Selasa, 15 Februari 2022
PT PAL Bangun Proyek Kapal Selam Jalin Kerjasama Dengan PT Yodya Karya
Minggu, 13 Februari 2022
PT PAL dan Naval Group Kerja Sama Produksi Kapal Selam Scorpene
Senin, 21 Januari 2019
PT PAL Serahkan Kapal Perang Rumah Sakit Jenis LPD 124 ke TNI AL
Ilustrasi kapal perang milik Australia. TEMPO/Iqbal Lubis
CB, Jakarta - PT PAL Indonesia menyerahkan Kapal Perang Rumah Sakit jenis Landing Platform Dock (LPD) 124 dengan nama KRI Semarang pesanan TNI AL, sebagai bagian melengkapi armada militer multi tugas yang mampu mendukung tugas nonmiliter.
Penyerahan dilakukan di Dermaga Divisi Kapal Niaga, PT PAL Indonesia, Kawasan Ujung Tanjung Perak, Surabaya, Senin, 21 Januari 2019. Direktur Utama PT PAL Indonesia, Budiman Saleh mengatakan kapal yang diproduksi insan PAL Indonesia ini telah melalui tahap pengecekan dan serangkaian pengetesan yang ketat.
"Setelah melalui tahapan 'sea trial' yang dilaksanakan tiga hari, kemudian dilanjutkan dengan Commodorre Inspection, kapal ini telah teruji kualifikasinya," tutur Budiman.
Ia mengatakan, dengan sumber daya yang ada, PT PAL Indonesia selalu siap untuk pesanan selanjutnya, dan tidak akan henti-hentinya melakukan transformasi untuk pasar kapal kombatan.
Dikatakannya, proses produksi kapal sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan, dengan adanya penambahan fungsi khusus yang akan melengkapi tugas kapal ini ke depannya. Sebelumnya, kapal perang rumah sakit ini proses pengerjaannya dilakukan selama 23 bulan dengan fasilitas dua kapal pengangkut kecil atau "Landing Craft Utility" (LCU) dan total daya angkut 700 penumpang.
Kapal dengan nomor pembangunan W000298 ini dibangun atas kontrak jual beli NO KTR/03/02-49/I/2017/Disadal memiliki kecepatan sebesar 16 knot dengan mesin pendorong sebesar 2 x 2920 KW dan mampu bertahan selama 30 hari di laut serta bisa mengangkut tiga helikopter dan dua kapal LCVP serta beberapa kendaraan tempur.
Sementara itu, dengan adanya tambahan satu kapal perang rumah sakit, melengkapi armada TNI AL yang sebelumnya hanya memiliki satu kapal perang rumah sakit, yakni KRI dr Soeharso.
Credit TEMPO.CO
https://nasional.tempo.co/amp/1167033/pt-pal-serahkan-kapal-perang-rumah-sakit-jenis-lpd-124-ke-tni-al
Jumat, 13 Oktober 2017
Mau Dipindah ke Lampung, Bagaimana Kapasitas Galangan PAL di Surabaya?
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana memindahkan pabrik PT PAL Indonesia ke Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. PT PAL Indonesia menjadi salah satu BUMN strategis yang akan dipindahkan pabriknya bersama PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero).
Di Kabupaten Tanggamus sendiri sudah disiapkan lahan seluas 10.000 hektar yang sebagian dimiliki pemerintah untuk menjadi lokasi pabrik ketiga BUMN strategis tersebut.
Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia Elly Dwi Ratmanto mengungkapkan kondisi galangan kapal perseroan saat ini masih terbilang cukup untuk memproduksi pesanan kapal. Ia mengatakan rencana pemindahan pabrik atau galangan kapal ke Kabupaten Tanggamus merupakan kebijakan pemerintah.
Elly menambahkan, pihaknya belum mengetahui persis terkait rencana Kementerian Pertahanan tersebut, apakah memindahkan galangan kapal PAL Indonesia atau membangun galangan kapal baru di salah satu kabupaten di Lampung tersebut.
"Itu saya kurang tahu (mau dipindah atau dibangun pabrik baru), policy-nya pemerintah," ujar Elly.
