Jakarta (CB) - PT Pertamina EP, anak perusahaan PT
Pertamina (Persero), mengawali 2018 dengan melakukan pengeboran sumur
MJ-AA5 di Desa Mangunjaya, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi
Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin.
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf dalam keterangan persnya mengatakan MJ-AA5 merupakan sumur pengeboran eksploitasi yang dikelola PT Pertamina EP Asset 1 Ramba Field, dengan kedalaman 500 meter.
Kegiatan pengeboran diproyeksikan memakan waktu kurang lebih 16 hari dan target pengeboran kali ini berupa minyak. Sumur tersebut adalah sumur pertama yang dibor pada struktur Mangunjaya pascapenutupan sumur-sumur yang diserobot secara ilegal di area tersebut.
"Ini mempertegas bahwa Pertamina EP mempunyai tekad memproduksi migas secara legal dan mematuhi peraturan pemerintah yang berlaku serta kaidah best practice oil and gas," ujar Nanang.
Pengeboran sumur MJ-AA5 dilakukan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak usaha PT Pertamina (Persero), dengan memakai rig PDSI N55. Lokasi sumur MJ-AA5 berdekatan dengan sumur MJ 67 yang sebelumnya diserobot oleh penambang ilegal dan kini sudah ditutup.
Nanang juga menjelaskan bahwa pencapaian target produksi migas berdampak langsung terhadap pendapatan negara. Karena itu, Pertamina EP optimistis menghadapi 2018 dengan semangat jujur, tulus, dan amanah.
"Kami terus berupaya dalam peningkatan produksi dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. Selain itu setiap pekerja juga senantiasa mengembangkan sikap dan semangat jujur, tulus, amanah dalam menjalankan pekerjaan," ujarnya.
Ia mengatakan beberapa tahun terakhir menjadi tantangan bagi industri migas karena harga minyak yang belum stabil. Kendati demikian, Pertamina EP terus berjuang agar bertahan dalam masa-masa sulit dan berupaya melawan keterbatasan.
"Kami mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat agar dalam kegiatan operasional kami berjalan lancar, operational excellence dan zero accident," katanya.
Selain kegiatan pengeboran sumur, jajaran direksi dan komisaris Pertamina EP ikut menyaksikan peluncuran Stasiun Pengumpul (SP) Mini di RB-05 untuk mengoptimalisasi formasi Ramba Klasik. SP mini ini merupakan inovasi para pekerja Pertamina EP Asset 1 Ramba Field untuk mematahkan backpressure struktur Ramba.
"Sesuai rencana sumur aktif dan reaktivasi dapat memberikan tambahan produksi sampai 200 barel per hari sehingga mendukung pencapaian target produksi pada 2018," ujar General Manager Asset 1 Rizal Risnul Wathan.
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf dalam keterangan persnya mengatakan MJ-AA5 merupakan sumur pengeboran eksploitasi yang dikelola PT Pertamina EP Asset 1 Ramba Field, dengan kedalaman 500 meter.
Kegiatan pengeboran diproyeksikan memakan waktu kurang lebih 16 hari dan target pengeboran kali ini berupa minyak. Sumur tersebut adalah sumur pertama yang dibor pada struktur Mangunjaya pascapenutupan sumur-sumur yang diserobot secara ilegal di area tersebut.
"Ini mempertegas bahwa Pertamina EP mempunyai tekad memproduksi migas secara legal dan mematuhi peraturan pemerintah yang berlaku serta kaidah best practice oil and gas," ujar Nanang.
Pengeboran sumur MJ-AA5 dilakukan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak usaha PT Pertamina (Persero), dengan memakai rig PDSI N55. Lokasi sumur MJ-AA5 berdekatan dengan sumur MJ 67 yang sebelumnya diserobot oleh penambang ilegal dan kini sudah ditutup.
Nanang juga menjelaskan bahwa pencapaian target produksi migas berdampak langsung terhadap pendapatan negara. Karena itu, Pertamina EP optimistis menghadapi 2018 dengan semangat jujur, tulus, dan amanah.
"Kami terus berupaya dalam peningkatan produksi dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. Selain itu setiap pekerja juga senantiasa mengembangkan sikap dan semangat jujur, tulus, amanah dalam menjalankan pekerjaan," ujarnya.
Ia mengatakan beberapa tahun terakhir menjadi tantangan bagi industri migas karena harga minyak yang belum stabil. Kendati demikian, Pertamina EP terus berjuang agar bertahan dalam masa-masa sulit dan berupaya melawan keterbatasan.
"Kami mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat agar dalam kegiatan operasional kami berjalan lancar, operational excellence dan zero accident," katanya.
Selain kegiatan pengeboran sumur, jajaran direksi dan komisaris Pertamina EP ikut menyaksikan peluncuran Stasiun Pengumpul (SP) Mini di RB-05 untuk mengoptimalisasi formasi Ramba Klasik. SP mini ini merupakan inovasi para pekerja Pertamina EP Asset 1 Ramba Field untuk mematahkan backpressure struktur Ramba.
"Sesuai rencana sumur aktif dan reaktivasi dapat memberikan tambahan produksi sampai 200 barel per hari sehingga mendukung pencapaian target produksi pada 2018," ujar General Manager Asset 1 Rizal Risnul Wathan.
Credit antaranews.com