Boeing berusaha memperbaiki perangkat lunak pada seri 737 MAX
CB,
SINGAPURA -- Boeing Co mengundang lebih dari 200 pilot dari sejumlah
maskapai penerbangan, pemimpin teknis, dan regulator dalam sesi
penyampaian informasi. Pertemuan ini merupakan pertanda bahwa perbaikan
perangkat lunak Boeing sudah hampir rampung dan masih membutuhkan
persetujuan regulator.
Sesi penyampaian informasi akan dilaksanakan di Renton, Washington
pada Rabu (27/3) mendatang. Dalam pernyataannya, Boeing mengatakan, sesi
tersebut merupakan bagian dari pembahasan untuk pembaruan perangkat
lunak dan pelatihan untuk seri Boeing 737 MAX.
"Kami telah
menjadwalkan dan akan terus mengatur pertemuan tambahan untuk
berkomunikasi dengan semua pelanggan dan operator Max saat ini dan di
masa depan," ujar juru bicara Boeing, Senin (25/3).
Tim
dari tiga maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) yang memiliki 737
MAX ikut berpatisipasi dalam sesi penyampaian informasi tersebut untuk
meninjau pembaruan perangkat lunak. Maskapai penerbangan SilkAir dan
Korean Air Lines telah menerima undangan tersebut dan mengaku akan
hadir.
Seorang
pejabat AS menyatakan, Federal Aviation Adminsitration (FAA) belum
menandatangani persetujuan peningkatan perangkat lunak dan pelatihan.
Tujuan pertemuan itu yakni untuk meninjau Boeing dalam beberapa pekan
mendatang.
Belum diketahui apakah pembaruan perangkat
lunak tersebut akan menyelesaikan kekhawatiran dari dua kecelakaan fatal
yang melibatkan Boeing 737 MAX-8. Wakil Presiden untuk Operasi
Penerbangan di Ethiopia, Yohannes Hailemariam mengatakan, sejak
kecelakaan yang menimpa Ethiopian Airlines ET-302, pihaknya terus
memperhatikan perkembangan sistem perangkat lunak Boeing. Apalagi,
Hailemariam merupakan seorang pilot dengan pengalaman lebhi dari 30
tahun dan pernah menerbangkan Boeing 777 dan 787.
"Ini
butuh penanganan cepat, setelah kecelakaan itu, hal tersebut menjadi
perhatian kami bahwa sistem ini sangat agresif," ujar Hailemariam.
Sejumlah
maskapai penerbangan telah menghentikan operasional Boeing 737 MAX-8.
Bahkan beberapa di antara mereka membatalkan pesanan pesawat tersebut.
Salah satunya yakni Garuda Indonesia yang membatalkan 49 pesawat Boeing
737 Max, karena telah kehilangan kepercayaan setelah dua kecelakaan
fatal yang terjadi di Addis Ababa, Ethiopia, dan Indonesia. Boeing 737
MAX merupakan pesawat terlaris dengan nilai pesanan yang mencapai lebih
dari 500 miliar dolar AS.