Illustrasi - Mesir mengungkapkan
keberadaan mumi dari pemuka agama yang diperkirakan berumur 2.500 tahun
dari sebuah makam kuno di bagian selatan Kairo.
Minya, Mesir (CB) - Mesir
mengungkapkan keberadaan mumi dari pemuka agama yang diperkirakan
berumur 2.500 tahun dari sebuah makam kuno di bagian selatan Kairo.
Seorang ahli tentang Mesir, Zahi Hawass dan tim Mesir membuka tiga
sarkofagus atau tempat penyimpanan jenazah Mesir dari dinast ke 26.
Salah satunya berisi satu mumi yang diawetkan dengan sangat baik, dari
jenazah seorang pendeta yang disegani, terbungkus kain dan berhiaskan
emas menggambarkan Dewi Isis dari Mesir kuno.
Tim tersebut juga membuka dua sarkofagus yang lain salah satunya berisi
mumi perempuan berhiaskan manik-manik biru dan yang lainnya dengan ayah
di makam keluarga. Temuan itu disiarkan langsung oleh saluran Discovery
pada Minggu.
Dalam situs makam di provinsi Minya, tim juga menemukan kepala lilin
yang langka. "Saya belum pernah menemukan benda seperti ini dalam
periode akhir," kata Hawass.
Para arkeolog Mesir menemukan situs tersebut satu setengah tahun yang lalu dan penggalian masih berlanjut.
"Saya sangat yakin bahwa situs ini perlu digali mungkin hingga 50 tahun
ke depan," kata Hawass kepada Reuters sehari sebelum tiga sarkofagus itu
dibuka. Dia mengharapkan akan menemukan lebih banyak kuburan di tempat
tersebut.
Pada 1927, sebuah sarkofagus dari batu kapur berukuran raksasa ditemukan
di kawasan tersebut dan ditempatkan di museum Mesir di Kairo, tapi
situs ini kemudian dilupakan, kata Hawass.
Akan tetapi dua tahun yang lalu, ditemukan penggalian tidak berizin dan
dihentikan, katanya. Kejadian itu memperingatkan para arkeologis yang
kemudian memulai penggalian.
CB, Dubai – Otoritas Arkeologi dari Uni Emirat Arab menemukan 15 makam kuno berusia ribuan tahun.
Makam ini ditemukan di situs penggalian arkeologi ed-Dur di Umm Al Quwain.
Direktur
Jenderal Departemen Pariwisata dan Benda Antik, Alia al-Ghafli,
mengatakan petugas menemukan sejumlah patung dari perunggu, keramik,
perhiasan, yang berusia dari tahun 1 sebelum masehi.
“Petugas juga menemukan koin kuno dari abad 4 masehi dari era Kaisar Iskandar Agung,” kata Alia seperti dilansir Khaleej Times pada Ahad, 31 Maret 2019.
Koin
uang ini mulai bereda di Semenanjung Arab pada sekitar awal mulai orang
Kristen masuk ke kawasan ini. Sebagian koin yang ditemukan, berdasarkan
temuan beberapa tahun lalu, ternyata juga dibuat di kawasan padang
pasir ini.
Ini terlhat dari temuan alat cetak uang, yang terbuat dari batu di daerah Meiha, Sharjah.
“Ekskavasi
ini selaras dengan strategi pemerintahan daerah Umm AL Quwains untuk
mendorong eksplorasi di kawasan ini,” kata Al Ghafli. Dia mengatakan
petugas akan menggali lebih banyak titik situs arkeologi termasuk di makam kuno di negara itu.
Pelabuhan kuno tersebut terletak di Kota Aswan Selatan.
REPUBLIKA.CO.ID,
ASWAN – Para arkeolog Mesir menemukan pelabuhan kuno berusia 3.000
tahun. Bebatuan yang digunakan untuk membangun pelabuhan itu digunakan
juga untuk pembangunan kuil dan obelisk.
Menurut
Kementerian Purbakala Mesir, pelabuhan kuno tersebut berada di dekat
situs arkeologi Gabel El Silsilia dekat Kota Aswan Selatan. Disebutkan
bahwa pelabuhan tersebut diperkirakan ada pada dinasti ke-18 sekitar
1543-1292 sebelum Masehi.
“Batu-batu yang digali di Gabel el-Silsila juga digunakan
dalam pembangunan kuil-kuil Mesir kuno di Karnak dan Kom Ombo,” kata
Direktur wilayah kuno Aswan dan Nubia, Abdel Moneim Said, seperti
dilansir Daily Sabah pada Rabu (27/3).
Mesir
telah mengumumkam serangkaian temuan arkeologis baru-baru ini.
Diharapkan penemuan-penemuan seperti itu akan memacu pariwisata yang
mengalami kemunduran besar selama kerusuhan pascaterjadinya revolusi
pada 2011. Andrian Saputra
Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).
Foto: AP
Artefak kuno yang ditemukan di gudang ini diperkirakan berusia 2.500 tahun.
CB, BIHEIRA
– Para arkeolog yang mengeksplorasi gudang anggur di Biheira, utara
Kairo, Mesir menemukan sejumlah barang antik bernilai sejarah. Tak hanya
botol berusia 2.500 tahun, para arkeolog juga menemukan koin zaman
Ptolemeus, pecahan keramik, dan karya mosaik.
Selain
itu, para arkeolog juga mendapati desain arsitektur canggih untuk
membuat suhu di dalam ruangan tetap terjaga, yakni dengan berbagai jenis
batu yang disusun.
"Gaya arsitektur terkemuka dalam fasilitas itu dengan dinding
bata lumpur dengan ketebalan berbeda di kedalamannya, dicampur dengan
batu kapur yang berbentuk tak teratur yang kemungkinan digunakan untuk
mengontrol suhu di dalam ruang bawah tanah,” digambarkan Sekretaris
Jendral Dewan Barang Antik Mesir, Mostafa Waziri seperti dilansir The Independent pada Selasa (29/1).
Otoritas
tertinggi kepurbakalaan Mesir pun mengumumkan penemuan di gudang anggur
yang tepatnya berada di kawasan Tel Kom Al Trogy Provinsi Biheira di
Delta Nil, dan memamerkan temuan-temuan yang telah dikumpulkan.
Wilayah
di sekitar Tel Kom memang dikenal sebagai penghasil beberapa anggur
terbaik selama periode Yunani-Romawi yang wilayahnya membentang hingga
Mesir dari abad ke-4 SM hingga kedatangan Islam di abad ke-7.