Elly menambahkan, beberapa waktu lalu pihak Kementerian Pertahanan berkunjung ke PT PAL Indonesia dan melakukan survei fasilitas pembangunam kapal di Surabaya. Wacana tersebut juga sementara ini berasal dari pihak Kementerian Pertahanan.
"Sebetulnya saat itu sudah sempat sih dari Kemhan ada datang ke PT PAL survei menanyakan fasilitas kita yang di sini," kata Elly.
Credit finance.detik.com
Pabriknya Mau Dipindahkan ke Tanggamus, Ini Respons PAL
Foto: Pool
Jakarta - Pemerintah berencana memindahkan pabrik BUMN strategis ke Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung. Salah satu BUMN strategis yang ikut pindah pabriknya adalah dan PT PAL Indonesia (Persero).
Rencana ini diungkapkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dalam kunjungannya ke PT Pindad (Persero) di Bandung bulan lalu. Bahkan pihaknya telah menyiapkan 10.000 hektar lahan untuk merealisasikan rencana tersebut.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh mengungkapkan bahwa Kementerian Pertahanan (Kemhan) sudah menyampaikan rencana ini ke masing-masing BUMN strategis. Kemhan dan BUMN strategis pun sudah bertukar pikiran mengenai rencana kepindahan pabrik tersebut.
Budiman menyambut baik adanya rencana tersebut, hanya saja diperlukan perencanaan yang lebih matang mengenai rencana pembangunan pabrik di Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung.
"Bagus strategis, perlu pemikiran dan perencanaan yang matang untuk sarana prasarana, supply chain, fasilitas baru, fasilitas umum, tenaga kerja, dan lain-lain," tutur Budiman.
Credit finance.detik.com
Melihat Tanggamus yang Disiapkan Jadi Lokasi Pabrik PTDI Hingga PAL
Foto: Dok. PTDI
Jakarta - Pemerintah berencana memindahkan pabrik BUMN strategis seperti PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan PT PAL Indonesia (Persero) ke Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung.
Rencana ini diungkapkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dalam kunjungannya ke PT Pindad (Persero) di Bandung bulan lalu. Bahkan pihaknya telah menyiapkan 10.000 hektar lahan untuk merealisasikan rencana tersebut.
Kabupaten Tanggamus sendiri memiliki luas Wilayah 2.855,46 Km² untuk luas daratan di tambah dengan daerah laut seluas 1.799,50 Km² dengan luas keseluruhan 4.654,98 Km².
Demikian dikutip detikFinance dari website resmi Pemerintah Kabupaten Tanggamus, Kamis (12/10/2017).
"Industri pertahanan makin lama makin maju. Dibuat modern. (Maka) perlu tempat besar," kata Ryamizard bulan lalu.
Akan tetapi, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, menjelaskan rencana tersebut belum dibicarakan secara matang. Rencana pemindahan pabrik BUMN strategis tersebut pun dikatakan baru usulan awal.
"Lahan belum ada kajian. Hanya usulan awal. Kita butuhkan lahan sama sekali belum ada komunikasi," tutur Harry.
Credit finance.detik.com
Rabu, 30 Agustus 2017
PT PAL Percepat Produksi Kapal Perang Pesanan TNI
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh saat proses keel laying di Grand Assembly Area Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero).
"PT PAL berhasil melebihi dari persyaratan minimal yang ditetapkan regulasi Marpol/Solas, di mana untuk tahapan keel laying (peletakan bagian bawah-red) pada kapal besar disyaratkan berat block minimal 50 ton atau setara 1 sampai 2 block. Namun pada saat ini PT PAL berhasil menyajikan 12 blocks sekaligus atau setara dengan berat hingga 400 ton lebih," tutur Budiman dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa 28 Agustus 2017.
Pengadaan kapal dengan masa pembangunan 23 bulan ini didasarkan pada kontrak dengan nomor KTR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. Dari lima tahapan proses pembangunan kapal, kata Budiman, tahapan kedua, yakni keel laying dilakukan empat bulan lebih awal dari rencana pada 28 Desember 2017.
“Langkah percepatan ini kami lakukan untuk mengantisipasi pemenuhan target proyek multi years yang sangat ketat, di mana pada akhir 2017 harus mencapai progres minimal yang ditetapkan sebesar 40%. Pencapaian progress pada akhir Juli 2017 telah mencapai 21,72% dari rencana 11,50% atau surplus 10,22%, sehingga kami merasa optimistis untuk dapat memenuhi target akhir tahun yang telah ditetapkan," tuturnya.
