OKINAWA – Kementerian Pertahanan Amerika
Serikat (AS) telah memublikasikan dokumen yang berisi perjanjian rahasia
AS dan Pemerintah Jepang terkait hak membawa senjata nuklir.
Dilaporkan, dokumen tersebut menunjukkan bahwa AS diberikan hak untuk membawa senjata nuklir ke Prefektur Okinawa, Jepang. Hal ini dianggap kontroversial karena berdasarkan perjanjian pada 1971, Okinawa diserahkan sepenuhnya kepada Jepang (pasca-Perang Dunia II, sebelumnya Okinawa dimiliki AS).
Munculnya dokumen ini menunjukkan bahwa kapan saja AS dapat kembali mengontrol Presfektur Okinawa dan memiliterisasinya dengan senjata nuklir. Pada dokumen itu juga berisi catatan rangkaian kejadian pada 1969–1973 ketika Menteri Pertahanan AS masih dijabat Melvin Laird.
Sebagaimana dilansir NHK, Senin (16/5/2016), lengkapnya pada dokumen tersebut berisi perjanjian bahwa AS dapat kembali mengontrol Okinawa walaupun ada pelarangan hadirnya senjata nuklir di tanah Jepang. Namun di masa krisis, hak untuk mengembalikan senjata nuklir tersebut diperbolehkan.
Dilaporkan, dokumen rahasia itu ditandatangani oleh pemimpin dari AS dan Jepang pada era tersebut (ketika perjanjian dibuat), dan selama ini disimpan oleh keluarga mantan Perdana Menteri Negeri Sakura Eisaku Sato.
Saat ini, Pemerintah Jepang sudah menyusun komite untuk menginvestigasi perjanjian tersebut.
Dilaporkan, dokumen tersebut menunjukkan bahwa AS diberikan hak untuk membawa senjata nuklir ke Prefektur Okinawa, Jepang. Hal ini dianggap kontroversial karena berdasarkan perjanjian pada 1971, Okinawa diserahkan sepenuhnya kepada Jepang (pasca-Perang Dunia II, sebelumnya Okinawa dimiliki AS).
Munculnya dokumen ini menunjukkan bahwa kapan saja AS dapat kembali mengontrol Presfektur Okinawa dan memiliterisasinya dengan senjata nuklir. Pada dokumen itu juga berisi catatan rangkaian kejadian pada 1969–1973 ketika Menteri Pertahanan AS masih dijabat Melvin Laird.
Sebagaimana dilansir NHK, Senin (16/5/2016), lengkapnya pada dokumen tersebut berisi perjanjian bahwa AS dapat kembali mengontrol Okinawa walaupun ada pelarangan hadirnya senjata nuklir di tanah Jepang. Namun di masa krisis, hak untuk mengembalikan senjata nuklir tersebut diperbolehkan.
Dilaporkan, dokumen rahasia itu ditandatangani oleh pemimpin dari AS dan Jepang pada era tersebut (ketika perjanjian dibuat), dan selama ini disimpan oleh keluarga mantan Perdana Menteri Negeri Sakura Eisaku Sato.
Saat ini, Pemerintah Jepang sudah menyusun komite untuk menginvestigasi perjanjian tersebut.
Credit Okezone