Negara
yang memiliki Piramida Agung Giza itu memang mahir dalam mengabarkan
temuan-temuan kuno secara teratur untuk membangkitkan minat para
pelancong dan pecinta arkeologi.
Pekan lalu, negara
itu meresmikan Bandara Internasional Sphinx, pusat penerbangan kedua
Kairo, yang terletak dekat dengan Piramida Besar dan Museum Mesir Kuno.
Rencananya Bandara tersebut akan dioperasikan bersamaan dengan Louvre di Prancis. Itu dijadwalkan untuk dibuka pada 2020.
Otoritas
Mesir pun memberi hadiah kepada wisatawan budaya yang mengunjungi
negara itu jauh lebih banyak daripada paket liburan bola salju atau
mengunjungi resor pantai Laut Merah.
Peneliti dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang memaparkan hasil penelitian kepada wartawan asing yang datang ke situs megalitikum Gunung Padang, Kamis (5/12).
CB, CIANJUR- Situs Gunung Padang yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, disebut kemungkinan memendam kuil selama ribuan tahun.
Kemungkinan ada sisa-sisa kuil kuno yang tersembunyi di bawah struktur piramida yang terkubur di bawah tanah di Situs Gunung Padang, Cianjur.
Hal itu terungkap dalam pertemuan tahunan American Geophysican Union (AGU) pada Rabu (12/12/2018).
Pertemuan ini memberikan hasil yang menjanjikan bagi pengungkapan misteri Gunung Padang yang selama ini menarik perhatian para arkeolog dunia.
Dalam pertemuan itu disebutkan bahwa kemungkinan besar ada sisa-sisa kuil kuno yang tersembunyi di bawah struktur piramida yang terkubur di bawah tanah selama ribuan tahun.
Situs Gunung Padang yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini ditemukan pada abad ke-19 yang ditandai dengan penemuan barisan pilar batu kuno.
Situs Megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur (Deni Denaswara)
Struktur bukitnya miring dengan bagian bawah berbentuk khusus yang bukan bagian dari lanskap alam, berbatu, dan diduga kuat merupakan struktur yang dibuat oleh manusia.
"Apa yang sebelumnya diperkirakan sebagai bangunan permukaan itu sebenarnya merupakan sebuah struktur yang sangat besar," kata Andang Bachtiar, ahli geologi independen dari Indonesia yang mengawasi pengeboran inti dan analisis tanah untuk proyek tersebut.
Danny Hilman Natawidjaja, peneliti proyek dan ilmuwan senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia kepada Live Science mengatakan bahwa meskipun struktur itu disebut piramida, bentuknya berbeda dengan piramida lainnya yang dibangun oleh bangsa Maya yang berbentuk simetris.
Piramida di Gunung Padang ini memiliki struktur memanjang dengan bentuk setengah lingkaran di bagian depan.
"Ini kuil yang unik," katanya.
Untuk mengungkap sisa-sisa misteri yang belum terungkap, para peneliti melakukan berbagai macam teknik untuk melihat ke dalam tanah.
Satu di antaranya survei radar bawah tanah, tomografi sinar-X, pencitraan 2D dan 3D, pengeboran inti, dan penggalian.
Para peneliti kemudian secara bertahap menemukan adanya beberapa lapisan struktur yang sangat besar.
Lapisan ini tersebar di area seluas sekitar 150 ribu meter persegi.
Diperkirakan struktur itu sudah dibangun selama ribuan tahun lalu, ditandai adanya periodisasi lapisan yang berbeda.
Misalkan di bagian paling atas ada pilar batuan basal yang membingkai teras langkah, dengan susunan kolom batu lainnya. Ini seperti membentuk dinding, jalur dan ruang.
Dalam konferensi AGU para ilmuwan melaporkan bahwa ini diperkirakan sudah berusia 3.000 hingga 3.500 tahun.
Di bagian bawah permukaan, hingga kedalaman sekitar 10 kaki (3 m), adalah lapisan kedua dari kolom batu serupa, yang diperkirakan berusia 7.500 hingga 8.300 tahun.
Lapisan ketiga, memanjang 49 kaki (15 m) di bawah permukaan, berusia lebih dari 9.000 tahun; itu bahkan menurut para ahli bisa mencapai usia 28.000 tahun yang lalu.
Natawidjaja menambahkan bahwa survei mereka juga mendeteksi beberapa ruang bawah tanah.
Saat ini, bagian atas situs ini kerap kali digunakan oleh warga setempat untuk berdoa maupun meditasi. Tak menutup kemungkinan ini juga digunakan oleh orang-orang terdahulu pada ribuan tahuan lalu.
Diduga lebih tua dari Piramida Mesir
Tahun 2014, SBY ketika masih menjabat sebagai presiden pernah menjelaskan mengenai proyek ekskavasi Gunung Padang ini.
Menurut SBY, situs Gunung Padang ini diduga merupakan bangunan prasejarah "terbesar" di dunia.
“Secara ilmiah, bukan klenik, didapat gambaran tentang misteri situs tersebut,” kata SBY melalui akun twitter pribadinya @SBYudhoyono.
SBY mengatakan, sejak 2011, telah mendapatkan laporan tentang penelitian situs Gunung Padang ini oleh para peneliti dan pakar unggulan Indonesia. Ia meminta agar penelitianini perlu dituntaskan untuk menguak sejarah masa silam.
Menurut dia, hasil penelitian selama ini menggambarkan, diduga usia situs Gunung Padang ini amat tua, lebih tua dari piramida Mesir, dan besarnya 9 kali Candi Borobudur.
“Jika semua perkiraan ini benar, perlu dilakukan pemugaran situs tersebut, sebagaimana pemugaran Candi Borobudur dulu,” tutur SBY.
CB, Jakarta - Para arkeolog Mesir
telah menemukan makam seorang pendeta yang dihiasi dengan hieroglif dan
patung-patung yang berusia lebih dari 4.400 tahun di kompleks piramida.
Makam
pribadi milik Wahtye, seorang pendeta agung yang mengabdi selama
pemerintahan dinasti kelima Raja Neferirkare, digali dari sebuah
pemakaman kuno Saqqara, di selatan ibukota Kairo, menurut laporan dari
Daily Mail, 16 Desember 2018.
Makamnya
yang berwarna cerah dihiasi dengan lukisan yang menunjukkan imam
kerajaan bersama ibu, istri dan anggota keluarganya, kata kementerian
barang antik Mesir.
Makam juga berisi lebih dari selusin ceruk dan 24 patung-patung warna-warni dari pendeta besar dan anggota keluarganya.