Hadir dalam proses tersebut, Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi didampingi Wakil Komisaris Rahmat Lubis dan para pejabat TNI AL, manajemen PT PAL .
Budiman menjelaskan, kapal ini memiliki fungsi untuk menjalankan berbagai operasi militer sebagai bentuk penguat diplomasi TNI AL dalam menjaga dan mengamankan wilayah perbatasan laut terluar kedaulatan Indonesia.
Selain itu, kapal ini mampu menjalankan misi kemanusiaan, baik secara evakuasi, pencarian, penyelamatan bahkan fungsi administrasi pemerintahan bergerak.
"Kapal yang dirancang sebagai tempat pusat koordinasi ini mampu mengangkut hingga 771 personil yang terdiri atas crew, pasukan dan penumpang," ucapnya.
Sebelumnya, PT PAL telah membangun dua unit LPD melalui program alih teknologi (transfer of technology) dari Korea, yakni KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 pada 2011 untuk TNIAL.
Melalui pengalaman serta inovasi penguasaan teknologi, PT PAL juga telah berhasil untuk pertama kalinya mengekspor dua unit SSV pada 2016 dan 2017 untuk Angkatan Laut dengan tepat mutu dan tepat waktu.
Menurut Direktur Pembangunan Kapal, Turitan Indaryo melalui pendekatan dan implementasi strategi pembangunan dengan metode multi starting points, PT PAL telah membuktikan keberhasilan mengurangi durasi pembangunan dua unit LPD dari 5-6 tahun menjadi 2-3 tahun.
"Dengan kemampuan yang telah dibuktikan PT PAL sebagai galangan dalam negeri yang membangun alutsista matra laut, maka harapan kerja sama yang berlanjut antara industri dan pihak pengguna seperti TNI AL dapat terjalin lebih baik dan makin dapat dipercaya, sehingga dengan sinergi tersebut kemandirian industri pertahanan dalam negeri yang kuat dapat segera terwujud," tuturnya.
Credit sindonews.com
Selasa, 29 Agustus 2017
Tiba dari Korsel, KRI Nagapasa-403 Resmi Perkuat Alutsista TNI AL
Dengan diresmikan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nagapasa-403, maka kekuatan TNI AL akan bertambah dan meningkatkan kemampuan pertahanan nasional. Kapal selam ini merupakan pengembangan dari kapal selam tipe Chang Bogo Class milik Republic of Korean Navy (ROK Navy) dan kapal selam tipe Cakra yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut Indonesia.
Proses pembangunan kapal berada di bawah kendali pengawasan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Selam (Satgas Yekda KDSE DSME209) yang dipimpin Laksma TNI Iwan Isnurwanto.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi yang ikut menyambut kedatangan kapal selam canggih ini mengatakan, KRI Nagapasa-403 merupakan kapal selam kelas 209/1400 pertama dari tiga buah kapal selam sejenis yang dibangun di Korsel dan Indonesia.
Dalam rangka Transfer of Technology sekaligus Transfer of Knowledge, pembangunan kapal selam ketiga direncanakan akan dilaksanakan di galangan PT PAL Indonesia. "Ini merupakan kontribusi positif bagi kemajuan industri pertahanan terutama PT PAL, dalam rangka proses alih teknologi yang pada gilirannya akan dapat membangun kemandirian produksi dalam negeri di bidang teknologi pengembangan alutsista TNI," katanya.
KRI Nagapasa-403 merupakan satu dari tiga kapal selam yang dipesan Indonesia dari Korsel. Kapal tersebut dibangun pada 2013 dengan menggunakan transfer of technology (ToT).
Kapal selam ini merupakan produksi ekspor pemerintah Korsel yang pertama kali. Sebelumnya TNI AL punya KRI Cakra-401 dan KRI Naggala-402. Kali ini seri terbaru tiba di Indonesia. KRI Nagapasa itu dilengkapi peluncur torpedo. Kapal selam ini juga dilengkapi peluru kendali antikapal permukaan.
