Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Kamis, 28 Maret 2019
Rusia: Militan dan White Helmets Siapkan Serangan Kimia Baru di Idlib
NEW YORK
- Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya mengatakan, militan
dan White Helmets sedang mempersiapkan serangan kimia baru di Idlib,
Suriah.
"Kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham sekarang pada
dasarnya mengendalikan 90 persen provinsi, dan para teroris melanjutkan
serangan provokatif mereka terhadap pasukan pemerintah," kata Nebenzia.
"Kami
sangat prihatin dengan informasi baru yang menyatakan bahwa para
pejuang Hayat Tahrir al-Sham dengan dukungan White Helmets yang terkenal
sedang mempersiapkan acara-acara baru dengan menggunakan unsur-unsur
beracun," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (28/3/2019).
Awal
tahun ini, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa White Helmets
telah mengerahkan peralatan di beberapa rumah sakit di provinsi Idlib
Suriah untuk membuat film serangan kimia false flag dan menyalahkan
Damaskus.
Moskow dan Damaskus pada banyak kesempatan menunjukkan
bahwa White Helmets telah melakukan sejumlah provokasi di Suriah yang
melibatkan penggunaan senjata kimia untuk menyalahkan pemerintah Suriah
dan memberi negara-negara Barat pembenaran untuk intervensi di Republik
Arab itu.
LSM yang terkenal itu berulangkali tertangkap basah
melakukan pementasan dan pembuatan film serangan false flag. April lalu,
kelompok itu mempublikasikan rekaman yang menampilkan para dokter di
rumah sakit Douma merawat pasien yang menderita serangan kimia oleh
Angkatan Darat Suriah.
Laporan-laporan tentang penggunaan
bahan-bahan kimia yang diklaim di Ghouta Timur muncul pada 7 April 2018
di beberapa media, mengutip militan di darat.
Sejumlah
negara Barat, termasuk Prancis, Amerika Serikat (AS) dan Inggris,
dengan cepat menerima klaim tersebut dan langsung menuduh Presiden
Suriah Bashar al-Assad telah menjatuhkan bom klorin pada warga sipil.
Damaskus dengan keras membantah tuduhan itu, mengecam serangan tersebut
sebagai provokasi bertahap untuk membenarkan potensi intervensi asing.
Idlib
sendiri adalah salah satu wilayah Suriah terakhir di mana militan,
termasuk teroris Jabhat Nusra, masih dilaporkan aktif. Selain itu,
banyak militan telah dibawa ke wilayah itu dari daerah lain di bawah
kesepakatan dengan pihak berwenang.