Makam ini berasal dari pemerintahan Neferirkare Kakai, raja ketiga dari Dinasti Kelima Kerajaan Kuno.
Panjang
makam sepuluh meter dan lebar tiga meter tepat di bawah tembok tinggi
yang dihiasi dengan hieroglif dan patung-patung Firaun.
Makam itu tidak tersentuh dan tidak dijaga, kata Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Peninggalan Antik Mesir.
Dia
menyebut penemuan ini adalah langka dan terjadi dalam sepuluh tahun
terakhir. Menurutnya makam itu unik karena jenis patung dan kondisi yang
nyaris sempurna.
Para arkeolog memindahkan lapisan terakhir puing dari makam pada Kamis dan menemukan lima lubang di dalamnya.
Pemandu
dari Kementerian Barang Antik memeriksa penemuan dari otoritas barang
antik Mesir di Giza, situs dari tiga piramida kuno di pinggiran Kairo,
Mesir. (REUTERS)
Makam tersebut baru sebagian saja
ditemukan dan para pejabat mengharapkan lebih banyak penemuan ketika
para arkeolog menggali situs itu lebih lanjut dalam beberapa bulan
mendatang awal tahun depan.
Salah satu porosnya terbuka tanpa ada
apa-apa di dalamnya, tetapi empat lainnya disegel. Waziri berharap satu
poros secara khusus akan mengungkapkan lebih banyak rahasia.
"Saya
dapat membayangkan bahwa semua benda dapat ditemukan di daerah ini.
Poros ini harus mengarah ke peti mati atau sarkopagus pemilik makam,"
kata Waziri."Warnanya hampir utuh meskipun makam itu hampir 4.400
tahun."
Pada
bulan November para pejabat arkeologi mengumumkan penemuan tujuh
sarkofagus di Saqqara, beberapa di antaranya berusia 6.000 tahun, selama
penggalian dimulai pada April oleh misi arkeologi yang sama.
Tiga dari makam-makam itu berisi mumi kucing dan scarab, permata Mesir kuno yang dipotong dalam bentuk kumbang.
Nekropolis
Saqqara di selatan Kairo adalah rumah bagi piramida Djoser yang
terkenal, lebih dari 4.600 tahun konstruksi yang mendominasi situs
tersebut dan merupakan monumen batu pertama di Mesir.
Penampakan makam imam besar bernama Wahtye yang diyakini hidup pada
masa Raja Neferirkare Kakai, di pemakaman kuno Saqqara di Giza, Mesir,
15 Desember 2018.[REUTERS]
Makam yang dibangun oleh
arsitek utama Imhotep untuk Pharoah Djoser, berdiri setinggi 62 meter
dan dianggap sebagai bangunan tertua di dunia yang dibangun seluruhnya
dari batu.
Menteri Kepurbakalaan Khaled el Enany mengatakan
penemuan itu adalah penemuan terakhir tahun 2018 dan penemuan ini
termasuk baru karena merupakan makam pribadi.
Dinasti Kelima memerintah Mesir dari sekitar 2.500 SM hingga 2,350 SM, tidak lama setelah piramida besar Giza dibangun.
Saqqara adalah nekropolis (pemakaman kuno) untuk Memphis, ibu kota Mesir kuno selama lebih dari dua milenia.
Bangsa
Mesir Kuno memumikan manusia untuk mengawetkan tubuh mereka untuk
kehidupan setelah kematian, sementara mumi-mumi hewan digunakan sebagai
persembahan religius. Sepanjang tahun 2018, arkeolog Mesir telah mengungkapkan lebih dari penemuan kuno.
Mumi tersebut diawetkan dengan baik di dalam sarkofagus yang belum pernah dibuka
CB,
LUXOR - Sebuah mumi wanita telah ditemukan di Kota Luxor, Mesir
selatan, pada Sabtu (24/11). Mumi tersebut diawetkan dengan baik di
dalam sarkofagus yang belum pernah dibuka sejak lebih dari 3.000 tahun
lalu.
Sarkofagus itu adalah salah satu dari dua sarkofagus yang ditemukan
di awal bulan ini. Misi penemuan dipimpin oleh peneliti Prancis di
nekropolis Al-Assasif di tepi barat Sungai Nil.
Sarkofagus
pertama telah dibuka sebelumnya dan diperiksa oleh para peneliti. Namun,
sarkofagus kedua ini langsung dibuka di hadapan media internasional.
Kementerian
Barang Antik Mesir mengatakan, salah satu dari mumi itu adalah wanita
bernama Thuya. Menurut juru bicara kementerian, Nevine Aref, para
peneliti masih terus mengidentifikasi secara pasti nama mumi lainnya.
"Satu
sarkofagus bergaya rishi, yang berasal dari dinasti ke-17, sementara
sarkofagus lainnya berasal dari dinasti ke-18. Keduanya terdapat mumi di
dalamnya," ujar Aref, dikutip The Guardian.
Dinasti
ke-18 berada di abad ke-13 SM. Dalam periode ini tercatat ada beberapa
firaun yang paling terkenal, termasuk Tutankhamun dan Ramses II.
Al-Assasif
adalah situs pemakaman para bangsawan dan pejabat senior yang dekat
dengan firaun. Situs ini terletak di antara makam kerajaan di Valley of
the Queens and the Valley of the Kings.
Temuan lainnya di
situs itu adalah sarkofagus, patung, dan sekitar 1.000 hiasan pemakaman
yang disebut ushabtis, yang terbuat dari kayu dan tanah liat. Makam itu
milik Thaw-Irkhet-If, pengawas mumifikasi di Kuil Mut di Karnak.
Tanah
sedalam 300 meter telah digali selama lima bulan untuk mengungkap
sarkofagus itu. Sarkofagus dihiasi dengan lukisan yang menggambarkan
pemilik dan keluarganya.
Mesir telah mengungkapkan puluhan
penemuan kuno sejak awal tahun ini. Negara itu berharap
penemuan-penemuan ini akan menghidupkan kembali minat para pelancong
yang pernah berbondong-bondong datang ke kuil-kuil dan piramida-piramida
terkenalnya, sebelum pemberontakan politik pada 2011.
ALBUQUERQUE
- Para arkeolog mengklaim binasanya kota Sodom dan Gomorrah akibat
dihantam asteorid yang meledak sekitar 3.700 tahun silam. Nama dua kota
di tepi Laut Mati itu abadi di dalam kitab suci sebagai kota kaum Nabi
Luth yang menjalani kehidupan seksual yang menyimpang.