Kapal Selam ini dikomandani oleh Letkol Laut (P) Harry Setiawan Alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan 43, berangkat dari Korsel menuju Indonesia sejak 12 Agustus 2017 bersama 40 Awak KRI. KRI Nagapasa dilengkapi dengan torpedo black shark yang memiliki panjang 6,3 meter dengan diameter 533 mm. Torpedo ini memiliki jarak luncur ideal 50 kilometer dengan kecepatan 50 knot.
Senjata kelas berat buatan Whitehead Alenia Sistemi Subacquei (WASS) Italia akan didukung dengan kemampuan lainnya seperti naval combat management system-nya menggunakan MSI-90U Mk 2, Kongsberg Defence Systems. Untuk navigasi, kapal selam ini menggunakan Sagem’s Sigma 40XP inertial navigation system dan Integrating Navigation and Tactical Systems, dan OSI Maritime Systems ECPINS-W.
Credit sindonews.com
Kapal Selam Nagapasa Tiba, PT PAL Diminta Berbenah
Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) itu diminta untuk menyiapkan sarana prasarana bagi Nagapasa.
KRI Nagapasa 403 diproduksi oleh kontraktor pertahanan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME)
"Menyiapkan sarana prasarana pembangunan kapal selama baru dan galangan kapal untuk pemeliharaan dan perbaikan," kata pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati, Senin (28/8/2017).
Menurut dia, PT PAL harus mampu menjaga keberlangsungan peralatan KRI Nagapasa 403, baik platform dan permesinan maupun sistem deteksi serta senjata. (Baca juga:
Pada skala nasional, kata dia, kedatangan KRI Nagapasa 403 juga momentum bagi industri maritim dan galangan kapal lainnya di seluruh Indonesia untuk ikut aktif menyiapkan diri menerima perbaikan kapal selam.
"Kita tidak boleh bertumpu hanya kepada PT PAL. Pemerintah harus membuka kompetisi yang sehat agar tidak dimonopoli PT PAL. Kompetisi industri yang sehat dapat meningkatkan kinerja industri pertahanan," ujar perempuan yang biasa disapa Nuning ini.
Menurut dia, sudah seharusnya Komando Armada Tengah (Koarmateng) sudah terwujud dengan markas berada di Makassar. Sementara Komando Armada Timur (Koarmatim) digeser ke Sorong.
"Fasilitas sudah 75 persen tinggal geser saja tapi belum ada izin dari Mabes TNI. Padahal kebutuhan sudah mendesak," ucap Nuning.
Credit sindonews.com
Senin, 28 Agustus 2017
Selamat Datang, Nagapasa! Kapal Selam Baru Milik Indonesia
Infografis KRI Nagapasa yang akan datang pada siang ini di Tanjung Perak, Surabaya (ERIE DINI)
KRI Nagapasa dibuat sejak 2015. Peletakan lunas dilakukan pada 9 April tahun itu. Pada 24 Maret 2016, kapal mulai diluncurkan oleh Ryamizard.
Nagapasa dilengkapi delapan peluncur torpedo. Selain meluncurkan torpedo, perangkat senjata itu bisa menyebarkan ranjau.
KRI tersebut juga dilengkapi peralatan elektronik. Baik untuk sistem senjata maupun navigasi yang mutakhir dan modern. "Secara teknologi sudah maju dan siap untuk mendukung operasi pengamanan laut di Indonesia," imbuh Darwanto.
Nama Nagapasa diambil dari anak panah pusaka di cerita pewayangan. Raden Indrajit adalah pemilik anak panah pusaka itu. Indrajit dikenal punya kesaktian. Dia tidak pernah kalah dalam peperangan.
Tokoh pewayangan yang juga memiliki nama Megananda tersebut punya dua anak panah pusaka andalan. Yakni Nagapasa dan Mahanosara. KRI Nagapasa diharapkan bisa memiliki performa seperti yang ada dalam kisah pewayangan. Tangguh dan tak pernah kalah dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nagapasa juga diharapkan menjadi tonggak industri kapal selam tanah air. Sebab, pihak Indonesia dengan Korea Selatan sudah sepakat untuk transfer teknologi. Pembuatan kapal ketiga di kelas Nagapasa akan dilakukan di PT PAL Surabaya.
Untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI-AL, Indonesia berniat menghadirkan 12 kapal selam. "Bertahap," ucap Ryamizard.
