India akan menjadi negara keempat yang menggunakan senjata anti-satelit.
CB,
NEW DELHI -- India telah menembak sebuah satelit di luar angkasa dengan
rudal anti-satelit. Hal itu merupakan terobosan besar dalam program
luar angkasa India.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan penembakan satelit
tersebut melalui siaran televisi. Dalam pidatonya, Modi mengatakan,
India akan menjadi negara keempat yang menggunakan senjata anti-satelit
setelah Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Cina.
"Beberapa
waktu lalu para ilmuwan kami telah menembak satelit sejauh 300 kilometer
di luar angkasa, di orbit rendah bumi. India telah membuat prestasi
luar biasa hari ini, India mendaftarkan namanya sebagai kekuatan luar
angkasa," ujar Modi, Rabu (27/3).
India telah memiliki
program luar angkasa selama bertahun-tahun. Seorang pakar keamanan di
Pusat Kebijakan Riset New Delhi, Brahma Chellaney mengatakan, AS, Rusia,
dan Cina sedang berlomba-lomba membuat senjata anti-satelit (ASAT).
"Ruang
angkasa sedang diubah menjadi medan pertempuran, dalam hal ini
keberhasilan India dengan senjata ASAT merupakan hal penting," kata
Chellaney.
Sebelumnya, menurut Secure World Foundation,
Cina telah menghancurkan sejumlah satelit pada 2007. Hal tersebut
menimbulkan awan puing orbital terbesar dalam sejarah dengan lebih dari
3.000 objek.
Seorang pakar dari Institute for Defence
Studies and Analyses, Ajay Lele mengatakan, India didorong untuk membuat
program anti-satelit yang diuji oleh Cina. Sebelumnya, para ilmuwan
pertahanan India telah meminta persetujuan politik untuk melakukan uji
coba secara langsung. Namun, pemerintah berkali-kali menentangnya karena
khawatir terhadap kecaman internasional.
Lele
mengatakan, India kemungkinan besar telah menghancurkan satelitnya
sendiri dalam rangkaian uji coba yang dilakukan selama tiga menit.
Menurutnya, India menggunakan rudal yang tidak memiliki hulu ledak.
"India
telah menggunakan rudal yang tidak memiliki hulu ledak, sehingga hanya
ada strip logam di atas rudal atau bagian logam dan rudal menembakkan
logam itu ke ruang angkasa, dan energi kinetik yang dihasilkan
menciptakan dampak lebih lanjut," ujar Lele.
Di sisi lain,
India khawatir bahwa Cina akan memberikan bantuan pertahanan kepada
Pakistan, termasuk untuk program luar angkasanya. Sejumlah analis
mengatakan, kekhawatiran dan ketakutan India adalah apabila Pakistan
meminta bantuan Beijing untuk melakukan uji coba dalam program luar
angkasa.
"Saya pikir Pakistan tidak mungkin mencapai
tingkat pencapaian tersebut dengan sendirinya. Pakistan dan Cina
memiliki kemitraan strategis yang sangat dalam, sehingga kemampuannya
tidak dapat diabaikan," ujar Direktur Society for Policy Studies, Uday
Bhaskar.
Sebelumnya, AS melakukan uji anti-satelit pertama
pada 1959. Pada 1985, AS menguji AGM-135 yang diluncurkan dari pesawat
tempur F-15, dan menghancurkan satelit Amerika bernama Solwind P78-1.
Setelah
itu, AS tidak melakukan uji coba selama lebih dari 20 tahun hingga
2007. Setelah Cina menembakkan senjata anti-satelit, AS kembali
melakukan Operasi Burnt Frost, menggunakan rudal SM-3 yang diluncurkan
untuk menghancurkan satelit mata-mata yang mati.