Menurut
para arkeolog, penemuan dan penanggalan radiokarbon mineral yang tidak
biasa di Yordania menunjukkan persis itu terjadi sekitar 3700 tahun
silam.
Arkeolog Trinity Southwest University dan peneliti
biblikal Phillip Silvia mengatakan temuan awal batu kristal menunjukkan
bahwa ledakan besar metor menghempaskan dataran luas sepanjang 25 km di
tepi timur perairan Laut Mati, yang sekarang disebut Middle Ghor.
Dalam sebuah presentasi pada pertemuan tahunan American Schools of Oriental Research
minggu lalu, Silvia mengatakan penggalian di lima situs Middle Ghor
menunjukkan bahwa daerah tersebut telah binasa selama setidaknya 2500
tahun. Kemudian, tiba-tiba, wilayah ini mengalami keruntuhan kolektif
menjelang akhir Zaman Perunggu.
Dia mengatakan survei telah mengungkapkan sisa-sisa dari 120 permukiman di Middle Ghor, yang semuanya terkena ledakan api.
"Sekarang,
kami menggali situs Zaman Perunggu terbesar di wilayah ini, kemungkinan
situs Sodom itu sendiri," kata para peneliti yang dipublikasikan di website excavator.
Silva
mengatakan, reruntuhan kota Zaman Perunggu Tall el-Hammam, yang dia dan
timnya telah gali selama 13 tahun terakhir, memberikan bukti awal yang
paling penting dari sebuah meteor dengan ketinggian yang rendah.
Hammam menampilkan acropolis
yang diperbesar di mana kompleks istana dibangun. Itu tampak di atas
hamparan seluas 200km persegi dari apa yang kemungkinan sebuah kerajaan
kecil di tepi Sungai Yordan.
“Situs ini telah dimulai
(setidaknya) selama milenium ke-4 BCE, berkembang setidaknya selama
seribu tahun sebagai komunitas pertanian terbuka,” tulis para peneliti,
yang dikutip news.com.au, Kamis (22/11/2018).
"Tetapi
pada awal milenium ke-3 BCE, gangguan dramatis dalam kedamaian relatif
di wilayah itu terjadi, menyebabkan penduduk Tall el-Hammam membangun
sistem pertahanan yang tangguh yang mencakup tembok kota batu dan tanah
liat," lanjut para peneliti.
Kerajaan terus berkembang. Sampai, tiba-tiba, itu tidak terjadi.
"Sangat
luar biasa bahwa Tall el-Hammam dan tetangganya...mengalami bencana
yang berakhir dengan peradaban, uniknya sendiri, menjelang akhir Zaman
Perunggu Tengah," tulis mereka.
“Sementara kota-kota di barat
(Yerusalem, Bethel, Hebron), utara (Deir 'Alla, Pella, Beth Shan), dan
timur (Rabbath-Ammon, Tall al-Umayri, Nebo) berlanjut di Zaman Perunggu
Akhir, kota-kota dan desa-desa di timur Jordan Disk tidak."
"Fenomena
yang mengakibatkan perusakan peradaban di 'dataran berair yang baik
dari Sungai Yordan' dan kepedulian berulang selama berabad-abad sekarang
terungkap melalui analisis yang dilakukan oleh para peneliti 'hasil'
dari tujuh universitas yang berpartisipasi," lanjut laporan para
arkeolog di situs tersebut.
"Bahwa lahan pertanian paling
produktif di kawasan itu, yang telah mendukung peradaban yang terus
berkembang selama setidaknya 3000 tahun, harus tiba-tiba terhempas,
tempat tinggal manusia untuk jangka waktu yang lama telah memohon untuk
penyelidikan."
Silva mengatakan, gelombang kejut dari asteroid kemungkinan memaksa
tsunami Laut Mati menghantam tanah pertanian yang dulunya subur. Mereka
yang bertahan hidup dari 50.000 orang yang tinggal di daerah itu pada
waktu itu dipaksa oleh kondisi untuk pergi.
Sebuah makalah yang
diterbitkan oleh Silvia dan Steven Collins mengatakan; "Ini menegaskan
bahwa Tall el-Hammam juga menceritakan Right Story—bahwa bukti kehancuran konsisten dengan Genesis 19:22-28."
King
James Version (Ayat Alkitab Raja James) berbunyi; "Kemudian Tuhan
menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomorrah dari langit.
Dan menggulingkan kota-kota itu, dan semua dataran, dan semua penghuni
kota-kota, dan yang tumbuh di tanah."
Menurut Silva, penanggalan
radiokarbon menunjukkan hilangnya dinding batu tanah liat secara
tiba-tiba sekitar 3.700 tahun silam, yang hanya tersisa fondasi batu.
Ada
tanda-tanda di mana lapisan luarnya meleleh menjadi kaca.
Kristal-kristal zircon dalam film kaca itu akan terbentuk dalam detik
pertama dari ledakan panas-ekstrem, yang menunjukkan suhu panas seperti
permukaan Matahari.
"Bukti fisik dari Tall el -Amamam dan
situs-situs tetangga menunjukkan tanda-tanda dari suatu peristiwa yang
sangat merusak dan panas yang sangat destruktif, yang dapat diharapkan
dari apa yang digambarkan dalam Genesis 19," tulis para peneliti.
"Sampel tanah/abu yang dikumpulkan dari Tall el-Hammam mengandung bukti kehancuran tanah dan kontaminasi subsoil dengan garam Laut Mati yang mencegah budidaya tanaman selama berabad-abad setelah kejadian," imbuh para peneliti.
"Hasil
ledakan udara 10 megaton di sudut timur laut Laut Mati akan cukup untuk
menghasilkan kerusakan fisik yang teramati sejauh 10 km di Tall
el-Hammam. Perhatikan bahwa ini hanya setengah hasil dari peristiwa airburst Tunguska (di Siberia), jauh di dalam pengalaman manusia baru-baru ini untuk ledakan-ledakan meteorit," papar para peneliti.
SOFIA
- Bangkai kapal tertua di dunia yang diketahui umat manusia ditemukan
dalam kondisi utuh di Laut Hitam di lepas pantai Bulgaria. Bangkai kapal
tertulis tahun 400 Sebelum Masehi (SM), yang artinya usianya sudah
lebih dari 2.400 tahun.
Tim peneliti dari Inggris, Bulgaria,
Swedia, Amerika Serikat dan Yunani serta ilmuwam maritim menemukan
bangkai kapal itu selama survei area dasar laut seluas lebih dari 2.00
kilometer persegi. Menurut tim arkeolog, temuan tersebut merupakan kapal
perdagangan Yunani.