Credit jawapos.com
Rabu, 03 Mei 2017
PT PAL Lepas Kapal Perang Kedua Pesanan Filipina, Ini Penampakannya
Jakarta - PT PAL (Persero) melepas (sail away) kapal perang kedua pesanan Filipina. Pelepasan dilakukan oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, di dermaga sisi timur, Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya.
"Kita patut bangga PT PAL dipilih untuk melakukan pembuatan kapal. Ini adalah bukti betapa erat hubungan kedua negara. Hubungan ini berlandaskan saling hormat dan percaya. Kepercayaan ini merupakan kehormatan dan kita jawab dengan hasil yang memuaskan," ujar Ryamizard, usai melepas kapal perang kedua pesanan Filipina, Selasa (2/5/2017).
Untuk selanjutnya, kata Ryamizard, kerja sama antar kedua negara akan terus ditingkatkan. Dengan hasil ini, Ryamizard meminta agar PT PAL terus meningkatkan kinerjanya agar terus dipercaya, tidak hanya oleh Filipina saja, tetapi oleh negara-negara lain.
"Harus kerja keras dan profesional," tandas Ryamizard.
Foto: Imam Wahyudiyanta
|
Sementara itu, Under Secretary for Defence Policy Philipines, Ricardo David Jr, mengucapkan terima kasih kepada PT PAL yang telah membangun kapal untuk Filipina. Kapal perang kedua pesanan Filipina tersebut merupakan bagian dari modernisasi sistem persenjataan Filipina.
"Kami akan terus memodernisasi sistem persenjataan kami hingga 2022. Kapal yang kami pesan ini kami gunakan untuk patroli di Filipina barat dan keamanan di perbatasan," kata Ricardo.
Pelepasan dilakukan Ryamizard yang didampingi Ricardo dengan melepas tali kapal. Kapal perang kedua pesanan Filipina ini merupakan kapal Landing Platform Dock (LPD) jenis Strategic Sealift Vessel (SSV). SSV ini dinamai Barko ng Republika ng Pilipinas (BRP) Davao Del Sur. Nama kapal ini diambil dari nama provinsi tempat kelahiran Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.
Meski berplatform LPD, namun SSV pesanan Filipina ini juga dilengkapi dengan persenjataan canggih. Kapal ini bisa didarati oleh tiga helkopter ditambah fasilitas hanggar. SSV ini juga bisa mengangkut 2 unit kapal Landing Craft Utility (LCU) dan berbagai macam kendaraan tempur dari truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).
Foto: Imam Wahyudiyanta
|
Dengan draft kapal sepanjang 5 meter, SSV kedua ini mampu menjangkau perairan dangkal sehingga bisa difungsikan sebagai rumah sakit terapung dan pengakutan bantuan/logistik ketika ada bencana.
Kapal SSV pertama pesanan Filipina telah dilepas pada 18 Januari 2016 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kapal pesanan Filipina pertama itu dinamai BRP Tarlac yang namanya diambil dari provinsi kelahiran Presiden Filipina sebelumnya Benigno Aquino.
Credit finance.detik.com
Jumat, 28 April 2017
PT PAL Mulai Garap Kapal LPD Pesanan TNI AL
Surabaya - TNI AL kembali memesan kapal Landing Platform Deck (LPD) ke PT PAL. Kapal LPD ke-3 yang dipesan TNI AL ini direncanakan akan digarap dan selesai dalam waktu 23 bulan.
"Terima kasih kepada TNI AL yang telah mempercayakan pembuatan kapalnya ke kami," ujar Dirut PT PAL Budiman Saleh dalam sambutannya pada acara Ceremony of First Steel Cutting Kapal Landing Platform Dock (W000298) di bengkel fabrikasi divisi kapal niaga PT PAL Surabaya, Jumat (28/4/2017).
Untuk pembuatan kapal LPD, kata Budiman, PT PAL memang telah mempunyai pengalaman. Sebelumnya PT PAL telah menerima dan menyelesaikan pesanan kapal LPD juga dari TNI AL yakni KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593.
Kapal LPD ketiga pesanan TNI AL ini dipesan TNI AL melalui kontrak dengan nomor TR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. First Steel Cutting atau pemotongan plat pertama ini, kata Budiman, maju dua bulan lebih awal. Kapal ini direncanakan selesai dalam waktu 23 bulan.
