AS menginstruksikan sejumlah produsen minyak domestik memotong transaksi Venezuela..
CB,
WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk
mengurangi perdagangan minyaknya dengan Venezuela. Seperti dikutip
Reuters,
Jumat (29/3), AS telah menginstruksikan sejumlah produsen minyak
domestik untuk memotong transaksi dengan Venezuela sebagai sanksi atas
Venezuela.
Kebijakan itu diketahui sebagai salah satu upaya gedung putih untuk
menekan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro untuk mundur dari jabatannya.
Pemerintah AS juga telah mengetahui bahwa Nicolas tengah mendekat
kepada perusahaan-perusahaan non-AS untuk kebijakan luar negeri
Venezuela yang sedang dituju.
Washintong
secara khusus ingin mengakhiri pengiriman bahan bakar bensin dan
berbagai produk olahan yang berguna untuk mencairkan minyak mentah di
Venezuela. Namun, menurut sumber
Reuters, khusus untuk pengiriman bahan bakar jet dan diesel tidak akan diputus karena alasan kemanusiaan.
Meski
begitu, baru-baru ini, Departemen Luar Negeri AS telah memanggil
sejumlah perusahaan asing terkait rencana pemerintah AS memperluas
sanksi bagi Venezuela. Sumber Deplu AS menuturkan, segala jenis
perdagangan minyak, baik langsung maupun tidak langsung akan dianggap
sebagai pelanggaran.
“Kami terus terlibat dengan
perusahaan-perusahaan asing di sektor energi tentang kemungkinan risiko
yang akan mereka hadapi jika masih terus melakukan bisnis dengan
Venezuela,” kata salah seorang Juru Bicara Deplu AS.
Sebagaimana
diketahui, Pemerintah AS memainkan peranan penting terkait dengan
sumber daya minyak mentah yang dimiliki saat ini. Sekretaris Negara AS,
Mike Pompeo telah menjabarkan visi kerja dengan perusahaan-perusahaan
energi untuk mengisolasi Iran dan Venezuela.
Sebagai
catatan, ekspor minyak mentah dan bahan bakar dari AS ke Venezuela saat
ini turun menjadi 920 ribu barel per hari dari rata-rata sebelumnya 1,5
juta barel per hari. Presiden AS, Donald Trump juga telah meminta Rusia
untuk menarik pasukan dari Venezuela sebagai sanksi atas Venezuela.
Namun,
hingga saat ini, sikap Pemerintah Rusia masih menjadi pendukung setia
Nicolas Maduro. Meskipun, Nicolas telah dianggap sebagai orang yang
menjerumuskan Venezuela kepada krisis ekonomi dan kemanusiaan.