Kepingan kecil dari bangkai kapal telah
diambil untuk tes dan karbon. "Tertanggal 400 SM, menjadikannya bangkai
kapal yang utuh tertua yang diketahui umat manusia," kata tim peneliti
dari Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam (Black Sea MAP).
Tim itu
menghabiskan tiga tahun untuk menyisir kedalaman Laut Hitam dengan
menggunakan sistem kamera khusus dalam air dengan sistem kendali jarak
jauh. Kamera itu dapat memberikan gambar ultra definisi tinggi dari
jarak lebih dari dua kilometer di bawah permukaan.
Eksplorasi mereka menemukan lebih dari 60 bangkai kapal, termasuk kapal dagang Romawi dan armada tempur Cossack abad 17.
Air
pada kedalaman lebih dari dua kilometer tersebut itu bebas oksigen,
yang berarti bahwa bahan organik dapat dipertahankan selama ribuan
tahun.
"Sebuah kapal, yang masih utuh, dari dunia Klasik,
terletak di lebih dari dua kilometer di bawah permukaan, adalah sesuatu
yang mungkin saya tidak akan pernah percaya," kata Profesor Jon Adams
dari Universitas Southampton di Inggris selatan, yang menjadi peneliti
utama proyek tersebut.
"Ini akan mengubah pemahaman kita tentang pembuatan kapal dan pelayaran di dunia kuno," katanya.
Helen
Farr, seorang anggota tim proyek, mengatakan; "Kami memiliki beberapa
kapal karam yang sebelumnya, tetapi yang satu ini benar-benar terlihat
utuh."
"Proyek ini secara keseluruhan benar-benar melihat
perubahan permukaan laut dan banjir di wilayah Laut Hitam...dan bangkai
kapal adalah hasil sampingan yang menggemberikan dari itu," katanya
kepada radio BBC, yang dilansir Rabu (24/10/2018).
Selain
puluhan bangkai kapal, mereka menemukan sisa-sisa pemukiman awal Zaman
Perunggu di bawah air di dekat bekas pantai Laut Hitam.
Salah satu situs arkeologi di sekitar Riyadh / ilustrasi
Foto: SPA
Temuan itu mengingatkan kembali keberadaan zaman batu atau periode Paleolitik
CB,
JEDDAH — Sebuah ekspedisi Arab Saudi-Prancis berhasi mengungkap situs
arkeologi yang diduga berusia lebih dari 100 ribu tahun di Riyadh
selatan. Situs tersebut berlokasi di tengah gunung di Riyadh selatan,
Provinsi Kharj.
Dilansir di Arab News pada Senin (17/9), ekspedisi itu
beroperasi di bawah mandat Otoritas Nasional untuk Pariwisata dan
Warisan Nasional. Survei lapangan dilakukan di wilayah pegunungan.
Temuan itu mengingatkan kembali keberadaan zaman batu atau periode
Paleolitik di Provinsi Al-Kharj, sekitar 100 ribu tahun lalu.
Laporan Saudi Press Agency
mengatakan temuan itu adalah kali pertama situs dari periode Paleolitik
ditemukan di Provinsi Al-Kharj. Tim peneliti menemukan sisa-sisa
tembikar pecah, dan gelang yang terbuat dari kaca patri.
Selain
itu, tim peneliti juga menemukan situs Ain Dalea, di selatan Al Kharj
sebagai bukti adanya permukiman manusia awal sejak 5.000 tahun yang
lalu. Ekspedisi itu beranggotakan 18 orang ilmuan dan arkeolog dari Arab
Saudi dan Prancis.
Para arkeolog Yunani menemukan makam seorang
wanita bangsawan yang dikubur dengan perhiasan emasnya di monumen
pemakaman Romawi Kuno terletak di Pulau Sikinos.(Greek Culture
Ministry/Thanos Kartsoglou/Handout via REUTERS)
Jakarta, CB -- Para arkeolog Yunani menemukan sebuah makam seorang wanita bangsawan yang dikubur dengan perhiasan emasnya di monumen pemakaman Romawi Kuno terletak di Pulau Sikinos.
Menurut
inskripsi yang diukir di makam, nama wanita bangsawan tersebut adalah
Neko - atau Νεικώ jika ditulis dalam alfabet Yunani.
Makam
berbentuk kotak itu ditemukan dalam kondisi utuh dalam kubah monumen
Episkopi, sebuah monumen pemakaman era Romawi yang langka, yang kemudian
diubah menjadi gereja dan sebuah biara.
Foto: Greek Culture Ministry/Thanos Kartsoglou/Handout via REUTERS Makam Neko di Yunani
Perhiasaan emas antara lain cincin, gelang dan sebuah kalung
panjang, gesper kameo untuk ikat pinggang wanita, vas-vas yang terbuat
dari gelas dan metal dan sobekan kain dari baju wanita ditemukan di
dalam makam.
Menurut para arkeolog, mausoleum yang terawat dengan
baik di sebuah pulau kecil, di gugusan pulau Cylandic sebelah tenggara
Athena, tampaknya dibangun untuk menjaga pemakaman.
"Ini sangat
tidak terduga, kami sangat beruntung," Direktur Studi Antik jaman
Ephorate di Cyclades, Dimitris Athanassoulis menceritakan kepada Reuters, Senin (23/7). "Ini mausoleum Neko."
Foto: Greek Culture Ministry/Thanos Kartsoglou/Handout via REUTERS Penemuan perhiasan di makam Neko, wanita bangsawan 1.800 tahun lalu.
"Ini sangat langka. Sebuah monumen, dari Aegean, monumen ini
termasuk salah satu yang paling berkesan dan memiliki identitas. Kami
mengetahui untuk siapa ini dibangun, punya jasadnya, namanya."
Walaupun
banyak perampokan yang menyerang kuburan di zaman kuno dan perubahan
fungsi penggunaan gedung selama berabad-abad, makam Neko ditemukan dalam
kondisi utuh karena tersembunyi di sebuah titik kosong antara dua
dinding di lantai dasar gedung, kata Athanassoulis.
Para ahli
menganggap Neko mempunyai koneksi dengan pulau itu, tetapi,tidak
diketahui apakah dia berasal dari Pulau Sikinos. "Kita sekarang mencoba
untuk mencari informasi lebih banyak tentang Neko," kata Athanassoulis.
"Kita baru saja mulai."
CB, Jakarta - Sejumlah arkeolog Mesir,
Sabtu 14 Juli 2018, mengungkapkan mengenai kuburan kuno dan ruang kerja
mumifikasi yang mereka temukan di kedalaman 30 meter bawah tanah dekat
kuburan Saqqara, selatan Kairo.