"Ini adalah penyemangat bagi kami untuk menyelesaikan lebih cepat. Dan kami menyambut untuk pesanan selanjutnya," tandas Budiman.
Asisten Logistik KASAL Laksamana Muda TNI Mulyadi yang melakukan first steel cutting mengatakan bahwa pemilihan PT PAL untuk menggarap kapal LPD berkaca pada kebehasilan PT PAL dalam melakukan penggarapan kapal sejenis sebelumnya. Selain itu, TNI AL juga mendorong kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan industri nasional.
"Kemampuan PT PAL harus kita pelihara. Agar tak tergantung negara lain, (pesanan) harus kita beri terus. Kalau tak ada order, maka kemampuan akan menurun," ujar Mulyadi.
Pembangunan kapal LPD menurut Mulyadi juga masuk dalam rencana strategis jangka panjang dalam rangka pemenuhan kekuatan persenjataan. Selain untuk kepentingan militer, LPD juga bisa digunakan untuk membantu masyarakat seperti menyalurkan bantuan dan misi kemanusiaan.
Foto: Imam Wahyudinata
|
Mengenai first steel cutting yang maju dua bulan lebih awal, Mulyadi mengapresiasinya. Yang penting kapal juga harus selesai dua bulan lebih awal dari target 23 bulan yang ditentukan.
"Start-nya maju dua bulan, mudah-mudahan finish-nya dua bulan juga sebelum delivery. Saya guyoni, kalau terlambat saya denda, tapi kalau nggak ya Alhamdulillah, tapi nggak ada pertambahan nilai," gurau Mulyadi.
Mengenai kasus KPK yang menjerat dirut PT PAL sebelumnya, Mulyadi mengatakan bahwa itu tidak ada hubungannya dengan TNI AL. Itu hanyalah sedikit ujian untuk PT PAL agar terus berbenah.
"Itu nggak ada hubungannya dengan AL. Itu sedikit tersandung. Organisasi harus tetap jalan. Dirutnya juga sudah ada yang baru," tandas Mulyadi.
Spesifikasi kapal LPD yang dipesan TNI AL adalah sebagai berikut, panjang 124 meter, lebar 21 meter, kecepatan maksimal 16 knot, bobot penuh 7.200 ton, digerakkan dengan 2 mesin setara 3.900 HP, mampu mengangkut pasukan beserta crew sebanyak 771 personel, mampu menampung 3 helikopter, mampu membawa 4 kapal yakni 2 jenis kapal pengangkut Pasukan dan batalyon dan 2 kapal pengangkut pasukan patroli militer.
Credit finance.detik.com
Senin, 17 April 2017
BUMN Ini Kirim Kapal Perang Kedua ke Filipina Akhir April
Jakarta - PT PAL Indonesia (Persero) akan mengekspor kapal perang kedua jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) ke Filipina akhir bulan ini. Pengiriman kapal perang kedua tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan BUMN galangan kapal asal Surabaya ini.
Tepatnya pada Kamis (27/4/2017), BUMN yang berpusat di Surabaya akan mengirimkan kapal keduanya ke Filipina. Kapal perang SSV ini merupakan pesanan kedua dari The Department of National Defense of The Philippines, atau Kementerian Pertahanan Filipina.
"Tanggal 27 April ini," tutur Kepala Departemen Hubungan Masyarakat (Kadep Humas) PT PAL Indonesia Bayu Witjaksono saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (17/4/2017).
Nantinya, kapal SSV pesanan Filipina akan langsung dilayarkan dari Surabaya. Di dalam perjalanan yang diperkirakan menempuh waktu hingga 6 hari tersebut juga ada beberapa kru kapal Filipina.
"Dari Surabaya dilayarin langsung dari dermaga Surabaya menuju ke Filipina," ujar Bayu.
Bayu menambahkan, saat ini beberapa kru kapal asal Filipina sudah berada di Surabaya dan tengah mempelajari penggunaan teknologi kapal.
"Kru-kru Filipina sedang familirisasi, pengenalan alat-alat di kapal ini training sebulan sudah di Surabaya. Sekarang lakukan familirisasi pengemudi mesin yang terkait bagaimana cara bawa kapal," ujar Bayu.
Credit finance.detik.com