Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Stephen
Rudgard menyerahkan surat kepercayaan kepada Menteri Luar Negeri Retno
Priansari Marsudi, Senin (23/4). (Ist.)
Jakarta, CB -- Indonesia dan Badan Pangan Perserikatan Bangsa-bangsa (Food Agriculture Organization/FAO)
sepakat untuk memberdayakan petani kecil. Komitmen itu dilontarkan
Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Stephen Rudgard, saat menyerahkan
surat kepercayaan kepada Menteri Luar Negeri Retno Priansari Marsudi, Senin (23/4).
Dalam
pertemuan tersebut, Menlu RI menyampaikan komitmen Indonesia pada
perbaikan ketahanan pangan. "Saya menekankan pentingnya peran petani
kecil dalam rantai suplai pangan global," kata Marsudi seperti juga
diutarakan lewat akun Twitter resminya.
Menyambut pernyataan
Menlu RI, Rudgard menegaskan bahwa berkaitan dengan petani skala kecil,
FAO fokus pada upaya pemberdayaan petani.
"Kita harus memperbaiki kehidupan dan sumber penghidupan petani
kecil di wilayah pedesaan, terutama kondisi ekonomi dan gizi mereka,"
kata Rudgard.
Menurutnya, perlu pendekatan yang seimbang, antara
tujuan komersial sektor pertanian, dan di saat yang sama memperbaiki
faktor kunci ketahanan pangan dan nutrisi.
"Akses yang mudah untuk pangan yang sehat dan bergizi adalah kuncinya, " kata Rudgard lewat rilis yang diterima
CNNIndonesia.com, Selasa (24/4).
FAO juga menekankan pentingnya 'agenda petani kecil dan pertanian
keluarga'. Sekitar 90 persen dari 570 juta pertanian dimiliki dan
dikelola oleh keluarga petani. Banyak keluarga petani tersebut dalam
kondisi miskin dan rawan pangan serta memiliki akses terbatas terhadap
pasar dan jasa.
Rudgard menuturkan pertanian yang berkelanjutan
dibutuhkan untuk menghadapi tantangan untuk peningkataan produksi
pangan, menciptakan lapangan kerja dan mengelola sumber daya alam
berkelanjutan. "Perbaikan kehidupan keluarga petani kecil adalah solusi
dari permasalahan ini," kata Rudgard.
Dalam pertemuan dengan
Rudgard, Menlu RI juga meminta dukungan bagi sawit Indonesia. "Dukungan
FAO pada kelapa sawit lestari juga penting artinya," kata Menlu RI, yang
juga disampaikan lewat akun Twitter-nya.
Sekitar 48 persen
perkebunan kepala sawit dimiliki oleh petani kecil. Kedua pihak
menggarisbawahi pentingnya pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang
berkelanjutan di Indonesia.
Kerja Sama Pertanian, Perikanan dan KehutananKerja
sama Indonesia-FAO berlandaskan pada Country Programming Framework
(CPF/Kerangka Program Kerjasama Nasional), sebuah dokumen dinamis yang
menetapkan empat area prioritas pemerintah sebagai referensi dalam
kemitraan FAO dengan Pemerintah Indonesia selama lima tahun yaitu
2016-2020.
Dokumen tersebut menekankan pentingnya memperkenalkan inovasi,
praktik terbaik, pengetahuan dan standar yang ada di Indonesia secara
global dengan kerjasama para ahli internasional dan nasional.
Di
sektor pangan, pertanian, perikanan dan kehutanan. Rudgard mengatakan
FAO terus bekerja untuk menyelaraskan program FAO dengan prioritas
pemerintah dan memperkuat bantuan teknis khususnya dalam sektor pangan
dan pertanian.
Kedua belah pihak membahas kemungkinan untuk
mengadakan pertemuan nasional dalam waktu dekat yang berfokus pada upaya
membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan dan meningkatkan status
gizi seluruh rakyat Indonesia.
Rudgard telah berkecimpung selama
lebih dari 30 tahun pada area pertanian yang berkelanjutan dan ketahanan
pangan di negara-negara tropis.
Sebelum bertugas di Indonesia,
Stephen adalah Kepala Perwakilan FAO di Laos selama 4 tahun, dan 14
tahun sebelumnya bertugas di Kantor Pusat FAO di Roma, dengan posisi
terakhir sebagai Chief of Knowledge and Capacity for Development.
Credit
cnnindonesia.com