Para arkeolog itu berharap ruang
kerja mumifikasi di bawah tanah tersebut dapat memberikan pengetahuan
baru mengenai minyak yang digunakan oleh bangsa Mesir kuno untuk memumi
jenazah.
Seorang
pekerja barang antik Mesir berada dekat peti mati di dalam lokasi
pemakaman yang baru ditemukan di Minya, Mesir, 24 Februari 2018. Kepala
Misi Arkeologi, Mostafa Waziri mengatakan sejauh ini telah ditemukan
delapan makam. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Kuburan tua yang usianya diperkirakan lebih dari 2.000 tahun itu
diyakini menjadi penanda periode kekuasaan Persia di kawasan tersebut
pada 664-404 Sebelum Masehi.
Laporan Middle East Monitor menyebutkan, di terowongan kuburan tua yang ditemukan para arkeolog pada April 2018 terdapat 35 mumi.
Sebuah
pemakaman hewan yang terdapat sebuah mumi anjing berada di dekat situs
pemakaman yang baru ditemukan di Minya, Mesir, 13 Mei 2017. REUTERS
"Hasil
temuan ini akan menambah dua hal penting. Pertama, mengenai tipe minyak
yang digunakan untuk mumifikasi. Kedua, bahan kimia yang mereka gunakan
untuk membaluri jenazah. Dengan demikian, kami akan sanggup
mengidentifikasi minyak yang digunakan," kata Ramadan Badry Hussein,
Kepala Misi Mesir-Jerman untuk Temuan Mumi.
Selain
minyak atau bahan kimia, para arkeolog menemukan ratusan patung batu
kecil, guci dan bejana digunakan dalam proses mumifikasi di dalam ruang
pemakaman. Mesir
berharap hasil temuan para arkeolog itu dapat mencerahkan para
pelancong asing untuk datang ke Mesir setelah negeri itu dihantam
berbagai kerusuhan sejak 2011.
Athena (CB) – Sebuah tablet purbakala berukirkan 13 bait
Odisseia ditemukan di Yunani selatan, yang diduga merupakan domumentasi
pertama atas sajak epos legendaris itu, kata Kementerian Kebudayaan
Yunani, Selasa (10/7) setempat.
Tablet tersebut ditemukan setelah ekskavasi selama tiga tahun oleh Badan
Purbakala Yunani bekerja sama dengan Lembaga Purbakala Jerman.
Lempeng tanah liat itu diyakini berasa dari abad ketiga pada era Romawi
dan ditemukan di dekat peninggalan Kuil Zeus di tempat lahir Olimpiade
di Peloponnese barat, demikian dilansir AFP.
“Jika tanggalnya dikonfirmasi, tablet tersebut bisa jadi catatan
tertulis karya Homer tertua yang ditemukan” di Yunani, kata kementerian
dalam pernyataan.
Salah satu bagiannya yang diambil dari buku 14, menggambarkan kembalinya Ulysses ke kampung halamannya di Pulau Ithaca.
Pertama kali dibuat secara lisan sekitar abad ke-8 SM, epos tersebut –
yang berhubungan dengan penulis kuno Yunao Homer – kemudian disalin saat
era Kekristenan ke atas perkamen yang baru ditemukan beberapa bagian
saja di Mesir.
CB, Jakarta – Tim arkeolog dari Universitas Tubingen, Jerman, menemukan reruntuhan kota kuno Mardaman yang diperkirakan berusia 4.800 tahun. Reruntuhan ini ditemukan di Kurdistan, wilayah utara Irak.
Setelah
melakukan penggalian betahun-tahun, akhirnya para arkeolog ini
menemukan reruntuhan yang dipercaya pernah hidup makmur selama
berabad-abad. Penelitian penting ini berawal dari penemuan pot berisi 92
prasasti di tengah reruntuhan bekas bangunan istana.
Betina
Faist, ahli filologi dari Universitas Heidelberg, Jerman, berhasil
memecahkan tulisan dalam prasasti itu. Dari situ diketahui kota kuno itu
bernama Mardaman atau sesekali disebut Mardama.
Menurut Peter
Pfalzner, professor arkeologi Timur dari Tubingen, reruntuhan Mardaman
(sekarang terletak dekat kota modern Bassetki) diperkirakan mulai
dibangun antara 2800 dan 2650 tahun sebelum masehi. Kota itu mencapai
puncak kejayaannya pada 1900 dan 1700 tahun sebelum masehi.
Prasasti ini dibuat sekitar 1250 tahun sebelum masehi, saat Mardaman
masuk ke dalam pemerintahan Asiria yang dipimpin oleh Assur-nasir.
Sedangkan istana tempat ditemukannya prasasti itu diperkirakan hancur
pada 1200 tahun sebelum masehi. Tetapi kotanya masih terus hidup dan
berkembang sampai periode Neo-Asiria pada 911 hingga 612 tahun sebelum masehi.
“Prasasti-prasasti
itu memuat urusan-urusan administratif dan komersial dengan masyarakat
Mardama,” tutur Pfalzner, yang memimpin tim penggalian.
Mengacu
pada prasasti yang pernah ditemukan di situs arkeologi lain, Mardaman
pernah menjadi kerajaan merdeka, sebelum menjadi bagian kerajaan yang
lebih besar. Pada sejarahnya Mardaman pernah diserang dan mengalami
kehancuran di beberapa bagian, tetapi penduduk membangun kembali
kotanya.
Pot yang memuat prasasti di dalamnya itu ditemukan dalam
kondisi terbungkus tanah liat, yang diartikan sebagai upaya penduduk
kota dalam menyelamatkan prasasti.
“Prasasti disembunyikan dengan
cara ini, beberapa saat setelah kota dikepung dan bangunan-bangunan
dihancurkan,” katanya. “Mungkin informasi dalam prasasti ini dilindungi
untuk diwariskan pada anak cucu mereka.”
“Mardaman berkembang
menjadi kota yang berpengaruh, karena berada di jalur perdagangan antara
Mesopotamia, Anatolia, dan Suria,” kata Pfalzner. “Saat itu Mardaman
adalah kekuatan besar di Mesopotamia.”
Tim arkeolog dari Tubingen
memulai pekerjaannya pada 2013. Proyek penggalian mereka adalah
ekskavasi besar pertama yang dilakukan di kota itu. Penemuan lain berupa
patung orang telanjang pernah ditemukan di situs itu pada 1960.
