Valletta (CB) - Tentara Malta berhasil mengambil kendali sebuah
kapal tanker kecil yang dibajak sejumlah migran, yang diselamatkan di
lepas pantai Libya, ungkap Pasukan Bersenjata Malta (AFM) dalam satu
pernyataan, Kamis.
Saksi Reuters mengatakan, kapal tanker tersebut sedang dikawal oleh kapal patroli menuju pelabuhan Valleta.
Sebanyak 108 migran diselamatkan dengan menggunakan kapal kargo Elhiblu 1. Mereka lantas membajak kapal tersebut setelah tahu bahwa kapal itu akan membawanya kembali ke Libya.
Wakil Perdana Menteri Italia, Matteo Salvini, pada Rabu (27/3) mengatakan bahwa Italia tidak akan membuka pelabuhannya untuk "para penjahat" yang melancarkan aksi pembajakan.
AFM mengaku telah berkomunikasi dengan kapten kapal saat kapal tersebut berada di 30 mil dari Malta.
"Kapten berulangkali menyatakan bahwa ia tidak memegang kendali atas kapal tersebut. Ia bersama kru dipaksa dan diancam oleh sejumlah migran untuk melanjutkan perjalanan menuju Malta," kata AFM.
AFM mengungkapkan salah satu kapal patrolinya menghentikan kapal yang memasuki perairan Malta dan tim operasi khusus kemudian dikerahkan untuk menaiki dan mengamankan kapal tersebut.
Tim khusus dilengkapi dengan dua pesawat pencegat cepat, sejumlah kapal patroli lainnnya dan satu helikopter.
Pihaknya mengatakan kapal tersebut kini dikawal menuju pelabuhan Valletta untuk diserahkan kepada kepolisan Malta guna penyelidikan lebih lanjut.
Saksi Reuters mengatakan, kapal tanker tersebut sedang dikawal oleh kapal patroli menuju pelabuhan Valleta.
Sebanyak 108 migran diselamatkan dengan menggunakan kapal kargo Elhiblu 1. Mereka lantas membajak kapal tersebut setelah tahu bahwa kapal itu akan membawanya kembali ke Libya.
Wakil Perdana Menteri Italia, Matteo Salvini, pada Rabu (27/3) mengatakan bahwa Italia tidak akan membuka pelabuhannya untuk "para penjahat" yang melancarkan aksi pembajakan.
AFM mengaku telah berkomunikasi dengan kapten kapal saat kapal tersebut berada di 30 mil dari Malta.
"Kapten berulangkali menyatakan bahwa ia tidak memegang kendali atas kapal tersebut. Ia bersama kru dipaksa dan diancam oleh sejumlah migran untuk melanjutkan perjalanan menuju Malta," kata AFM.
AFM mengungkapkan salah satu kapal patrolinya menghentikan kapal yang memasuki perairan Malta dan tim operasi khusus kemudian dikerahkan untuk menaiki dan mengamankan kapal tersebut.
Tim khusus dilengkapi dengan dua pesawat pencegat cepat, sejumlah kapal patroli lainnnya dan satu helikopter.
Pihaknya mengatakan kapal tersebut kini dikawal menuju pelabuhan Valletta untuk diserahkan kepada kepolisan Malta guna penyelidikan lebih lanjut.
Credit antaranews.com