Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Kamis, 28 Maret 2019
PBB Kirim Pakar HAM Selidiki Pembantaian 157 Muslim Mali
BAMAKO - PBB mengirim para pakar hak asasi manusia (HAM) ke Mali tengah untuk menyelidiki pembantaian sekitar 157 warga Muslim di Ogossogou pada Sabtu lalu. Pembantaian itu dilakukan para pria bersenjata yang menyamar sebagai pemburu.
Para
korban rata-rata adalah petani dan penggembala dari komunitas Fulani
atau Peuhl. Menurut PBB, wanita yang sedang hamil ikut dibunuh dan
beberapa korban dibakar hidup-hidup.
Kelompok milisi Dogon
dituduh sebagai pelaku serangan brutal di sebuah desa etnik Peuhl sesaat
sebelum fajar pada hari Sabtu lalu. Milisi itu juga disalahkan atas
sejumlah serangan di Mali tengah selama setahun terakhir.
"Sebuah
tim yang terdiri dari 10 spesialis hak asasi manusia, agen perlindungan
anak dan dua penyelidik MINUSMA telah dikerahkan ke wilayah Mopti untuk
melakukan penyelidikan khusus terhadap peristiwa-peristiwa mengerikan
hari Sabtu," kata juru bicara misi PBB Olivier Salgado di Twitter, hari
Rabu, seperti dikutip Reuters, Kamis (28/3/2019).
MINUSMA adalah akronim dari Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali, nama misi PBB di Mali.
Ketua
jaksa penuntut Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Fatou Bensouda
mengatakan pada awal pekan ini bahwa kejahatan itu dapat berada di bawah
yurisdiksi ICC dan sebuah delegasi akan dikirim ke Mali.
Sebuah
misi Dewan Keamanan PBB telah mengunjungi negara Afrika Barat tersebut
untuk mencari solusi bagi kekerasan etnik ketika pembantaian tersebut
terjadi.
Seorang pejabat dari kota terdekat mengatakan pada hari
Sabtu lalu bahwa orang-orang bersenjata yang menyamar sebagai pemburu
Dogon menyerang desa-desa yang dihuni oleh para penggembala Fulani.
Kelompok Dogon mencurigai Fulani menyembunyikan militan Islam. Namun,
tuduhan itu telah dibantah oleh komunitas Fulani.
Serangan itu
terjadi kurang dari seminggu setelah serangan kelompok Islamis terhadap
sebuah pos tentara yang menewaskan sedikitnya 23 personel militer di
Mali tengah. Serangan itu diklaim oleh kelompok afiliasi al-Qaeda.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, MINUSMA mengatakan sebuah desa
komunitas Dogon di wilayah itu juga diserang pada malam pembantaian
terhadap etnik Fulani. Serangan terhadap komunitas Dogon menewaskan
sedikitnya empat orang.
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita
menanggapi serangan terhadap etnik Fulani dengan membubarkan kelompok
anti-jihad bernama Dan Na Amassagou yang beranggotakan milisi Dogon.
Kelompok yang main hakim sendiri itu diduga berada di belakang
pembantaian etnik Fulani.
Namun, Kelompok itu membantah anggotanya terlibat pembantaian dan menolak pembubaran oleh pemerintah.