Saat ini penggalian terus dilanjutkan. Pfalzner merasa lega kota kuno Mardaman terhindar dari penjarahan seperti yang terjadi pada situs-situs lain di Irak.
Riyadh -
Pemerintah Arab Saudi tengah membangun kota kuno Al Ula menjadi
museum. Bahkan diklaim bakal menjadi museum terbuka terbesar di dunia.
Dilansir
Al Arabiya, Senin (23/4/2018), pembangunan di situs bersejarah tersebut
telah dimulai. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
menandatangani perjanjian 10 tahun dengan pemerintah Prancis untuk
membangun museum di kawasan tersebut.
'Kota Hantu' di Saudi Akan Jadi Museum Terbuka Terbesar Dunia Foto: dok. Al Arabiya
Direktur Jenderal Komisi Kerajaan untuk kota Al Ula, Omar Madani
mengatakan, wisatawan dapat mengunjungi museum terbuka tersebut dalam
waktu 3 hingga 5 tahun ke depan. Ditargetkan 2,5 juta wisatawan akan
mengunjungi tempat itu per tahunnya.
Selama
ini, Al Ula dijuluki juga sebagai 'kota hantu'. Kota berusia 2.000
tahun itu merupakan daerah berbatu dengan sejumlah artefak dari era 900
sebelum masehi (SM). Wilayah Al Ula merupakan situs bersejarah yang
paling penting untuk Arab Saudi.
'Kota Hantu' di Saudi Akan Jadi Museum Terbuka Terbesar Dunia Foto: dok. Al Arabiya
Sejumlah
sumber menyebut, Al Ula pernah dilewati oleh Nabi Muhammad SAW dalam
perjalanan menuju Perang Tabuk. Perang tersebut adalah perang yang
terjadi antara Arab dengan Bizantium. Namun kota itu perlahan
ditinggalkan oleh warganya dan menjadi 'kota hantu' alias tak
berpenghuni.
CB, Riyadh- Arkeolog menemukan sejumlah pahatan unta berukuran besar di daerah gurun pasir Provinsi Al Jawf, Arab Saudi.
Pahatan
ini diperkirakan berusia lebih dari 2000 tahun. Para ahli mengatakan
belum pernah menemukan pahatan unta dengan ukuran sebesar ini
sebelumnya.
Ini patung berbentuk unta berukuran asli yang ditemukan di daerah gurun pasir Provinsi Al Jawf, Arab Saudi. Gizmodo
"Kami bisa mengidentifikasi sekitar selusin pahatan dengan kedalaman berbeda yang menggambarkan unta dan kuda," begitu dilansir Daily Mail, Rabu, 14 Februari 2018.
Dua lembaga yang terlibat penelitian ini adalah Centre National de la Recherche Scientifique dari Perancis dan Saudi Commission for Tourism and National Heritage. Tim telah meneliti lokasi ini sejak 2016.
Ini lokasi penemuan relief unta berukuran besar yaitu di daerah gurun pasir Provinsi Al Jawf, Arab Saudi. Gizmodo
Para
peneliti menemukan ada selusin pahatan tersebar di kawasan ini.
Sebagiannya sudah dalam keadaan tidak utuh karena dinding batu mengalami
pengikisan hingga pecah.
Para ahli menduga lokasi ini dulunya merupakan tempat penyembahan ritual keagamaan. Pahatan unta di dinding batu di gurun Saudi itu menjadi penanda lokasi. Meski begitu, para ahli menilai misteri mengenai pahatan unta besar ini belum terpecahkan.
Lebih dari 60.000 struktur Maya yang sebelumnya belum diketahui,
termasuk piramida, istana, dan jalan, telah ditemukan di bawah rimbun
hutan di Guatemala. Penemuan ini merupakan terobosan besar.
Para
peneliti menggunakan teknologi laser untuk melihat di bawah kanopi
hutan di Peten, wilayah yang dekat dengan kota-kota Maya yang telah
terkenal. Laser mengungkap sisa-sisa megalopolis (wilayah berpenduduk
padat yang berpusat pada satu kota besar atau beberapa kota besar)
pra-Kolumbia yang jauh lebih rumit dibandingkan sebelumnya yang diyakini
para pakar.
Penemuan itu pun menunjukkan Amerika Tengah
memiliki satu peradaban yang puncaknya 1.500 tahun lalu, lebih canggih
dibandingkan dengan budaya Yunani kuno dan China. Lokasi itu mungkin
menjadi rumah bagi lebih 15 juta orang dan memiliki dinding pertahanan
serta benteng yang menunjukkan perang telah terjadi selama keberadaan
mereka dan tidak hanya pada akhir peradaban itu.
"Saya pikir ini
salah satu kemajuan terbesar dalam 150 tahun arkeologi Maya. Saya tahu
ini terdengar hiperbola, tapi saat saya melihat citra Lidar, ini membuat
air mata saya menetes," ujar Profesor Arkeologi dan Antropologi Stephen
Houston di Universitas Brown pada BBC.
Para peneliti
membuat penemuan itu menggunakan teknologi Lidar yang merupakan
singkatan dari light detection and ranging. Pesawat dengan pemindai
Lidar menghasilkan peta permukaan tiga dimensi menggunakan cahaya dalam
bentuk sinyal laser yang dikaitkan dengan sistem GPS. Teknik ini
memungkinkan para peneliti membuat peta tentang puluhan kota Maya baru
yang tersembunyi di bawah rimbun daun hutan setelah ditinggalkan
penghuni aslinya.
Seperti struktur yang belum diketahui
sebelumnya, gambar ini juga menunjukkan jalanan mengaitkan pusat kota
dan pinggiran kota. Mereka juga menemukan irigasi canggih dan sistem
terasering yang mendukung pertanian untuk salah satu peradaban paling
canggih di Mesoamerika. Suku Maya dikenal dalam kecanggihan matematika
dan teknik yang memungkinkan mereka menyebar ke Amerika Tengah dan
Meksiko Selatan.
"Sekarang tidak perlu lagi memotong hutan untuk
melihat apa yang ada di bawahnya," ujar Marcello Canuto, salah satu
pakar dalam tim tersebut.
Peneliti lain menambahkan, "Struktur
benteng dan jalan besar mengungkap sejumlah modifikasi kondisi alam yang
dibuat Maya pada skala yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya," kata
Francisco Estrada-Belli dari Universitas Tulane.
