Jumat, 13 Mei 2016
Saudi Ancam Luncurkan Operasi Militer di Sanaa
WASHINGTON - Arab Saudi dan koalisi Teluk-nya mengancam akanmeluncurkan operasi militer di Ibu Kota Yaman, Sanaa untuk memerangi pemberontak Houthi. Operasi diluncurkan jika perundingan damai di Kuwait gagal.
Ancaman ini disampaikan juru bicara koalisi Teluk yang dipimpin Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri. Saudi berharap perundingan damai antara pemerintah Yaman dan Houthi yang ditengahi PBB itu membuahkan hasil.
“Tetapi jika tidak, hari ini kita memiliki pasukan di sekitar ibu kota dan kami akan masuk karena bertujuan mengamankan Yaman,” kata Asseri.
“Jika pembicaraan gagal, Sana'a akan segera bebas,” lanjut jenderal Saudi ini saat berkunjung ke Washington, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (12/5/2016).
"Kita tidak bisa meninggalkan Yaman di wilayah abu-abu,” lanjut Asseri. ”Memiliki Yaman sebagai negara gagal bukan memberi manfaat kepada siapa pun.”
Komentar Asseri ini menunjukkan potensi eskalasi operasi militer setelah Deputi Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, yang juga Menteri Pertahanan Saudi, mengatakan pada bulan lalu bahwa ada kemajuan signifikan dalam pembicaraan damai dan konflik Yaman segera berakhir.
Pemberontak Houthi nyaris menguasai Yaman tahun lalu sebelum akhirnya Saudi dan sekutu Teluk-nya menolong sekutunya; Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi. Saudi selama ini menuduh Houthi mendapat dukungan dari Iran.
Menurut data PBB, lebih dari 6.000 orang perang Yaman yang sudah berlangsung satu tahun. Sebanyak 2,2 juta orang kehilangan tempat tempat tinggal.
Juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, mengapresiasi kemajuan dalam upaya perundingan damai di Kuwait.”Dalam musyawarah di Kuwait, beberapa kesamaan telah muncul,” katanya di New York.
Credit Sindonews