. Bahan ini akan datang ke Bumi dalam kapsul
sampel pada bulan September 2023.
Para peneliti di seluruh dunia
kemudian akan meneliti sampel itu, mencari petunjuk tentang masa awal
tata surya dan peran asteroid kaya karbon seperti Bennu dalam
mengantarkan blok bangunan kehidupan ke Bumi.