CB, YERUSALEM -- Tim arkeolog Israel pada Senin
(1/1) mengungkapkan penemuan stempel tanah liat berusia 2.700 tahun
milik pemimpin kerohanian kota Yerusalem. Artefak itu, yang bertuliskan
"milik gubernur kota" dalam bahasa Ibrani kuno, diduga menempel dalam
paket atau dikirim sebagai cenderamata atas nama pemimpin kota itu,
jabatan tertinggi di Yerusalem pada waktu itu, kata badan Otoritas Antik
Israel.
Stempel itu, yang berukuran sebesar mata uang logam,
bergambar dua orang tengah berdiri saling berhadapan dengan posisi sama.
Stempel itu ditemukan di dekat Tembok Ratapan, kawasan Kota Tua
Yerusalem.
"Penemuan itu membuktikan pernyataan kitab suci akan
keberadaan gubernur di kota Yerusalem sekitar 2.700 tahun lalu," kata
Otoritas Antik Israel mungutip arkeolog Shlomit Weksler-Bdolah.
Gubernur
Yerusalem, yang ditunjuk oleh seorang raja, dua kali disebutkan dalam
kitab suci orang Yahudi, Tanakh. Penyebutan pertama ada di bagian Kitab
Para Raja yang menyatakan Nabi Yusuf sebagai Gubernur Yerusalem.
Penyebutan kedua berada di bagian Kitab Tawarikh.
Pengungkapan penemuan itu terjadi beberapa pekan setelah Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Peneliti temukan ribuan artefak berusia 1,76 tahun.
CB, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan lebih dari
seribu artefak batu. Diantara artefak yang ditemukan ini berusia 1,76
juta tahun. Artefak ditemuukan di Wadi Dabsa, di barat daya Arab Saudi
di dekat Laut Merah.
Artefak batu yang ditemukan ini termasuk
sisa-sisa kapak, parang (sejenis pisau), pencakar (digunakan untuk
mengikis daging dari kulit binatang), titik proyektil dan batu palu.
Salah satu kapak yang ditemukan memiliki berat 3,6 kilogram. Penemuan
tersebut dirinci dalam jurnal Antiquity edisi Desember 2017.
Berdasarkan
desain, arkeolog memperkirakan bahwa alat-alat tersebut disebut
'acheulian', sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis
alat batu yang dibuat antara 1,76 juta tahun hingga 100 ribu tahun lalu.
Penulis utama studi ini Frederick Foulds mengatakan alat-alat
tersebut dibuat ketika iklim lebih basah. Peneliti menemukan bahwa
topografi Wadi Dabsa seperti sebuah baskom yang mungkin memiliki aliran
air yang mengalir menuruni lerengnya. Air yang mungkin 'disatukan' di
dalam baskom.
"Aneh rasanya berjalan di atas batu-batu kering
keras yang dibentuk oleh penyatuan air selama periode yang jauh lebih
lama," kata profesor arkeologi di Universitas Durham di Inggris ini,
dilansir dari LiveScience.
Tempat di mana artefak ini
ditemukan sekarang merupakan bagian dari gurun tandus. Tempat ini dulu
memiliki iklim basah yang mendukung tanaman dan satwa liar.
"Iklim
seluruh Jazirah Arab telah berubah beberapa kali sebagai respons
terhadap perubahan besar-besaran di iklim global yang menyertai siklus
glasial selama 2,5 juta tahun terakhir," kata Foulds.
Lantaran
topografi Wadi Dabsa, wilayah tersebut mungkin telah menerima curah
hujan ketika bagian lain Arab Saudi gersang. "Manusia bisa terus tinggal
di Wadi Dabsa ketika mereka tidak dapat tinggal di daerah lain," kata
Foulds.
Tim melakukan penelitiannya sebagai bagian dari proyek
DISPERSE, yang menganalisis perubahan lanskap dan arkeologi di Afrika
dan Asia untuk lebih memahami bagaimana manusia berevolusi dan tersebar
dari Afrika.
CB, JAKARTA -- Peneliti menemukan sebuah dokumen
yang mengungkapkan bahwa kaisar pertama Cina, Qin Shi Huang ingin hidup
kekal. Kaisar bahkan mengeluarkan perintah eksekutif untuk mencari
ramuan yang akan memberinya kehidupan abadi.
Qin Shi Huang lahir
dengan nama asli Ying Zheng pada tahun 259 SM. Dia meninggal pada tahun
210 SM. Semasa hidup, dia telah menaklukkan keenam negara berperang di
Cina untuk menciptakan sebuah negara kesatuan. Sejak itu, dia mengklaim
dirinya sebagai kaisar.
Kantor berita Cina Xinhua melaporkan
peneliti menemukan dokumen selama masa pemerintahan Qin Shi Huang.
Dokumen itu ditemukan dalam slip atau potongan bambu atau kayu. Saat
itu, bambu atau kayu lazim digunakan sebagai alat tulis. Pada tahun
2002, lebih dari 36 ribu slip yang berisi kaligrafi kuno ditemukan di
sumur yang ditinggalkan di provinsi Hunan, Cina tengah.
Slip
sebanyak itu tertanggal 222 SM hingga 208 SM yang mencakup pembicaraan
politik, militer, ekonomi, hukum, budaya dan obar-obatan.
Zhang
Chunlong, seorang peneliti di Institut Arkeologi Hunan, menganalisis 48
slip bertuliskan ramuan obat-obatan dan menemukan bahwa kaisar pernah
memerintahkan pasukannya untuk mencari ramuan keabadian hingga daerah
perbatasan dan desa-desa terpencil.
"Diperlukan sebuah kekuatan
eksekutif yang kuat untuk mengeluarkan keputusan pemerintah pada zaman
kuno, ketika fasilitas transportasi dan komunikasi tidak berkembang,"
ujar Zhang, dilansir dari Xinhua.
Potongan-potongan kayu
bahkan mencantumkan beberapa tanggapan dari desa-desa. Satu desa
bernama Duxiang melaporkan kepada kaisar bahwa penduduknya belum
menemukan obat mujarab kehidupan abadi. Sementara, ada dokumen dari kota
lain di Provinsi Shandong yang modern di Cina timur menawarkan ramuan
dari gunung setempat.
Arkeolog dan sejarawan sudah memiliki
beberapa gagasan bahwa Qin Shi Huang terobsesi dengan keabadian. Sang
kasiar telah mengonsumsi cinnabar atau merkuri sulfida dengan harapan
memperpanjang umur. Jika dia tidak bisa hidup selamanya, Qin Shi Huang
paling tidak ingin memastikan bahwa dia akan 'memperisapkan' dengan baik
di pekuburannya. Untuk makamnya, kaisar membangun makam bawah tanah
yang luas.